Hadits Shahih Al-Bukhari No. 4 – Kitab Permulaan Wahyu

Pecihitam.org – Hadits Shahih Al-Bukhari No. 4 – Kitab Permulaan Wahyu ini, menerangkan Kesulitan yang dialami oleh Rasulullah pada awal turunnya wahyu, adalah bersumber dari usahanya untuk menggerakkan lidah dan bibirnya. Keterangan hadist dikutip dan diterjemahkan dari Kitab Fathul Bari Jilid 1 Bab Cara Permulaan Turunnya Wahyu Kepada Rasulullah. Halaman 48-49

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ قَالَ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ أَبِي عَائِشَةَ قَالَ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ فِي قَوْلِهِ تَعَالَى { لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ } قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَالِجُ مِنْ التَّنْزِيلِ شِدَّةً وَكَانَ مِمَّا يُحَرِّكُ شَفَتَيْهِ فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فَأَنَا أُحَرِّكُهُمَا لَكُمْ كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَرِّكُهُمَا وَقَالَ سَعِيدٌ أَنَا أُحَرِّكُهُمَا كَمَا رَأَيْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ يُحَرِّكُهُمَا فَحَرَّكَ شَفَتَيْهِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى { لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ } قَالَ جَمْعُهُ لَكَ فِي صَدْرِكَ وَتَقْرَأَهُ { فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ } قَالَ فَاسْتَمِعْ لَهُ وَأَنْصِتْ { ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ } ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا أَنْ تَقْرَأَهُ فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ ذَلِكَ إِذَا أَتَاهُ جِبْرِيلُ اسْتَمَعَ فَإِذَا انْطَلَقَ جِبْرِيلُ قَرَأَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا قَرَأَهُ

Terjemahan: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma’il] dia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Abu ‘Awanah] berkata, bahwa Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Abu Aisyah] berkata, Telah menceritakan kepada kami [Sa’id bin Jubair] dari [Ibnu ‘Abbas] tentang firman Allah Ta’ala: (Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat ingin (menguasainya).” Berkata Ibnu ‘Abbas: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat kuat keinginannya untuk menghafalkan apa yang diturunkan (Al Qur’an) dan menggerak-gerakkan kedua bibir Beliau.” Berkata Ibnu ‘Abbas: “aku akan menggerakkan kedua bibirku (untuk membacakannya) kepada kalian sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melakukannya kepadaku”. Berkata Sa’id: “Dan aku akan menggerakkan kedua bibirku (untuk membacakannya) kepada kalian sebagaimana aku melihat Ibnu ‘Abbas melakukannya. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menggerakkan kedua bibirnya, Kemudian turunlah firman Allah Ta’ala: Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya”. Maksudnya Allah mengumpulkannya di dalam dadamu (untuk dihafalkan) dan kemudian kamu membacanya: “Apabila Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu”. Maksudnya: “Dengarkanlah dan diamlah”. Kemudian Allah Ta’ala berfirman: “Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya. Maksudnya: “Dan Kewajiban Kamilah untuk membacakannya” Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sejak saat itu bila Jibril ‘Alaihis Salam datang kepadanya, Beliau mendengarkannya. Dan bila Jibril ‘Alaihis Salam sudah pergi, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membacakannya (kepada para sahabat) sebagaimana Jibril ‘Alaihis Salam membacakannya kepada Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 437 – Kitab Shalat

Keterangan Hadis: كَانَ مِمَّا يُعَالِج

Lafazh mu’aajah berarti berusaha susah payah dengan semaksimal mungkin. Kesulitan yang dialami oleh Rasulullah pada awal turunnya wahyu, adalah bersumber dari usahanya untuk menggerakkan lidah dan bibirnya.

