Gus Baha: Allah Itu Dimana dan Sedang Apa?

Allah Itu Dimana dan Sedang Apa

Pecihitam.org – Dalam suatu kajian KH. Bahauddin Nursalim atau yang akarb dipanggil Gus Baha mengatakan, bahwa alam semesta ini menjadi bukti sangat nyata bahwa Allah SWT itu ada. Sebab tidak mungkin alam sementara ini ada dengan sendirinya, pasti ada yang menciptakan, Dialah Allah SWT.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Allah adalah yang awal dan yang akhir, berpikir tentang Allah cukuplah dengan mengenal sifat-sifat-Nya saja, kata Gus Baha. Jangan sampai kita itu berpikir tentang zat-Nya karena manusia itu terbatas maka tidak akan mampu menjangkau sesuatu yang tak terbatas. Pikiran seperti itu kata Gus Baha adalah pikiran setan.

“Setan itu selalu berharap agar manusia mendiskusikan tentang Tuhan, makanya ada sebuah riwayat, dan apabila kalian ingin selamat bisa mengikuti riwayat ini,” kata Gus Baha

“Kamu berpikir saja bukti bahwa Allah itu ada, jangan berpikir tentang Allah, kalau kamu berpikir tentang Allah jadi rusak,” dawuh Gus Baha menambahkan.

Baca Juga:  Gus Baha: Bukti Jual Beli dan Riba Lebih Untung Mana?

Cukuplah kata Gus Baha, merasakan dan mensyukuri nikmat dari Allah. “Makanya kalau ingat Allah itu dipahami, Alhamdulillah dikasih makan, minum, dikasih hidup. Jangan ingat Allah, terus berpikir Allah sedang apa ini?” Lanjut beliau.

Kemudian ia menceritakan sebuah kisah bahwa khalifah Harun Al Rasyid itu pernah merasa janggal, dia pernah bertanya Allah itu dimana dan sedang apa? Bahkan yang bisa menjawab akan diberikan hadiah.

Semua ulama tidak ada yang berani jawab, namun Abu Nawas tiba-tiba muncul dan berani menjawab pertanyaan Harun Ar Rasyid. Kata Abu Nawas:

“Saya bisa jawab, tapi ada syaratnya!” Kata Abu Nawas.

Lalu Harun Al Rasyid bertanya “apa syaratnya?”

Kemudian Abu Nawas menjawab “Saya duduk di singgasana, Anda yang duduk di bawah,”

Karena saking tersiksanya tentang pertanyaan Allah ada dimana dan sekarang sedang apa, akhirnya nurutlah Harun Al Rasyid, kata Gus Baha.

Baca Juga:  Muallaf di Era Modern, Haruskah Langsung Berdakwah? Mbok ya Sabar

Selepas menduduki singgasana, lantas Abu Nawas berkata, “Allah sekarang sedang mengangkat Abu Nawas jadi raja, dan Harun Al Rasyid dari raja menjadi rakyat,” kata Abu Nawas.

Harun Al Rasyid marah, tapi dia ya tidak bisa membantah.

Maka karena kita nggak pernah tahu, cukuplah bilang Allahu akbar atau Subhannallah dan mengingat-ingat nikmat yang sudah ada,” kata Gus Baha.

“Kalau kamu ngeluh terhadap apa yang diciptakan Tuhan, berarti kamu melawan Tuhan kan? Padahal Allah berkata, “siapa yang tidak ridho dengan qada dan qadar disuruh mencari Tuhan yang lain.”

“Para Nabi terdahulu juga menerangkan, Allah itu bisa dikenali lewat makhluk-Nya, kalau ada makhluk berarti ada yang buatnya,” lanjut Gus Baha.

“Akan tetapi setan terus menggoda kita, merayu supaya manusia membicarakan kalau Allah sendiri itu dari apa? Dimana? Sedang apa? Macam-macam,” katanya.

Baca Juga:  Pahala Suami Memberi Nafkah Istri, Lebih Besar daripada Infak di Jalan Agama

“Manusia memang diberi keterbatasan untuk mengetahui segalanya tentang Tuhan. Maka daripada sibuk mencari tahu tentang sesuatu semuanya, alangkah baiknya jikalau kita mensyukuri ciptaan dan kuasaNya,” pungkas Gus Baha.

*Diterjemahkan dan diolah dari kajian KH Bahaudin Nursalim. Ceramah aslinya bisa dilihat dengan klik link disini.

Semoga bermanfaat. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik