Benarkah Nabi Muhammad Orang Arab? Ini Pandangan Para Mufassir

Benarkah Nabi Muhammad Orang Arab? Ini Pandangan Para Mufassir

PeciHitam.org – Menulis tentang sejarah Nabi Muhammad SAW tidak akan terlepas dari kakek beliau yakni Nabi Ismail bin Ibrahim AS. Nabi yang menjadi induk dari tiga agama besar dan pemeluk terbanyak di dunia.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Nabi Ismail adalah putra pertama dari istri kedua Ibrahim AS. Asal tempat kelahiran Ibrahim sendiri sering disebut pada Negara Babilonia (sekarang Irak), daerah kota Ur Kasdim.

Mayoritas sejarahwan mencatat bahwa, Ibrahim AS adalah seorang Nabi yang diutus di daerah Syam, yang pada era sekarang masuk teritori beberapa negara antara lain Suriah, Lebanon, Palestina/ Israel, Jordan dan sedikit negara Irak.

Dan Nabi Muhammad adalah keturunan Ibrahim AS dari garis Istri kedua Hajar yang berputra Ismail AS. Ismail inilah kemudian menurunkan nenek moyang Muhammad SAW.

Jalur dari Ibu Ismail juga bukan orang Arab, akan tetapi orang dari Negara Mesir Kuno, seorang putri Kerajaan Mesir Kuno. Keturunan Nabi Ismail inilah yang kemudian di juluki suku Arab Mustaribah.

Terjemahan Mustaribah kurang lebih “Arab Migran”, atau “Arab Keturunan”. Dalam hal penyebutan Arab juga diabadikan oleh al-Quran;

الأعْرَابُ أَشَدُّ كُفْرًا وَنِفَاقًا وَأَجْدَرُ أَلا يَعْلَمُوا حُدُودَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

“Orang-orang Arab Badwi itu, lebih sangat kekafiran dan kemunafikannya, dan lebih wajar tidak mengetahui hukum-hukum yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana” (At-Taubah: 97)

Tafsir tentang kata (الأعْرَابُ) dalam Tafsir Kemeng RI adalah Orang-orang Badui. Arab Badui Yakni orang-orang Arab yang bertempat tinggal/ mukim di padang pasir dan selalu berpindah-pindah (Nomad). Kata (الأعْرَابُ) lebih mendekati kosa kata dasar dari (عربُ) yang dalam terjemahan bebas bermakna “Arab”.

Baca Juga:  Dialektika Aswaja dan Salafi Wahabi dalam Pengambilan Hukum

Dalam Literasi khazanah keilmuan bahasa, Nama Ismail bukanlah Nama bernafas Arab, akan tetapi bahasa yang lebih tua yaitu Ibrani. Ismail berasal dari akata Yishma artinya mendengar, dan El atau Elohim maknanya Tuhan.

Oleh karena itu, kata Yishmael atau Ismail artinya orang yang senantiasa mendengarkan Allah SWT dan mendengar Ismail. Oleh sebab itu, pada zaman pengutusan Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul timbul pertanyaan dari Agama yang  lebih tua, yaitu Nasrani (kristen) dan Yahudi, bagaimana mungkin ada rasul dan nabi dari orang Arab.

Karena pada masa itu, orang Arab adalah suku yang tidak teratur dari segi peradaban, karena suka mengembara dan bertualang sebagai suku Nomaden. Keraguan Bangsa Bani Israil yang umumnya beragama Yahudi diterangkan dalam Al-Quran surah Yunus;

فَإِنْ كُنْتَ فِي شَكٍّ مِمَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ فَاسْأَلِ الَّذِينَ يَقْرَءُونَ الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكَ لَقَدْ جَاءَكَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ (٩٤)

Baca Juga:  Wabah Corona, Lebih Penting Menjaga IMAN atau IMUN?

“Maka jika engkau (Nabi Muhammad SAW) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, Maka Tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu (Yaitu Yahudi-Nasarani). Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu temasuk orang-orang yang ragu-ragu” (Qs. Yunus: 94)

Keseluruhan Ahli Tafsir mengatakan bahwa ayat di atas bernada Sindirian kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani (Kristen) tentang Kenabian Muhammad SAW yang notabene dari Orang Arab Pendatang (Migran).

Karena dalam sejarah Kenabian, banyak sekali Nabi-nabi yang di utus kepada suku Bani Israil dan orang Kristen. Sebut saja Nabi Musa AS, Nabi Isa, Nabi Yahya, Nabi Luth adalah keturunan dan diklaim dari suku Bani Israil (Yahudi).

Akan tetapi orang-orang Yahudi dan Nasrani lupa bahwa Muhammad SAW mempunyai garis keturunan dari induk para Nabi yaitu Ibrahim AS, yang juga Induk dari orang Yahudi (Yehuda bin Yaqub bin Ishaq bin Ibrahim) dan Nabi orang Nasrani (Isa bin Maryam AS). Bukti otentik keberadaan Nabi Ibrahim di Makkah adalah ayat;

فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلا وَمَنْ كَفَرَ

“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji).” (Qs. Ali Imran: 97)

Kenabian Muhammad SAW dipersiapkan oleh Allah SWT dengan perangkat yang sempurna, dari segi nasab, kemampuan akal, kecerdasan sosial dan emosional. Oleh karenanya dalam sejarah mencatat bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi paling utama dan terhebat dari Nabi yang pernah diutus.

Baca Juga:  Mengenal Pemikiran Al Kindi dalam Memadukan Filsafat dan Agama

Silsilah keluarga dan sejarah menjelaskan dengan seksama bahwa Arab bukanlah sebuah struktur suku tunggal (ada Arab-Arab Badui, Mustaribah-Arab Migran). Akan tetapi banyak cabang dan kajian yang harus didalami.

Itulah sedikit pembahasan mengenai pertanyaan apakah benar Nabi Muhammad Orang Arab dalam sudut pandang ahli tafsir. Semoga menambah wawasan kita semua. Ash-Shawabu Minallah.

Mohammad Mufid Muwaffaq