Mengajarkan Membaca dan Menghafal Al-Qur’an Sejak Usia Dini pada Anak

Mengajarkan Membaca dan Menghafal Al-Qur’an Sejak Usia Dini pada Anak

Pecihitam.org – Menuntut ilmu dan mempelajari Al-Qur’an hukumnya wajib bagi setiap orang muslim. Alangkah baiknya jika dimulai sejak anak masih kecil. Orang tua harus mengajarkan Al-Qur’an pada anak sejak usia dini agar mereka terbentuk kebiasaan senang membaca Al-Qur’an dan menghafal Al-Qur’an sejak dini.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra. Rasulullah saw. pernah bersabda:

“Menuntut ilmu wajib atas setiap orang muslim, dan yang mengajarkan ilmu bukan pada orang yang berhak menerimanya sama dengan orang yang mengalungkan permata, mutiara, dan emas kepada babi.” (HR. Ibnu Majah)

Orang yang menuntut ilmu akan mendapat naungan Malaikat. Menuntut ilmu memang diwajibkan oleh Allah swt. Oleh karena itu, ajarilah anak kita kecintaan kepada ilmu. 

Al-Qur’an merupakan kitab Allah swt. yang perlu ditempatkan dalam sanubari sang anak supaya kelak jika mereka dewasa berada dalam naungan Allah.

Al-Qur’an merupakan kitab dan kalam Allah yang diturunkan kepada Rasulullah saw. supaya menjadi mukjizat baginya dan menjadi pedoman bagi seluruh umat manusia.

Sehubugan dengan pengajaran Al-Qur’an yang diberikan oleh Rasulullah saw. kepada anak-anak, disebutkan dalam hadits Ibnu ‘Abbas bahwa Rasulullah saw. meletakkan tangannya pada punggung atau pundaknya Ibnu ‘Abbas, kemudian beliau berdoa:

Baca Juga:  Kriteria Kafaah dalam Pernikahan (Prinsip Kesetaraan)

“Ya Allah berikanlah kepadanya pemahaman yang mendalam tentang agama dan ajarilah dia takwil (Al-Qur’an).” (HR. Ahmad)

Ibnu ‘Abbas mengatakan bahwa Rasulullah saw. wafat, sedangkan usia Ibnu ‘Abbas menginjak 10 tahun dan dia telah mempelajari ayat-ayat muhkam (surat-surat pendek).

Ibnu Katsir rha. mengatakan bahwa dengan interprestasi apa pun makna hadits ini menunjukkan kebolehan mengajarkan Al-Qur’an pada anak untuk membaca Al-Qur’an meskipun dalam usia dini.

Bahkan adakalanya disunnahkan atau diwajibkan. Hal ini karena seorang anak apabila telah belajar Al-Qur’an sejak kecil, maka saat menginjak usia baligh dia mengetahui apa yang harus dibaca dalam shalatnya.

Menghafal Al-Qur’an pada masa kecil lebih utama daripada menghafalnya setelah besar. Belajar pada masa kecil lebih menempel dalam ingatannya, lebih mantap, dan lebih kokoh dalam hafalannya sebagaimana yang telah diketahui oleh semua orang.

Syaikh Muhammad Said Mursi merumuskan cara mengajarkan Al-Qur’an pada anak. Setiap anak harus diajari tata-cara dan sopan santun yang berkaitan dengan Al-Qur’an, yaitu berwudhu sebelum membaca Al-Qur’an.

Tidak meletakkan Al-Qur’an di lantai, menjaga mushaf Al-Qur’an dan membersihkannya, tidak merobek kertas dan halaman Al-Qur’an, mendengarkan dengan baik jika ada orang yang sedang membaca Al-Qur’an, tidak membawa Al-Qur’an ke kamar mandi, dan tidak meletakkan sesuatu di atas mushaf Al-Qur’an.

Baca Juga:  Orang Tua Hebat; Mendidik Anak Menjadi Generasi Qur’ani di Era Milenial

 Setiap anak harus diajari membaca Al-Qur’an dengan bacaan yang benar sesuai dengan kaidah tajwid. Hal ini dilakukan dengan metode yang mudah sehingga dipahami anak-anak, serta mendorong anak-anak untuk menghafalnya.

Undanglah hafizh ke rumah atau mengirim anak untuk belajar di masjid atau pesantren yang dipandu oleh ustadz dalam kegiatan menghafal Al-Qur’an.

 Anak-anak kita juga bisa menjadikan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai bacaan wirid. Misalnya dengan menghafal sepuluh ayat per hari. Orang tua juga perlu menyajikan kisah-kisah dalam Al-Qur’an kepada anak dengan cara yang menimbulkan penasaran pada diri mereka, atau membelikan kaset video dan cerita bergambar yang menayangkan kisah-kisah Al-Qur’an.

Misalnya, kisah tentang “pasukan bergajah”, “para pembuat parit”, “kisah Karun”, “kisah Lukman Hakim”, dan sebagainya.

Al-Qur’an adalah sebagai pelajaran atau sebagai penyembuh penyakit yang ada di dalam dada, obat penyakit jiwa serta petunjuk dan rahmat bagi kita semua. Tanamkanlah Al-Qur’an ke dalam jiwa anak-anak, jangan biarkan anak kesepian, bengong dan menganggur. Rasulullah saw. pernah bersabda:

“Sesungguhnya orang yang di dalam dadanya tidak ada Al-Qur’an sama sekali, tak ubahnya seperti rumah yang rusak.” (HR. Tirmidzi)

Baca Juga:  Bagaimana Hukum Marhaban Bayi dalam Islam? Adakah Dalilnya?

Dengan mengajak anak mempelajari Al-Qur’an sejak usia dini, insya Allah menyebabkan rumah kita berkah, keluarga kita sakinah, diberi ketenangan dan limpahan rahmat dari Allah swt.

 Oleh karena itu ajaklah anak-anak mempelajari Al-Qur’an sejak usia dini agar mereka terbiasa membaca Al-Qur’an setelah dewasa nanti. Dengan kebiasaan tersebut maka hidup mereka akan terarah dan berkarakter mulia.

Pembentukan karakter bisa diibaratkan pembentukan lantai. Mula-mula basah dan lembek, kemudian mengeras dengan cepat dan tidak dapat diubah lagi. Begitu juga bagi anak-anak yang mempelajari Al-Qur’an sejak usia dini.

Demikianlah uraian singkat ini. Semoga bermanfaat bagi saya dan pembaca semuanya. Amin. Wallahu ‘alam.

Mehri Andani MB