Hadits Shahih Al-Bukhari No. 565 – Kitab Waktu-waktu Shalat

Pecihitam.org – Hadits Shahih Al-Bukhari No. 565 – Kitab Waktu-waktu Shalat ini, Imam Bukhari memulai hadis ini dengan judul “Berbincang-bincang tentang Fiqih dan Kebaikan Setelah Shalat Isya” Hadis  dari Qurrah bin Khalid ini menceritakan bahwa dia berkata, “Kami menunggu Hasan (Al Bashri). Dia terlambat sampai waktu kami (untuk belajar ilmu darinya) hampir habis untuk menunggu, lalu dia datang dan berkata, ‘Tetangga kami telah mengundang kami’.” Lalu dia mengatakan, Anas bin Malik berkata, “Kami menunggu Nabi SAW pada suatu malam (untuk melaksanakan shalat Isya’) hingga tengah malam. Kemudian beliau datang dan shalat bersama kami, lalu bersabda, ‘Orang-orang telah shalat lalu tidur, dan kalian senantiasa seperti shalat selama kalian menunggu waktu untuk shalat’.” Keterangan hadist dikutip dan diterjemahkan dari Kitab Fathul Bari Jilid 3 Kitab Waktu-waktu Shalat. Halaman 464-466.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الصَّبَّاحِ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو عَلِيٍّ الْحَنَفِيُّ حَدَّثَنَا قُرَّةُ بْنُ خَالِدٍ قَالَ انْتَظَرْنَا الْحَسَنَ وَرَاثَ عَلَيْنَا حَتَّى قَرُبْنَا مِنْ وَقْتِ قِيَامِهِ فَجَاءَ فَقَالَ دَعَانَا جِيرَانُنَا هَؤُلَاءِ ثُمَّ قَالَ قَالَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ انْتَظَرْنَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ حَتَّى كَانَ شَطْرُ اللَّيْلِ يَبْلُغُهُ فَجَاءَ فَصَلَّى لَنَا ثُمَّ خَطَبَنَا فَقَالَ أَلَا إِنَّ النَّاسَ قَدْ صَلَّوْا ثُمَّ رَقَدُوا وَإِنَّكُمْ لَمْ تَزَالُوا فِي صَلَاةٍ مَا انْتَظَرْتُمْ الصَّلَاةَ قَالَ الْحَسَنُ وَإِنَّ الْقَوْمَ لَا يَزَالُونَ بِخَيْرٍ مَا انْتَظَرُوا الْخَيْرَ قَالَ قُرَّةُ هُوَ مِنْ حَدِيثِ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 563-564 – Kitab Waktu-waktu Shalat

Terjemahan: Telah menceritakan kepada kami [‘Abdullah bin Ash Shabbah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu ‘Ali Al Hanafi] telah menceritakan kepada kami [Qurrah bin Khalid] berkata, “Kami pernah menunggu [Al Hasan] hingga memperlambat kami hingga sudah dekat dengan waktu ditegakkannya shalat. Lalu dia datang dan berkata, “Kami diundang tetangga kami.” Kemudian dia melanjutkan, [Anas bin Malik] menyebutkan, “Pada suatu malam kami pernah menunggu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hingga sampai pertengahan malam. Lalu Beliau shalat bersama kami kemudian menyampaikan khuthbah kepada kami, sabda beliau: “Manusia sudah selesai melaksanakan shalat lalu mereka tidur. Dan kalian akan senantiasa dalam hitungan shalat selagi kalian menunggu pelaksanaannya.” Al Hasan berkata, “Sesungguhnya suatu kaum senantiasa akan berada dalam kebaikan selagi mereka mananti kebaikan.” Qurrah berkata, “Ini adalah hadits dari Anas, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.”

Keterangan Hadis: مِنْ وَقْت قِيَامه (dari waktu dia mengajarkan ilmu) yakni sebagaimana kebiasaannya (Hasan Al Bashri), yaitu duduk bersama mereka di masjid setiap malam untuk mengajarkan ilmu agama.

Hasan Al Bashri sengaja menyebutkan hadits Rasulullah untuk memberitahukan bahwa meskipun mereka tidak mendapatkan pahala belajar pada malam itu, tapi pada hakikatnya mereka tidak kehilangan pahala, karena orang yang menunggu kebaikan tetap berada dalam kebaikan. maka dia tetap mendapatkan pahala. Maksudnya mereka tetap mendapatkan kebaikan secara umum, bukan dari semua segi. Untuk itu, kita mempunyai jawaban terhadap mereka yang rancu dalam memahami sabda Rasulullah, (sesungguhnya mereka senantiasa seperti dalam shalat) padahal mereka boleh makan, berbicara dan lainnya.

Baca Juga:  Kumpulan Riwayat Hadis Tentang Menjenguk Orang Sakit

Hasan Al Bashri melandasi apa yang dilakukannya dengan perbuatan Nabi SAW, karena beliau menenangkan hati pada sahabatnya seperti itu. Untuk itu Hasan Al Bashri mengatakan, sesungguhnya suatu kaum senantiasa dalam kebaikan selama mereka menunggu perbuatan baik.

دَعَانَا جِيرَانُنَا (tetangga kami memanggil (mengundang) kami), seakan-­akan Hasan mengatakan ha; ini sebagai ungkapan permintaan maaf atas keterlambatannya untuk duduk bersama mereka mengajarkan ilmu agama.

قَالَ قُرَّةُ : هُوَ مِنْ حَدِيث أَنَس (Qurrah berkata, “Itu adalah dari hadits (perkataan) Anas)Yang nampak bagi saya, bahwa perkataan Anas adalah perkataan yang terakhir, karena perkataan yang pertama adalah jelas merupakan sabda Nabi SAW. Maka, Hasan tidak menjelaskan bahwa perkataan tersebut marfu‘ (dinisbatkan kepada Nabi SAW) atau maushul (sanadnya bersambung sampai kepada Nabi). Untuk itu, Qurrah yang melihat bahwa hadits tersebut marfu‘ sekaligus maushul ingin memberitahukan siapa yang meriwayatkan darinya.

Catatan: Muslim dan Ibnu Khuzaimah dalam kitab Shahih-nya telah meriwayatkan dari Abdillah bin Shabbah (guru Imam Bukhari) sebuah hadits yang berbeda dengan Imam Bukhari dalam sebagian sanad dan matannya, keduanya berkata, (dari Abu Ali Al-Hanafi, dari Qurrah bin Khalid, dari Qatadah, dari Anas. dia berkata, “Kami melihat Nabi SAW pada suatu malam, sampai hampir tengah malam.” Anas berkata, “Kemudian Rasulullah datang dan melaksanakan shalat. Anas juga mengatakan, “Seolah-olah aku melihat putihnya cincin beliau yang terbuat dari perak yang melingkar.”)  

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 583-585 – Kitab Adzan

Demikian juga Al Ismaili meriwayatkan dalam Mustakhraj-nya dari Umar bin Sahab, dari Abdullah bin Shabbah, dari riwayat Qurrah, dari Qatadah. Namun menurut saya, bahwa hadits itu adalah hadits lain yang ada pada Abu Ali Al Hanafi, dari Qurrah yang didengar oleh Abdullah bin Shabbah dari Qurrah, sebagaimana ia mendengar darinya sebuah hadits lain dari Qurrah dari Hasan. Hal ini menunjukkan bahwa dua hadits tersebut adalah berlainan.

Abu Nu’aim telah menyebutkan dua hadits dalam Mustakhraj-nya melalui dua jalur. Hadits Qurrah dari Qatadah melalui beberapa jalur, diantaranya dari Yazid bin Umar, dari Abu Ali Al Hanafi. Sedangkan hadits Qurrah dari Hasan berasal dari riwayat Hajjaj bin Nushair, dari Qurrah. Setelah diteliti hadits itu adalah satu hadits yang diriwayatkan dari Anas, karena Hasan dan Qatadah sama-sama mendengarnya dari Anas. Kemudian Hasan hanya menyebutkan apa yang menjadi kebutuhannya tanpa menyebutkan kisah tentang cincin. Selanjutnya Qatadah menambahkan apa yang tidak disebutkan oleh Hasan, wallahu a’lam.

M Resky S