Nadzam Imrithi, Kitab Nadzam dari Matan al-Ajurumiyah

nadzam imrithi

Pecihitam.org – Tradisi nadzoman sangat melekat bagi kalangan santri, di sanalah terdapat keunikan tersendiri bagi mereka, dimana para santri membacakan bait-bait disiplin ilmu dengan alunan lagu yang senada dengan jumlah ketukan dalam baitnya. Asyik, syahdu, serta mudah melekat di kepala. Salah satu bait yang sering disenandungkan di pondok pesantren adalah bait nadzam Imrithi, yaitu nazdam dalam disiplin ilmu nahwu. Lebih jelasnya, ia adalah nadzam dari matan al-Ajurumiyah yang ditulis Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Daud ash-Shinhaji.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Nadzam Imrithi ditulis oleh Syaikh Syarafuddin al-‘Imrithy, seorang ulama yang berasal dari kota Amrit, sebuah desa di Abou Hammaad, bagian timur Mesir. Beliau merupakan ahli fiqih, ushul, nadzam, yang bermadzhab syafi’i. Wafat pada tahun 890 Hijriyyah bertepatan dengan 1485 Masehi, referensi lain menyebutkan tahun wafat yang berbeda, yaitu 988 Hijriyyah yang bertepatan dengan 1580 Masehi.

Diantara karya-karya Syaikh al-‘Imrithi adalah:

  1. Tashil Thuruqat fi Nadzm al-Waraqat karya imam Haramain dalam ilmu ushul fiqih.
  2. ad-Dhurrat al-Bahiyyah Nadzm al-Ajurumiyyah, sebuah nadzam yang terdiri dari bait-bait dalam disiplin ilmu nahwu.
  3. at-Taisir, sebuah nadzam dalam ilmu fiqih.
  4. Nihayat at-Tadhrib fi Nadzm Ghayah at-Taqrib, sebuah nadzam dalam ilmu fiqih yang digubah dari kitab matan ghayah Taqrib karya Imam Abu Suja’.
Baca Juga:  WASPADA!!! Buku Pintar Akidah Ahlussunnah Wal Jama’ah Palsu Dan Menyesatkan

Karena berupa nadzam (syair), kitab ini biasanya dibahas dengan cara dihafalkan oleh setiap santri. Dengan cara menghafal syair-syair itu, santri akan mudah mengingat setiap perubahan dan kedudukan kalimat yang akan dibahas di dalam kitab kuning. Sehingga nadzam Imrithi merupakan kitab yang cocok bagi santri setelah mengkhatamkan kitab Jurumiyah, pasalnya kita seperti mengulang-ulang kembali pelajaran yang telah kita kuasai dan efeknya sungguh besar, yaitu kuatnya hafalan dalam ingatan kita. Materi-materi yang terus diulang akan menghasilkan malakah dalam otak.

Sebagaimana diungkapkan pengarang Kitab Ta’lim al-Muta’allim, Syeikh Burhanuddin Al-Zarnuji (w 620 H/1223 M); ”Setiap pelajaran hendaknya dipelajari dengan cara menghafal, baru kemudian memahaminya. Setelah menghafal dan memahami, baru melakukan pencatatan. Jangan mencatat sebelum paham karena itu akan membuang-buang waktu.”

Nadzam Imrithi secara keseluruhan berjumlah sekitar 204 bait. Dalam kitab ini, juga ada Nadzam Maqshud karya Syaikh Ahmad bin Abdurrahim. Nadzam Maqshud berisi sekitar 113 bait, yang berisi tentang perubahan (i’rab) kalimat di dalam bahasa Arab.

Baca Juga:  Kitab Syarah Tijan ad Daruri Karya Syekh Nawawi al Bantani

Dalam kitab ini juga banyak sekali mutiara dari bait-bait Imrithi yang dapat dijadikan pedoman dalam hidup kita. Tidak panjang, hanya berupa aforisma pendek namun jika digali dan dikaji lebih dalam akan memaparkan sebuah inspirasi minimal untuk kehidupan sehari-hari. Tak hanya itu, secara tidak sadar, bait-bait Imrithi turut serta menyinggung masalah sosial dalam kehidupan kita.

Tak jauh seperti yang ditawarkan dalam Ilmu Living Quran dan Sunnah yang memotret kehidupan serta aktivitas sosial masyarakat kemudian dilanjutkan kepada penelitian sejauh mana teks-teks Alquran merambat dan menjelma sebagai ruh-ruh yan menggerakkan pola hidup serta aktivitas masyarakat. Bait dan nadzam Imrithi pun bisa dijadikan pisau bedah dalam mempreteli kasus sosial kita, tentunya tidak semua hal dapat ditimbang dengan bait.

Keistimewaan kitab ini diantaranya adalah bentuknya, yaitu bait-bait syair yang dapat disenandungkan, dan juga nadzam ini menyerupai syarah atau penjelasan bagi matan kitab induknya yaitu al-Ajurumiyyah. Hal tersebut dapat diketahui secara gamblang dalam baitnya yang berbunyi:

ﻓَﺠَﺎﺀَ ﻣِﺜْﻞَ ﺍﻟﺸَّﺮْﺡِ ﻟِﻠْﻜِــﺘﺎَﺏِ

Nazom ini terbit seperti halnya penjelasan (bagi matan).

Dibuatnya nadzam ini atas permintaan salah satu sahabat karib Syaikh al-Imrithy, padahal beliau lebih yakin kalau sahabatnya itu lebih memahami matan Jurumiyah tersebut dibanding dirinya. Akhirnya beliau menyusun nadzam tersebut dengan ringkas dan memudahkan bagi pemula, serta membuang pendapat marjuh dan menambahkan beberapa bahasan penting. Beliau merupakan orang yang sangat rendah hati dan sangat berhati-hati, hingga di akhir bait mukaddimah menyebutkan:

Baca Juga:  Kitab Al Muwaththa ( Kitab Yang Disepakati) Karya Imam Malik

“Maka kami memohon kepada Sang Maha Mengaruniai agar sekiranya memberikan ganjaran bagi kami, melindungi kami dari sifat riya dan melipatgandakan pahala kami.” (Majid Muhammad ar-Raghib, Syarh ad-Durrah al-Bahiyyah Nadzm al-Ajurumiyyah, Dar el-‘Ashma, halaman 14-16).

Silahkan download kitab nadzam tersebut pada link dibawah ini:

Nadzam Imrithi ad-Dhurrat al-Bahiyyah Nadzm al-Ajurumiyyah
Terjemah Nadzam Imrithi

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *