Tiga Tokoh Filsafat Islam dengan Karyanya yang Masyhur

tokoh filsafat islam

Filsafat Islam merupakan hasil usaha manusia yang berkesinambungan, dan tidak lepas dari tokoh-tokoh Islam yang telah mewarisi hasil pemikirannya yang sampai saat ini. Berikut adalah 3 tokoh filsafat Islam dan karya-karya yang masyhur.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

1. Ibnu Sina

Ibnu Sina adalah Filosofi Muslim yang mengembangkan filsafat klasik islam dan diberi gelar “Pangeran Para Dokter”. Nama lengkapnya adalah Abu ‘Ali Al-Husuain Ibnu ‘Abd Allah Ibn Hasan Ibnu ‘Ali Ibn Sina.

Ibnu sina juga popular dengan sebutan “Avicenna” di wilayah Barat perubahan ucapan ini dpengaruhi oleh bahasa orang Yahudi, Spanyol, Latin. Dan karena banyak naskah-naskah arab yang diterjemahkan kedalam bahasa latin pada abad ke-12 di Spanyol.

Ibnu Sina Lahir di Desa Afsanah, dekt Khairmaitan, kabupaten Balkh, wilayah Afghanistan Propinsi Bukhara ( yang sekarang masuk daerah Rusia ) pada tahun 370 H/ 980 M. Ibunya bernama Astarah, dan ayahnya bernama Abdullah yang merupakan seorang Gubernur dari suatu Distrik di Bukhara pada Masa Samaniyyah Nuh II bin Mansur. Ibnu Sina meninggal dunia pada 428 H/ 1037 M, pada usia 58 tahun dan dikebumikan di Hamadzan.

Ibnu Sina Lahir tepat pada Masa kekacauan Khalifah Abasiyah yang mulai mengalami kemunduran, banyak wilayah serta negeri-negeri kekuasaan khalifah Abasiyah yang kemudian memisahkan diri. Termasuk kota Baghdad yang menjadi pusat Ilmu Pengetahuan akhirnya jatuh ke tangan Bani Buwaih.

Ibnu Sina sejak usianya masih muda ia telah hafal Al-Qur’an 30 Juz pada usianya masih 10 tahun, dan pada usia 17 tahun ia telah menguasai beberapa ilmu sisiplin seperti matematika, logika, fisika, kedokteran, astronomi, hukum, dan lainnya termasuk filsafat yang juga berkembang di masa beliau.

Ibnu Sina sangat menguasai dalam bidang Filsafat dan Kedokteran, kemampuannya di bidang Filsafat dan Kedokteran sama beratnya. Misalnya saja dalam bidang kedokteran ia telah mempersembahkan Al-Qanun fit Thibb, yaitu ilmu kedokteran modern pelajaran yang sangat lengkap dan disusun secara sistematis.

Baca Juga:  Ini Warisan Kiai Sahal dalam Fikih Sosial Yang Wajib Kita Pelajari

Selain itu Ibnu Sina juga telah banyak menemukan bahan nabati baru seperti Zanthoxyllum budrunga yang dapat menyembuhkan beberapa penyakit tertentu seperti radang selaput otak ( Miningitis ). Dan Ibnu Sina merupakan orang pertama yang menemukan peredaran manusia yang kemudian disempurnakan oleh William Harvey, juga yang menyebutkan bahwa bayi mengambil makanan dari tali pusarnya.

Karya tulis Ibnu Sina cukup banyak, sekitar 276 karya dalam hasil buku, risalah dan juga karangan ilmiah berupa syair. Sebagian besar karyanya menggunakan bahasa Arab dan sebagian lagi ada yang menggunakan bahasa Persia.

Karya Ibnu Sina lainnya adalah:

  • Kitab Al-Syifa (The book Of Recovery or The Book of Remedy, 1022 M)
  • Kitab Al-Najat
  • Kitab Al-Qanun fi al-Thibb
  • Kitab Al-Isyarat wa al-Taanbiat
  • At-Tawqif (Rekonsiliasi antara Agama dan Filsafat)

2. Al-Ghazali

Imam Al-Ghazali memiliki nama lengkap yaitu, Abu Hamid Muhammad ibnu Ahmad Al-Ghazali Al-Thusi, lahir pada tahun 450 H/ 1058 M di Ghazalah, Thus, Provinsi Khurasan, Republik Islam Iran. Merupakan keturuan Persia asli.

Orang tua beliau gemar mempelajari ilmu tasawuf, sehingga mereka hanya mau makan dari hasil tangannya sendiri dari menenun wol. Al-Ghazali merupakan sebutan dari penduduk khurasan terhadapnya.

Al-Ghazali belajar di Thus Jurjan, dan Naisabur, saat umurnya 20 tahun ia menuntut ilmu di kota Thus dari kedua gurunya Razakani bin Muhammad dan Yusuf Al-Nassaj seorang sufiwan terkenal pada tahun 479 H.

