Hadits Shahih Al-Bukhari No. 35 – Kitab Iman

Pecihitam.org – Hadits Shahih Al-Bukhari No.35 – Kitab Iman ini, menerangkan muslim yang paling utama adalah muslim yang mampu melaksanakan semua kewajibannya untuk memenuhi hak-hak Allah dan hak-hak sesamanya. Keterangan hadist dikutip dan diterjemahkan dari Kitab Fathul Bari Jilid 1 Kitab Iman. Halaman 165-166.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

حَدَّثَنَا حَرَمِيُّ بْنُ حَفْصٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ قَالَ حَدَّثَنَا عُمَارَةُ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو زُرْعَةَ بْنُ عَمْرِو بْنِ جَرِيرٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ انْتَدَبَ اللَّهُ لِمَنْ خَرَجَ فِي سَبِيلِهِ لَا يُخْرِجُهُ إِلَّا إِيمَانٌ بِي وَتَصْدِيقٌ بِرُسُلِي أَنْ أُرْجِعَهُ بِمَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ أَوْ غَنِيمَةٍ أَوْ أُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ وَلَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي مَا قَعَدْتُ خَلْفَ سَرِيَّةٍ وَلَوَدِدْتُ أَنِّي أُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ أُحْيَا ثُمَّ أُقْتَلُ ثُمَّ أُحْيَا ثُمَّ أُقْتَلُ

Terjemahan: Telah menceritakan kepada kami [Harami bin Hafsh] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid] berkata, telah menceritakan kepada kami [Umarah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Zur’ah bin ‘Amru bin Jarir] berkata: Aku mendengar [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Allah menjamin orang yang keluar (berperang) di jalan-Nya, tidak ada yang mendorongnya keluar kecuali karena iman kepada-Ku dan membenarkan para rasul-Ku untuk mengembalikannya dengan memperoleh pahala atau ghonimah atau memasukkannya ke surga. Kalau seandainya tidak memberatkan umatku tentu aku tidak akan duduk tinggal diam di belakang sariyyah (pasukan khusus) dan tentu aku ingin sekali bila aku terbunuh di jalan Allah lalu aku dihidupkan lagi kemudian terbunuh lagi lalu aku dihidupkan kembali kemudian terbunuh lagi”.

Baca Juga:  Bahaya Memahami Hadis Secara Tekstual: Shalat Memakai Sandal di Masjid

Keterangan Hadis: اِنْتَدَبَ اللَّه (Allah menggembirakan hati) Maksudnya segera memberikan balasan yang lebih baik. Ada yang berpendapat bahwa maksudnya adalah mengabulkan keinginannya. Dalam kitab Ash-Shihah disebutkan “nadabtu fulaanan ii kadza fantadaba” maksud dari “fantadaba” adalah menjawab.

Pendapat lain mengatakan bahwa maknanya adalah mengabulkan permintaan. Pendapat ini diperkuat oleh riwayat Imam Bukhari dari jalur Al A’raj dari Abu Hurairah dengan lafazh Takaffalallahu (Allah akan mengabulkan permintaannya), sedangkan dari jalur Sa’id bin Musayyab dari Abu Hurairah dengan lafazh “tawakkalallahu” (Allah menjadi wakilnya).

Dalam riwayat Al Ushaili ditulis dengan lafazh “l’tadaba” yang merupakan kesalahan dalam penulisan (tashhiif), dan hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa riwayat dari para perawi yang berbeda dengan riwayat tersebut, padahal sumbernya adalah satu (sama).

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 210-211 – Kitab Wudhu

وَتَصْدِيق بِرُسُلِي (membenarkan Rasul-Ku) Ibnu Malik berkata, “Hadits tersebut seharusnya berbunyi iimanun bihi (iman kepada-Nya), akan tetapi hal ini dapat ditafsirkan bahwa ada pembuangan isim fail (kata benda pelaku). Jadi asal hadits itu adalah, “intadaballahu liman kharaja fii sabiilihi qaa’ilan laa yakhrujuhu illaa iimanun bihi (Allah menggembirakan hati orang yang berperang di jalan Allah dengan berkata, “yaitu orang yang berperang semata-mata karena iman kepada-Ku.”

Perhatian

Hadits ini berasal dari jalur Abu Zar’ah dan mencakup tiga masalah tersebut. Imam Bukhari banyak meringkas masalah yang kedua. Masalah tersebut disebutkan secara lengkap oleh Al Ismaili dan Abu Nu’aim dalam riwayatnya dari jalur Abdul Wahid bin Ziyad. Begitu pula dengan riwayat Muslim dalam hadits ini dari jalur yang lain, yaitu dari Umarah bin Qa’qa’.

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 242 – Kitab Mandi

Kemudian hadits tersebut muncul secara terpisah dari riwayat Al A’raj dan yang lainnya dari Abu Hurairah yang akan disampaikan oleh Imam Bukhari dalam bab “Jihad”-Insya Allah. Begitu pula telah disebutkan, bahwa pembahasan tentang shalat dan puasa pada bulan Ramadhan akan ditemukan pada bab “Shiyam” (puasa).

M Resky S