Pentingnya Berjam’iyyah bagi Umat Islam

Pentingnya Berjam'iyyah bagi Umat Islam

Kebenaran dapat menjadi lemah karena perselisihan, perpecahan dan kebatilan sebaliknya dapat menjadi kuat dengan persatuan dan kekompakan(Sayyidina Ali RA)

Pecihitam.org – Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian, sudah menjadi fitrahnya bahwa manusia akan hidup bersandingan dengan manusia lainnya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sekalipun ada seseorang yang memutuskan untuk hidup sendirian tetapi tetap saja setidaknya dia akan berinteraksi dengan manusia lainnya. Lalu dalam Islam sendiri ada banyak Jam’iyyah apakah perlu untuk mengikuti Jam’iyyah dalam Islam?

Ketika Nabi Adam membangun peradaban untuk pertama kalinya, beliau membangunnya dengan membangun suatu kelompok dari keturunan-keturunannya, kelompok tersebut kemudian terus berkembang dan membangun kelompok-kelompok lainnya. Hal tersebut terus berlangsung sampai dengan saat ini.

Maka bisa dipastikan bahwa manusia bisa menjadi kuat dengan melakukan suatu pekerjaan secara bersama-sama (gotong royong). Hal ini tentu saja menjadi suatu pelajaran yang sangat penting. Contohnya adalah manusia membentuk suatu kelompok besar yang bernama Negara, Provinsi, kabupaten/kota dan seterusnya.

Dengan membangun sistem yang sedimikian rupa kemudian kelompok yang dibangun akan bisa menjadi kokoh dan mampu mengayomi anggota-anggota yang ada didalamnya. Jika contoh dalam sebuah Negara maka kita bisa menemukan berbagai macam aturan untuk bisa menjadikan Negara ini tetap stabil dan terus berkembang.

Baca Juga:  Pekik Takbir yang Salah Kaprah Hingga Kehilangan Marwah

Lalu bagaimana jika membangun sebuah kelompok dalam Islam?

Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang berbunyi Rasulullah SAW telah benar-benar bersabda yang artinya “Tangan Allah bersama dengan jama’ah. Apabila diantara Jama’ah itu yang memencil sendiri, maka syaitanpun akan menerkamnya seperti halnya srigala yang menerkam domba“.

Menurut Kiai Ali Munir pengasuh pondok-pesantren Assanusi Babakan Ciwaringin Cirebon mengatakan, bahwa Sholat berjama’ah sudah menjadi Isyarat yang jelas yang diberika oleh Allah SWT kepada manusia melalui para kekasihnya, untuk memperkokoh agama dan keimanan setiap muslim dengan bersama-sama.

Maksudnya adalah dengan berkelompok maka kaum muslimin akan bisa menjadi kokoh. Sebab jika bersama-sama maka akan bisa saling mengingatkan dan saling memberikan pertolongan. Sehingga sangat dianjurkan sekali untuk setiap muslim masuk dalam kelompok-kelompom Islam yang ada.

Tetapi perlu diingat bahwa dalam haruslah berhati-hati dalam memasuki sebuah kelompok meskipun itu adalah kelompok yang mengatas namakan Islam. Sebab banyak kelompok yang mengatas namakan Islam tetapi memiliki kepentingan yang lain selain kepentingan yang baik umat manusia itu sendiri. Kalo kata Gus Dur yang dibangun adalah tujuan untuk kepentingan kemanusiaan.

Baca Juga:  Dikotomi Islam dan Barat; Membaca Ulang Teori the Clash of Civilizations

Jadi perlu diingat bahwa kelompok yang dibangun adalah demi untuk kepentingan dan kebaikan umat manusia serta menciptakan Islam Rahmatan lil ‘alamin. Seperti yang sudah dicontohkan oleh Nabi ketika membangun Kota Madinah yang diperuntukkan untuk kesejahteraan seluruh manusia, baik itu umat Islam maupun Non Muslim.

Maka menjadi penting mengikuti sebuah kelompok (Jam’iyyah) bagi umat Islam agar bisa terlindung dari keburukan dan bisa mengikuti orang-orang yang ‘alim sebagai pembimbing penerang jalan. Seperti halnya warga Nahdliyin yang menjadi Jam’iyyah Nahdlatul Ulama berusaha mengikuti jejak para ulama dan mendapatkan berkah kebaikan didalamnya, seperti Hadratu Syeikh KH. Hasyim Asy’ari dan ‘alim ulama yang lainnya.

Menghindari perpecahan antar kelompok

Dalam Islam sendiri banyak sekali kelompok-kelompok (jam’iyyah) yang ada. Hal ini sudah sesuai dengan yang pernah disampaikan oleh Nabi yang intinya adalah bahwa umat Islam akan terbagi menjadi 73 golongan.

Banyaknya kelompok-kelompok Islam itu menjadi wajar, sebab lahirnya setiap kelompok disebabkan dengan latar belakang yang berbeda-beda. Bisa karena tingkat keilmuan yang berbeda, tingkat pemahaman yang berbeda dan motif yang berbeda-beda pula. Yang jelas menurut Kiai Ali Munir bahwa kelompok yang baik adalah mereka yang mepertimbangkan Hablun minannas dan Hablun minallahnya dengan seimbang.

Baca Juga:  Stop Rasisme! Papua adalah Indonesia, Papua adalah Kita, #KitaIniSama

Banyaknya kelompok dalam Islam seharusnya tidak menjadi suatu perpecahan untuk Islam itu sendiri sebab Sayyidan Ali sudah mewanti-mewantinya agar tidak saling bertikai sesama kaum muslimin, Sayyidina Ali Karramallahu wajhah berkata yang artinya : “Dengan perpecahan tidak ada satupun kebaikan dikaruniakan Allah kepada seseorang, baik dari orang-orang terdahulu maupun orang-orang yang belakangan“.

Jika hanya sebatas perbedaan pandangan dan pendapat itu sah-sah saja. Tetapi apabila perbedaan tersebut menjurus pada suatu perpecahan maka hal inilah yang harus segera dihindari oleh seluruh kaum Muslimin. Demikian Semoga bermanfaat. Tabik.!

Fathur IM