Saya katakan bahwa Imam Bukhari meriwayatkan hadits ini dari jalur Jarir dari Musa bin Abu Aisyah dengan lafazh,كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَالِجُ مِنْ التَّنْزِيلِ شِدَّةً وَكَانَ مِمَّا يُحَرِّكُ شَفَتَيْهِ “ketika Malaikat Jibril turun kepada Rasulullah dengan membawa wahyu, beliau menggerakkan lidah dan bibirnya.” Sebagian ulama mengatakan lafazh مِمَّا mengandung arti رُبَّمَا (kadang-kadang), seperti hadits yang diriwayatkan oleh Barra’, كُنَّا إِذَا صَلَّيْنَا خَلْف النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِمَّا نُحِبّ أَنْ نَكُون عَنْ يَمِينه “Apabila kami bermakmum kepada Rasulullah kadang-kadang kami berada disamping kanan beliau,” atau hadits yang diriwayatkan oleh Samrah,

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 118 – Kitab Ilmu

كَانَ رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى الصُّبْح مِمَّا يَقُول لِأَصْحَابِهِ : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ رُؤْيَا. “Rasulullah apabila selesai melaksanakan shalat shubuh kadang-kadang berbicara kepada para sa-habatnya, “Siapa diantara kalian yang bermimpi tadi malam.”

فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فَأَنَا أُحَرِّكُهُمَا (Maka berkata Ibnu Abbas, “saya menggerakkan lidahku.”) Ibnu Abbas menyebutkan di awal hadits ini, وَكَانَ مِمَّا يُحَرِّكُ شَفَتَيْهِ “Rasulullah menggerakkannya (lidah dan bibirnya),” sedangkan pada hadits berikutnya dia menyebutkan رَأَيْتُ (aku melihat) sehingga tampak ada pertentangan antara keduanya, karena Ibnu Abbas sendiri tidak melihat Nabi pada waktu itu.

Surah Al Qiyamah menurut kesepakatan ulama adalah surah Makkiyah, sedang Ibnu Abbas pada waktu itu belum lahir, karena ia lahir 3 tahun sebelum nabi hijrah. Namun ada kemungkinan bahwa Rasulullah mengabarkan kepada Ibnu Abbas atau sebagian sahabat yang menyaksikan kejadian tersebut mengabarkan kepadanya. Tetapi yang benar adalah pendapat yang pertama, sebagaimana disebutkan dalam kitab Musnad Abu Daud Ath-Thayalisi. Adapun Sa’idbin Jubair telah melihat langsung dari Ibnu Abbas.

Baca Juga:  Hadits Mutawatir: Pengertian dan Syaratnya

فَحَرَّكَ شَفَتَيْهِ (Maka Nabi menggerakkan kedua bibirnya) sedangkan dalam firman Allah disebutkan, “Jangan kamu gerakkan lidahmu.” Kedua dalil ini tidak ada yang bertentangan, karena menggerakkan kedua bibir untuk mengatakan sesuatu yang hanya dapat diungkapkan dengan lisan mengharuskan adanya gerakan lisan itu sendiri, atau cukup disebutkan “kedua bibir” tanpa menyebutan “lisan” karena lisan merupakan sumber dari pembicaraan, sedangkan pembicaraan berasal dari gerakan mulut, keduanya baik gerakan lisan maupun bibir berasal dari gerakan mulut. Sebagaimana diriwayatkan oleh Jarir dalam kitab Tafsirnya, “Nabi menggerakkan lisan dan kedua bibirnya.”

Maka ketika malaikat Jibril turun untuk menyampaikan ayat-ayat Al Qur’an, Nabi tidak sabar, bahkan beliau langsung membaca dan menghafalnya agar tidak hilang dari ingatannya, seperti dikatakan oleh Hasan dan ulama lainnya.

Dalam riwayat Tirmidzi dikatakan, “Rasulullah menggerakkan lidahnya agar dapat menghafalnya,” dalam riwayat Nasa’i, “Nabi buru-buru membacanya agar dapat menghafalnya,” dan dalam riwayat Abu Hatim, “Nabi menggerakkan lidahnya karena takut lupa sebelum Jibril menyelesaikan bacaannya.” Dengan demikian tidak ada pertentangan antara kedua dalil di atas.

M Resky S