Ketika Tongkat Nabi Musa Berubah Menjadi Ular di Hadapan Fir’aun dan Tukang Sihir

Ketika Tongkat Nabi Musa Berubah Menjadi Ular di Hadapan Fir'aun dan Tukang Sihir

Pecihitam.org – Tulisan ini akan menceritakan tongkat Nabi Musa As yang berubah menjadi ular besar saat Raja Firaun yang terkenal congkak dan lalim itu menantang Nabi Musa dengan mendatangkan para tukang sihir andalannya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Setelah berkumpul, mereka berkata, “Hai Musa, pilihlah apakah kamu yang melemparkan duluan atau kami yang akan melemparkan tongkat kami?”

Musa berkata, “Silahkan kamu sekalian melemparkan.” Maka tiba-tiba, tali-temali dan tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan merayap cepat lantaran sihir mereka. Maka Musa merasa takut dalam hatinya akibat pengaruh sihir tersebut.

Kemudian Allah SWT segera menegurnya, sebagaimana diceritakan dalam Surat Thaha

قُلْنَا لَا تَخَفْ إِنَّكَ أَنْتَ الْأَعْلَىٰ

“Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang)”.
(QS Thaha ayat 68)

Lantas perbuatan tukang sihir itu tidak bisa merubah keyakinan Musa. Yang biasanya, mereka bisa saja menyihir bongkahan batu jadi emas, tali-temali yang dilemparkan berubah menjadi ular. Namun dihadapan Musa, tipu muslihat sihir itu tidak berhasil dengan izin Allah SWT.

Singkat cerita, tongkat Nabi Musa pun dilemparkan. Atas izin Allah tongkat Nabi Musa itu benar-benar berubah jadi ular besar dan menelan semua ular-ular palsu tukang sihir tersebut.

وَأَلْقِ مَا فِي يَمِينِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوا ۖ إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ ۖ وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَىٰ.

“Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang. (QS. Thaha ayat 69)

Baca Juga:  Kisah Nabi Musa Berguru pada Nabi Khidir

Allah menegaskan tukang sihir tidak akan pernah bisa mengalahkan mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Musa Para tukang sihir yang berkumpul di arena itu, tahu persis bahwa apa yang dilakukan Musa sama sekali bukanlah sihir.

Sebagai orang yang berpengalaman dalam dunia sihir, mereka bisa membedakan mana yang sihir dan mana yang bukan.

Para tukang sihir yakin bahwa Musa berada di pihak yang benar. Oleh sebab itu, serentak mereka bersujud dan menyatakan beriman.

Allah SWT mengabadikan momen menegangkan ini dalam firman-Nya berfirman pada Surat Thaha

فَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سُجَّدًا قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ هَارُونَ وَمُوسَىٰ

“Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata.“Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa”. (QS. Thaha ayat 70)

Tentu saja Raja Firaun marah besar. Kekalahan para tukang sihir itu saja sudah menamparnya, apalagi ketika mereka menyatakan beriman pada ajaran Musa.

Raja Firaun pun mengancam mereka akan dibunuh. Namun mereka tetap beriman kepada Tuhan Musa dan Harun. Allah SW berfirman dalam Surat Thaha

قَالَ آمَنْتُمْ لَهُ قَبْلَ أَنْ آذَنَ لَكُمْ ۖ إِنَّهُ لَكَبِيرُكُمُ الَّذِي عَلَّمَكُمُ السِّحْرَ ۖ فَلَأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ مِنْ خِلَافٍ وَلَأُصَلِّبَنَّكُمْ فِي جُذُوعِ النَّخْلِ وَلَتَعْلَمُنَّ أَيُّنَا أَشَدُّ عَذَابًا وَأَبْقَىٰ

“Berkata Firaun.“Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi izin kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia adalah pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu sekalian.

Maka sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik, dan sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma dan sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya”. (QS. Thaha ayat 71)

Baca Juga:  Kisah Ibrahim bin Adham dan Burung Gagak; Bukti Allah Menjamin Rizki Makhluk-Nya

Kekalahan itulah yang menyadarkan para tukang sihir bahwa yang mereka hadapi bukanlah ahli sihir, tapi utusan Allah SWT. Oleh sebab itu, mereka segera menyatakan beriman.

Firaun yang merupakan seorang tiran yang zalim, dan sombong. Padahal hanya manusia biasa yang menganggap dirinya tuhan.

Kemudian, Firaun tidak setuju akan kekalahan tersebut. Maka ia mencari alasan lain dan mengancam akan membunuh para tukang sihir itu.

Bukan karena beriman dengan Tuhannya Musa, tapi karena tidak minta izin terlebih dahulu kepadanya sebelum menyatakan beriman. Tindakan kaumnya tersebut tidak disukainya, sehingga ia diacam akan dihukum dengan siksaan yang pedih.

Akan tetapi tidak ada aturan seseorang harus minta izin dulu kepada Firaun sebelum beriman kepada Allah SWT. Tapi begitulah biasanya, seorang raja yang zalim tidak memerlukan alasan yang benar untuk berbuat sewenang-wenang kepada rakyatnya.

Ternyata, di luar dugaan Raja Firaun, para tukang sihir itu sama sekali tidak takut dengan ancamannya. Mereka tetap mempertahankan keimanan yang baru saja mereka terima, apa pun yang akan terjadi.

Baca Juga:  Kesaksian Gus Mus: Gus Dur yang Tak Punya Dompet

Allah Swt berfirman dalam Surat Thaha,

قَالُوا لَنْ نُؤْثِرَكَ عَلَىٰ مَا جَاءَنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالَّذِي فَطَرَنَا ۖ فَاقْضِ مَا أَنْتَ قَاضٍ ۖ إِنَّمَا تَقْضِي هَٰذِهِ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا

“Mereka berkata.“Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata (mukjizat), yang telah datang kepada kami dan daripada Tuhan yang telah menciptakan kami.” Maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia Ini saja.” (QS. Thaha ayat 72)

Begitulah Mukjizat tongkat Nabi Musa yang bisa menjelma menjadi ular. Mereka saksikan secara nyata dalam pertandingan itu telah membuat mereka yakin bahwa Musa adalah utusan-Nya.

Keyakinan itu tidak bisa lagi dikalahkan oleh ancaman Firaun. Sekalipun diancam untuk dipotong tangan dan kaki mereka secara bersilang, lalu disalib di pohon kurma. Mereka tidak takut karena sudah beriman kepada Allah SWT.

Faisol Abdurrahman