Tips Memilih Pesantren yang Baik untuk Anak, Orang Tua Wajib Tahu!

tips memilih pesantren untuk anak

Pecihitam.org – Kelulusan sekolah sudah selesai, liburan hampir usai. Berhubung saat ini sudah mulai memasuki tahun ajaran baru, beberapa pesantren sudah mulai melakukan persiapan penerimaan santri baru bahkan ada yang sudah membukanya. Sebagai panduan bagi orang tua, kali ini pecihitam.org akan memberikan tips memilih pesantren yang baik untuk pendidikan anak.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Pondok Pesantren saat ini mulai banyak diminati para orang tua untuk melanjutkan pendidikan anaknya menempuh pendidikan jenjang SLTP dan SLTA. Bahkan tidak sedikit pula orang tua yang sudah memondokkan anaknya sejak usia sekolah dasar (SD atau MI).

Pesantren menjadi salah satu lembaga pendidikan anak dan solusi untuk menghindari dari pergaulan bebas, yang hari ini sangat meresahkan dikalangan remaja. Pesantren semakin menjadi pilihan, ini terbukti setiap tahunnya, jumlah pendaftar pesantren di seluruh Indonesia membludak. Apalagi kini pondok pesantren tidak lagi dianggap ketinggalan zaman karena sudah semakin maju dan berkembang pesat.

Tips Memilih Pesantren untuk Anak

Berikut adalah ulasan mengenai tips memilih pesantren yang baik untuk anak. Dan semoga dapat dijadikan sebagai rujukan orang tua sebelum memasukkan anaknya ke pesantren. Adapun sebelum memilih pesantren yang tepat ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

1. Sesuaikan Pesantren yang Hendak Dipilih dengan Afiliasi Kultural Anda.

Maksudnya jika anda dan keluarga adalah orang yang secara kultural berlatarbelakang NU (Nahdlatul Ulama) seperti suka tahlil, qunut, maulid Nabi, dll, maka carilah pesantren NU. Jika anda dan keluarga adalah seorang Muhammadiyah, maka sebaiknya pilihlah pesantren Muhammadiyah.

Jika anda seorang penganut Salafi-Wahabi, maka pilihlah pesantren yang kultur dan pengasuhnya Salafi-Wahabi. Ada lagi misal anda dari kelompok minoritas seperti LDII, Wahidiyah, dll, maka carilah pesantren yang diasuh oleh mereka yang sesuai aliran ideologinya dengan anda.

Ini langkah pertama yang sangat penting dan krusial. Jangan sampai orang NU dikirim ke pesantren Wahabi dan sebaliknya. Karena kesalahan memilih pesantren ini akan berdampak pada konflik sosial antara anak, orang tua dan keluarga nantinya.

Baca Juga:  Najwa Shihab: Pesantren Jadi Rumah Pemersatu Anak Bangsa

2. Perhatikan Tipe, Sistem dan Model Pendidikan Pesantren

Secara umum, di Indonesia terdapat dua tipe pondok pesantren, Salaf (tradisional) dan Modern (Terpadu, Ashriyah). Pondok salaf lebih fokus mengkaji pada kitab-kitab kuning dengan sistem pengajian tradisional (seperti sorogan, wetonan, dan bandongan).

Sedangkan pondok modern pendidikannya memadukan ilmu agama dan umum, dan terdapat jenjang pendidikan seperti tingkat Tsanawiyah maupun Aliyah. Pesantren modern biasanya juga terdapat kegiatan ekstrakurikulernya, layaknya sekolah umum, hanya saja pesantren lebih bervariasi.

Dari sini orang tua bisa menentukan terlebih dahulu, si anak maunya pesantren yang jenis seperti apa, Salaf atau Modern. Karena hal ini juga berpengaruf terhadap hasil outputnya nanti.

3. Perhatikan Biaya Pendidikannya

Biaya pendidikan adalah salah satu komponen pendukung jalannya kegiatan dan proses belajar mengajar, dan ini merupakan bagian dari pada salah satu pengorbanan dalam menuntut ilmu. Setiap pesantren pastinya akan berbeda-beda biaya pendidikannya, tergantung pada sistem, sarana dan prasarana, serta tenaga pendidik yang terdapat pada pesantren tersebut.

Maka sebaiknya, para orang tua juga memastikan biaya pendidikan terlebih dahulu sebelum memilih pesantren, sesuaikan kemampuan finansial agar tidak bermasalah pendidikan si anak nantnya. Sebab, tidak sedikit anak-anak putus pendidikannya di pesantren karena terkendala pada biaya.

Meski demikian bagi orang tua yang kurang mampu tidak perlu kawatir, karena bisa memilih pondok pesantren yang mempunyai program menggratiskan biaya pendidikan bagi santrinya.

4. Sarana dan Prasarana Pesantren

Fasilitas pendidikan juga merupakan salah satu bagian dari penunjang kesuksesan pendidikan anak. Hal ini memang bukan rumus yang baku, karena ada juga pesantren minim fasilitas namun berhasil melahirkan ouput santri yang berkualitas.

Tidak sedikit, para orang tua mengeluh di tengah jalan karena kurangnya fasilitas di pesantren anaknya, dan kerap membanding-bandingkan dengan pesantren lain yang jauh lebih lengkap dari segi fasilitasnya. Padahal, biaya pendidikan yang dikeluarkan tidak seberapa besar dari pesantren yang lebih lengkap fasilitasnya.

Jika ingin membanding-bandingkan harus fair, jangan sampai terjebak dengan standar pendidikan pesantren lain, makanya sangat penting memperhatikan terlebih dahulu fasilitas pesantren yang dituju agar tidak ada keluhan dan penyesalan di kemudian hari.

Baca Juga:  Bantu Operasional Pondok Pesantren di Tengah Pandemi, Menag Siapkan Rp 2,3 Triliun

5. Perhatikan Kegiatan Formal dan Informal Pesantren

Setiap pesantren mempnyai kegiatan yang berbeda-beda tergantung pada system dan pola pendidikan di pesantren tersebut, meskipun ada satu dua hal yang sama. Biasanya si anak akan memilih pesantren yang terdapat kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakatnya, terutama dalam kegiatan ekstrakurikulernya.

Maka sebaiknya para orang tua harus mengecek terlebih dahulu, misalkan jika menginginkan si anak menjadi penghafal Al Qur’an maka pilih pesantren dan fokus pada penghafalan Al Qur’an yang otomatis kegiatannya lebih ringan, lebih banyak waktu untuk kegiatan penghafalan.

6. Perhatikan Kurikulum Pendidikannya

Memperhatikan kurikulum pesantren terlebih dahulu juga penting, menyesuaikan dengan kemampuan anak. Sebab, tidak sedikit anak yang tidak betah di pesantren yang akhirnya pindah karena ketidakmampuan anak menyerap sejumlah pelajaran yang ada.

Meski, kemampuan anak memang dapat diasah dan ditingkatkan, namun yang harus diingat bahwa setiap anak berbeda kemampuan masing-masing, dan memilih pesantren yang sesuai keinginan dan kemampuannya akan lebih baik.

7. Perhatikan Letak Strategis dan Geografis Pesantren

Ada dua pertimbangan yang mesti dilihat mengenai letak strategis dan geografis pesantren, ada sisi positif dan negatifnya.

Pertama, memilih pesantren yang dekat dan mudah dijangkau agar mudah mengunjungi anak ataupun mudah menemuinya. Namun memilih pesantren yang dekat kerap kali membuat anak tidak betah di pesantren, karena jadi mudah teringat dengan rumah, dan mudah minta izin pulang.

Dan fakta di lapangan, santri yang sering izin pulang, lebih dominan tidak bertahan lama di pesantren. Sebab baginya lebih nyaman dan enak di rumah dari pada di pondok pesantren.

Kedua, memilih pesantren yang jauh dari rumah dan ini lebih baik untuk membuat anak lebih kuat dan mandiri di pesantren. Dengan catatan orang tua harus siap, harus kuat jauh dari anak, bahkan kalau bisa letaknya melewati kabupaten atau provinsi. Agar si anak tidak sering minta izin pulang.

Baca Juga:  Pondok Pesantren Tremas; Pesantren Tertua di Pacitan Jawa Timur

Selain itu, juga agar para orang tua tidak terlalu sering mengunjungi anaknya, sebab terlalu sering dikunjung juga membuat anak tidak betah. Jenguklah anak jarang-jarang agar cinta makin berkembang. Hidup di perantauan, jauh dari orang tua, membuat anak lebih kuat dan mandiri dari pada yang dekat dengan rumah.

Kemudian mengenai letak keberadaan pesantren, entah itu di kota, di perdesaan, tempat terpencil, dekat dengan pegunungan dan lainnya. Ini tergantung keinginan para orang tua.

8. Perhatikan Kenyamanan dan kebersihan Lingkungannya

Kenyamanan salah satu faktor membuat anak betah di pesantren, baik itu dari segi kebersihan maupun keindahannya. Umumnya lokasi pesantren di perdesaan dan terpencil akan lebih nyaman dan asri, sedikit jauh dari perumahan masyarakat, dan ini lebih banyak diminati, sebab tidak terlalu terganggu dengan aktivitas masyarakat.

Karena jika pesantren terlalu dekat dengan masyarakat, terkadang sering mengalami kendala dan sering terjadi gesekan. Apalagi jika dominan masyarakatnya susah di ajak kerjasama dan tidak mau mengerti keadaan pesantren.

Kecuali masyarakat ditempat tersebut memang sangat harmonis mudah diajak kerjasama dan saling memahami dan mengerti. Namun umumnya hal ini, sulit terjadi, karena tipikal setiap masyarakat berbeda-beda.

Demikian beberapa tips memilih pesantren yang baik untuk pendidikan anak. Semoga bermanfaat dan dapat segera menemukan pesantren yang sesuai dengan harapan anda dan keluarga.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik