Islam Wasatiyah; Tantangan dan Syarat Utama Penerapannya

Islam Wasatiyah; Tantangan dan Syarat Utama Penerapannya

PeciHitam.org – Tantangan Agama Islam sebagai agama pembawa rahmat, kasih sayang untuk seluruh makhluk dalam tataran praksis tentulah harus diperjuangkan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Islam merupakan agama yang di dalamnya terdapat seperangkat pranata dan nilai, tidak serta merta bisa terwujud tanpa perjuangan. Maka kewajiban Muslim untuk terus membumikan ajaran rahmah dalam bentuk nyata.

Kekerasan atas nama agama atau pemahaman sempit terhadap agama seyogyanya digerus dengan cara terus menampilkan ajaran dalam bentuk praktek.

Karena citra Islam dibawa oleh pemeluknya, tidak hanya menjadi monument ajaran dalam kitab suci. Pun dakwah Islam paling efektif yaitu dengan menampilkan keluhuran Islam dalam akhlak.

Islam moderat atau Islam Wasatiyah adalah sebuah terminologi untuk menampilkan Islam dengan wajah ramah bukan beringas. Tidak terlalu tekstual yang menghasilkan paham radikal, dan tidak terlalu liberal yang menampilkan wajah kebebasan tanpa batas.

Tantangan Islam Wasatiyah

Oknum umat Islam yang menggunakan agama sebagai alat mencapai tujuan tertentu, misalnya kekuasaan, banyak diwarnai dengan kekerasan. Sebagaimana perjuangan mendirikan Khilafah Islamiyyah atas nama agama buktinya sangat jauh dari nilai-nilai Islam yang damai. Hal tersebut tergambar dalam gerakan ISIS yang menumpangi kekerasan atas nama agama.

Baca Juga:  Hukum Menonton Film Korea Menurut KH. Imam Jazuli

Klaim golongan ISIS mewakili kekuatan Islam faktanya hanya menampilkan sisi kekerasan sampai menghasilkan rasa Islamophobia, ketakutan atas Islam.

Harusnya hal ini menjadi musuh bersama, karena menampilkan Islam hanya dari segi kekerasan dan pertumpahan darah.

Tujuan mulia tanpa didukung tindakan paralel, hanya akan menghasilkan salah paham yang akan terus menggerus Islam. Ditengah kondisi ini, maka narasi Islam wasatiyah, Islam moderat harus didorong kedepan sebagai solusi wajah Islam masa depan.

Prasyarat utama berkembangkan Islam wasatiyah, Moderasi Islam adalah intelektualitas mantap dalam memahami dua teks suci Islam.

Paham Islam radikal sebagaimana dalam gambaran sejarah berdirinya paham Khawarij yang mana mempergunakan ayat Al-Qur’an untuk melegitimasi tindakan kekarasan. Surat al-Maidah ayat 44 dipergunakan dengan cara yang salah bahkan untuk sesama Muslim,

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ

Artinya; “Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir” (Qs. Al-Maidah: 44)

Sama-sama berpegang terhadap Al-Qur’an, orang Khawarij dan Ahlussunnah wal Jamaah berbeda dalam tindakan praksis.

Pemahaman tekstual tanpa dikonsultasikan dengan realitas menjadikan khawarij menjelma menjadi gerakan radikal ekstrim dengan klaim sepihak kebenaran berasal dari golongan mereka sendiri.

Baca Juga:  Betulkah Laduni adalah Ilmu Sesat dari Setan Seperti Tuduhan Kaum Salafi?

Intelektualitas, Prasyarat Utama Islam Wasatiyah

Keniscayaan Islam moderat untuk masa depan Islam sebagai ajaran agama yang sesuai kebenaran transedental dan sesuai dengan fitrah manusia tergambar dalam lintasan sejarah.

Penggunaan simbol-simbol agama sebagai pembenaran tindakan kekarasan harus disanggah dengan kontra-narasi yang tepat. Dalam konteks ini, Islam harus dibawa oleh golongan dengan intelektualitas tinggi guna menjelaskan ajaran Islam degan baik.

Selama Islam hanya diwarnai oleh oknum-oknum pengamal agama untuk kekerasan, selamanya Islam akan terus tersudut. Hakikat Islam wasatiyah difirmankan oleh Allah SWT dalam ayat,

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا

Artinya; “Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu” (Qs. Al-Baqarah: 143)

Term ‘أُمَّةً وَسَطًا’ dapat dimaknai sebagai Umat Moderat, Umat Pertengahan, Umat Adil, Komunitas Masyarakat Adil dan Umat terbaik. Guna mencapai hal tersebut tentunya harus didukung dengan intelektualitas tinggi, tidak tekstuan (Jumud), dan tidak bebas, Liberal.

Baca Juga:  Islam Wasatiyah; Penyatuan Antara Dalil Naqli dan Aqli

Tujuan dari ‘أُمَّةً وَسَطًا’ adalah ‘لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ’- menjadi saksi atas perbuatan manusia. Cuplikan ayat ini dapat pula dimaknai ‘Supaya bisa menjadi actor peran dalam pembangunan manusia dalam berbagai bidang.

Sebab kata ‘شُهَدَاءَ’ bisa dimaknai luas bukan hanya menjadi ‘saksi, penonton atau penggembira’. Namun harus bisa berperan dalam berbagai bidang di dunia.

Komunitas Moderat adalah harapan untuk bisa mewujudkan Islam yang berperan dalam bidang kebudayaan, peradaban, keadilan sampai bidang politik.

Dasar dari peran tersebut adalah ajaran Islam wasatiyah yang mengedepankan sikap keberadilan dan toleransi. Ash-Shawabu Minallah

Mohammad Mufid Muwaffaq