Ia menimba ilmunya Abu Nasr Al-Isma’ly di Jurjan dan akhirnya masuk sekolah di Nizhamiyaah, Naisabur yang di pimpin oleh al-Juwaini (Imam Al-Karamain).

Beliau kemudian tinggal di Mu’askar (komplek tentara) selama 5 tahun dan di lanjutkan lagi di Baghdad selama 5 tahun. Di Baghdad beliau menjadi pemimpin dan guru besar Madrasah Nizhamiyah Baghdad.

Baca Juga:  Biografi Hasan al-Basri, Ulama Hadits pada Masa Tabi'in

Ia mempelajari Filsafat dan kemudian menuliskan pemahamannya tentang filsafat pada buku Maqasad al-Falasafiyaah (tentang pemahaman para Filosof menurut pemahaman Al-Ghazali), kemudian juga mengkritik argument-argumen para Filosof dengan menulis Thafut al-Falasufiyah (ketidak konsistenan para Filosof).

Al-Ghazali wafat pada tanggal 4 Jumaddil akhir 505 H, pada usia 55 tahun, dan dimaakamkan di sebelah Timur benteng Thabaran berdampingan dengan makam penyair terkenal yaitu Al-Firdaus.

Al-Ghazali diberi gelar Hujjat al-Islam (argumentasi Islam)., karena pembelaannya terhadap kaum Bathiniyat. Al-Ghazali merupakan Fakih, Mutakallim, dan Sufi.

Karya tulisnya lebih dari 228 buku/risalah antara lain:

  • Ihya ‘Ulum Al-Din
  • Al-Iqtishad fi al-I’toqad
  • Maqasid al-Falasifat
  • Taqafut al-Falasifiyah
  • Al-Munqiz min al-Dhalal
  • Mizan al-‘amal

3. Ibnu Rusyd

Ibnu Ruysd atau terkenal dengan Averrois, (perubahan ucapan nama dari Yahudi-Spanyol-Latin) dan memiliki nama lengkap Abu Walid Muhammad Ibnu Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Ruysd. Lahir pada tahun 520 H/ 1126 M di Cordova, Andalus dan keluaraga yang terpandak dan berpendidikan.

Kakek Ibnu Ruysd adalah Dewan Hakim di Seluruh Andalusia pada Pemerintahan Al-Murbtiyah. Ibnu Ruysd wafat di Marakesh atau Maroko pada tahun 595 H/ 1198 M.

Ibnu Ruysd menguasai fikih, ilmu kalam, dan sastra Arab dengan baik. Ibnu Ruysd juga menekuni ilmu disiplin seperti matematika, fisika, dan filsafat. Ibnu Ruysd nerupakan sarjana Filosof yang paling besar dalam di Arab.

Beliau adalag salah seorang komentator yang paling menguasai karya-karya Aristoteles sehingga diberi gelar The Famous Comentator Of Aristotle yang diberikan oleh Dante Alagieri (pengarang Divine Comedy).

Ibnu Ruysd juga pernah menjabat sebagai pejabat Negara, ketua Mahkamah Agung, dan menjadi Guru besar dan Dokter istana, beliau menggantikan Ibnu Thufail yang sudah tua. Beliau juga mempunyai karya-karya ilmiah dalam beberapa ilmu pengetahuan yang sekarang menjadi rujukan oleh para ahli.

Baca Juga:  Mengejutkan! Syaikh Utsaimin Menyatakan Al Bani Bukan Ahli Hadits

Pada tahun 1195M, Ibnu Ruysd pernah dituduh kafir, diadili dan dihukum untuk di buang ke Lucena, dekat Cordova dan diturunkan dari semua jabatannya. Bukunya pun di bakar, kecuali yang bersifat ilmu pengetahuan (sains).

Menurut Nurcholish Madjid, tindakan yang tragis ini terjadi berdasarkan perhitungan politis. Yang kemudian dimanfaatkan oleh ulama-ulama konservatif yang tidak suka kepada Ibnu Ruysd untuk menyingkirkan beliau. Keadaan ini tidak berlangsung lama dan berakhir pada tahun 1197 M.

Tidak lama kemudian Ibnu Ruysd meninggal pada 10 Desember 1198 M/ 9 Safar 595 H di Marakes pada usia 72 tahun.

Karya tulis karanagn Ibnu Rusyd antara lain :

  • Fash al-Maqal fi ma bain Al-Hikmat wa al-Syari’ah min al-ittishal (tentang agama dan filsafat).
  • Al-kasyf’an Manahij Al-Adillat fi’aqa’id al-millat (tentang ahli ilmu kalam dan sufi)
  • Tahafut al-Tahafut ( tentang Kritikan terhadap karya Al-Ghazali yang berjudul Tahafut Al-Falasifat)
  • Bidayat al-Mujtahid wa nihayat al-Muqtasid ( tentan uraian-uraian di bidang fikih).
  • Alam qadim.

Demikianlah biografi dari beberapa tokoh Filsafat Islam dengan segala karaya-karyanya yang sampai sekarang masih digunakan sebagai rujukan ilmu pengetahuan.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik