Puasa Sunnah Muharram 2020, Jadwal, Bacaan Niat, Sejarah dan Keutamaannya

puasa muharram 2020

Pecihitam.org – Puasa sunah Muharram, yaitu puasa Tasua (9 Muharam) dan Asyura (10 Muharam termasuk amalan sunnah yang sangat dianjurkan. Untuk tahun ini, jadwal puasa Tasua (9 Muharram) bertepatan pada Jumat, 28 Agustus 2020 sedangkan puasa Asyura (10 Muharram) pada Sabtu, 29 Agustus 2020.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Daftar Pembahasan:

Bacaan Niat Puasa Tasua dan Asyura

Sebagaimana ibdah-ibadah yang lain, menjalankan ibadah puasa Tasua dan Asyura juga harus diawali dengan niat. Berikut adalah lafal niat puasa Tasua dan puasa Asyura yang dapat dibaca pada malam hari atau sebelum terbitnya fajar.

Bacaan Niat Puasa Tasua di Malam Hari

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnatit Tasu‘a lillahi ta‘ala.

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Tasu‘a esok hari karena Allah SWT.”

Bacaan Niat Puasa Asyura di Malam Hari

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati asyura lillahi ta‘ala.

Artinya: “Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.”

Niat Puasa Tasua dan Asyura di atas dibaca pada malam hari sebelum terbit fajar. Namun jika terlupa, karena ini puasa sunah, maka mengucapkan niat puasa Tasu’a dan Asyura bisa dilakukan ketika fajar sudah terbit atau saat hari sudah siang. Dengan catatan selama belum melakukan beberapa perkara yang dapat membatalkan puasa, misalnya makan dan minum.

Baca Juga:  Nasehat Kyai Maimoen Zubair Bagi Kamu yang Ingin Menikah

Berikut adalah niat puasa Tasua dan puasa Asyura setelah terbit fajar.

Bacaan Niat Puasa Tasua Setelah Fajar

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى

“Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an ada’i sunnatit Tasu‘a lillahi ta‘ala.”

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Tasu’a pada hari ini karena Allah SWT.”

Bacaan Niat Puasa Asyura Setelah Fajar

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ عَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

“Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an ada’i sunnati asyura lillahi ta‘ala.”

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Asyura pada hari ini karena Allah SWT.”

Sejarah Puasa Tasua dan Asyura

Sebelum Islam datang, kaum Quraisy ternyata sudah terbiasa melakukan puasa Asyura, yang sesuai namanya (kesepuluh) dan dikerjakan pada 10 Muharam.

Ketika Nabi Muhammad Saw. hijrah ke Madinah, beliau menyaksikan kaum Yahudi setempat juga mengerjakan puasa pada hari tersebut. Ketika Rasulullah Saw bertanya, mengapa kaum Yahudi Madinah berpuasa pada tanggal 10 Muharrram, mereka menjawab, “Ini adalah hari baik, pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israel dari musuh-musuh mereka, Musa berpuasa pada hari ini.”

Jawaban kaum Yahudi tersebut merujuk pada tradisi turun-temurun, bahwa sebagai wujud rasa syukur kepada Allah yang membimbing Nabi Musa dan Bani Israel menyeberangi Laut Merah demi keluar dari kekejaman Firaun Mesir, Nabi Musa berpuasa pada hari tersebut.

Baca Juga:  Lebah dan Madu dalam Al-Quran, Ternyata Inilah Keistimewaannya

Mendengar jawaban ini, Rasulullah saw. bersabda, ” Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian”.

Beliau Saw lantas berpuasa dan memerintahkan umat Islam juga berpuasa pada hari Asyura. Ajakan puasa Asyura ini berlaku sejak tahun ke-2 Hijriah.
Dalam hadis yang diiriwayatkan dari Aisyah Ra., disebutkan,

“Rasulullah saw. memerintahkan berpuasa pada hari Asyura. Dan ketika puasa Ramadan diwajibkan, siapa yang ingin (berpuasa pada hari Asyura) ia boleh berpuasa dan siapa yang ingin (tidak berpuasa) ia boleh berbuka” (H.R. Bukhari).

Sedangkan terkait puasa Tasua (puasa kesembilan), Nabi Saw tidak sempat mengerjakan puasa tersebut karena beliau sudah wafat pada 8 Juni 632 M (12 Rabiul Awwal 11 H). Namun sebelumnya, beliau sudah menganjurkan umat Islam untuk berpuasa pada 9 Muharam.

Diriwayatkan dari jalur Abdullah bin Abbas, Rasulullah Saw berpuasa pada hari Asyura dan menganjurkan umat Islam untuk turut berpuasa. Suatu ketika, mereka berkata, “Ya Rasulullah, ini hari yang dimuliakan oleh orang Yahudi dan Nasrani”.

Mendengar jawaban tersebut, Nabi berkata, “Jika aku masih hidup hingga tahun depan, insyaAllah, kita akan berpuasa pada hari kesembilan juga”. Namun, Rasulullah wafat sebelum tahun berikutnya tiba (H.R Muslim 1916).

Baca Juga:  Inilah Pengantin Al Quran dan Keindahannya yang Jarang Diketahui

Keutamaan Puasa Sunnah Muharram

Puasa Tasua dan Asyura di bulan Muharram disebut-sebut sebagai puasa yang paling utama setelah puasa wajib pada bulan Ramadhan. Diriwayat dari jalur Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda,

“Puasa paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, yakni Muharam. Sedangkan shalat paling utama setelah salat fardhu adalah shalat malam,”.

Selain mengerjakan puasa Tasua pada tanggal 9 dan puasa Asyura pada 10 Muharram, umat Islam juga dapat melakukan amalan-amalan sunah lainnya seperti shalat sunah, bersedekah pada hari Asyura, membaca surah Al-Ikhlas sebanyak 1.000 kali, dan beberapa amalan sunnah lainnya. Semoga puasa Muharram tahun 2020 ini menjadikan berlimpahnya keberkahan. Amiin. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik