Pecihitam.org – Hamzah bin Abdul Muthaalib merupakan putra dari Abdul Muthalib atau kakek Nabi Muhammad Saw. Adapun ibunya bernama Haulah binti Wuhaib dari Bani Zuhrah. Di perkirakan kelahiran antara Hamzah tidak berbeda jauh dengan Nabi Muhammad Saw.
Hamzah bin Abdul Muthalib bin Hasyim juga merupakan seorang paman Nabi Muhammad Saw serta saudara sepersusuan. Ia masuk Islam setelah memasuki tahun kedua kenabian dan ikut hijrah bersama dengan Rasulullah Saw beserta rombongam kaum muslimin.
Sejak Hamzah memeluk Islam, dirinya telah bertekad untuk mengabdikan segala kemampuan jiwa dan raganya untuk kepentingan dakwah Islam. Hamzah seringkali ikut serta dalam peperangan seperti perang Badar dan perang Uhud, bahkan Rasulullah Saw sampai memberikan julukan padanya “ Asadullah” atau Singa Allah dan juga menamainya sebagai Sayyidus Syuhada.
Rasulullah Saw menunjuk Hamzah bin Abdul Muthalib menjadi panglima perang Badar dan memimpin pasukan muslimin. Saat itulah Hamzah mulai menunjukkan keberaniannya yang luar biasa dalam upaya mempertahankan Islam. Akhirnya ia bersama pasukan muslimin berhasil memenangkan perang Badar dengan menjatuhkan banyak sekali korban dari pasukan kafir Qurays.
Kaum kafir Qurays beserta dengan beberapa kafilah yang ada di jazirah Arab lainnya saling bersekutu untuk menghancurkan Rasulullah Saw dan umat muslim. Kali ini yang menjadi sasaran utama mereka adalah Nabi Muhammad Saw dan Hamzah bin Abdul Muthalib.
Kemudian pada Perang Uhud, mereka menyusun rencana agar dapat menghabisi Hamzah dengan menyuruh seorang budak yang pandai menggunakan tombak bernama Wahsyi bin Harb. Akhirnya pasukan kaum muslimin dan kaum kafir Qurays bertemu dan berlangsung pertempuran yang sangat dahsyat antara keduanya.
Saat itu Hamzah bin Abdul Muthalib berada di tengah-tengah medan perang untuk memimpin sebagian pasukan dari kaum muslimin. Dia mulai menunjukkan kemampuannya dengan sangat lincah menyerang ke kiri dan ke kanan.
Setelah melakukan pertempuran yang luar biasa tersebut akhirnya kemenangan dapat diperkirakan berada di pihak kaum muslimin. Sebelumnya Rasulullah Saw telah berpesan kepada kaumnya agar tetap berada di tempat mereka dan tidak meninggalkannya untuk memungut harta rampasan yang ada di lembah Uhud.
Namun, sebagian dari pasukan terlalu yakin telah memenangkan peperangan sehingga mereka sibuk memunguti harta rampasan dan pertahanan kaum muslimin pun akhirnya lengah. Keadaan ini di manfaatkan oleh kaum kafir Qurays untuk menyerang balik dan membuat kaum muslimin pun kewalahan.
Sementara itu, Wahsyi terus mengincar Hamzah yang sedang sibuk menghalau serangan dari kaum Qurays. Setelah Hamzah berhasil menebas leher Siba’ bin Abdul Uzza , Wahsyi melemparkan tombaknya dan berhasil mengenai pinggang bagian bawah Hamza dan akhirnya ia pun syahid dalam perang Uhud pada tahun 3 H.
Dalam kitab ‘Usud al Ghabah, Ibnu Katsir menyampaikan bahwa Hamzah bin Abdul Muthalib berhasil menghabisi 31 orang dari pasukan kafir Qurays saat perang Uhud. Namun, saat itu ia tergelincir dan membuatnya jatuh kebelakang sehingga baju besinya terlepas.
Kemudian Hamzah langsung di tombak oleh seorang budak suruhan kaum kafir Qurays, perutnya di robek lalu hatinya di keluarkan dan di kunyah oleh Hindun dan di muntahkan lagi olehnya. Hindun memang berniat untuk membalaskan dendam karena ayahnya berhasil di bunuh oleh Hamzah saat Perang Badar.
Rasulullah Saw menangis dan sangat marah saat melihat keadaan dari Hamzah pamannya tersebut. Kemudian Allah Swt menurunkan wahyu dan berfirman,
وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ ۖ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِينَ
“Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang di timpakan padamu. Akan tetapi, jika kamu bersabar sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang bersabar.” (QS. An-Nahl: 126)
Nabi Muhammad Saw kemudian bersama dengan kaum muslimin lainnya menyalatkan Hamzah dan para syuhada’ satu per satu yang semuanya berjumlah 70 jenazah.