Persiapan New Normal dan Plus Minusnya Bagi Pondok Pesantren

new normal pesantren

Pecihitam.org – Setelah pemerintah secara resmi mulai menerapkan kebijakan New Normal, sejumlah pondok pesantren mulai menyiapkan diri dan menggodok protokol kesehatan untuk segera buka kembali.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Hal ini karena, bagi pondok pesantren cukup sulit untuk menerapkan pembelajaran dan ngaji secara daring, karena tidak semua santri memiliki handphone dan bisa mengakses internet.

Meski punya sisi plus minus dan cukup riskan, memulai kehidupan new normal di pesantren dengan tetap menerapkan protokol pencegahan COVID-19 bukan berarti tidak mungkin dilakukan.

New Normal bagi Pesantren

Pemerintah pun melalui Kementerian Agama telah mengeluarkan edaran terkait kebijakan kegiatan pesantren dan rumah ibadah dalam menghadapi new normal.

Antisipasi dalam menghadapi New Normal ini penting. Meski seharusnya bagi kalangan umat Islam tidak perlu kaget atau khawatir. Karena pada dasarnya umat Islam sendiri telah memiliki gaya hidup yang menjunjung tinggi kebersihan.

Apa yang terkandung dalam konsep menuju new normal sebenarnya sudah bukan hal baru dalam Islam. Protokol pencegahan COVID-19, seperti mencuci tangan, memakai masker, bersin menutup mulut, hingga jaga jarak adalah konsep Islam Life Style.

Baca Juga:  Stay at Home, Berkhalwat di Tengah Wabah Corona

Contohnya saja, menggunakan masker mirip dengan cadar yang dipakai sebagian wanita muslimah. Adapun mencuci tangan juga terdapat dalam wudhu. Bahkan setidaknya umat Islam menjaga wudhu sebanyak 5 kali dalam sehari.

Kemudian dalan Islam juga diajarkan physical distancing. Sebagaimana tidak dianjurkannya melakukan perkumpulan yang tidak memberi nilai manfaat, apalagi yang membahayakan.

Meski demikian, pemerintah tetap harus berhati-hati pula dalam merumuskan protokol pencegahan COVID-19 di pesantren. Karena, keselamatan santri hingga para guru harus menjadi prioritas.

Setidaknya ada empat langkah yang bisa ditempuh untuk memulai new normal di pondok pesantren.

Pertama, sosialisasi kepada pondok pesantren yang bertujuan menentukan kelayakan dan memberikan persiapan untuk pesantren ini guna memenuhi kualifikasi kesehatan dengan menerapkan standar pencegahan COVID-19.

Kedua protokol kesehatan COVID-19 di Pesantren. Seperti menghindari bersalaman, pelukan, cium tangan, mengajar dengan sekat, menggunakan masker atau mengajar melalui audio visual jika perlu.

Ketiga, menyediakan sarana dan prasarana seperti poliklinik, ruang belajar yang lebih luas, kondisi asrama yang tidak diisi banyak santri hingga ruang isolasi jika terjadi gejala pada santri.

Keempat, pengelompokan usia rentan. Hal ini didasari prinsip menjaga guru-guru dan para kyai di pesantren yang kita cintai tetap sehat bukan untuk membuat perbedaan apalagi sekat. Memang, sesuatu yang baru awalnya akan terasa rumit. Akan tetapi ini harus segera kita mulai agar kehidupan pondok pesantren bisa berjalan kembali.

Baca Juga:  Sosok Khomeini dan Revolusi Islam Iran 1979 dalam Pandangan Gus Dur

Meski demikian, memulai New Normal di pondok pesantren juga mempunyai sisi negatif. Mengutip detik.com, Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga, Dr Windhu Purnomo menilai dibukanya kembali pondok pesantren cuku mengkhawatirkan karena bisa menimbulkan potensi penularan COVID-19.

Menurut Dr. Windhu, Pesantren ini kan cukup berbahaya karena kita tahu biasanya satu ruangan asrama yang kecil itu dipenuhi banyak santri. Maka jika sekarang santri-santri dipulangkan, jangan kembali dulu,” kata Windhu.

Pendapat ini didasarkan kejadian di salah satu pesantren di Temboro Magetan yang menjadi klaster besar penularan Corona. Ia berharap pihak pesantren agar tidak buru-buru membuka kembali pondoknya.

Persiapan Santri Menghadapi New Normal

Kemenag telah menyiapkan sejumlah aturan tekait penerapan kebijakan new normal. Salah satunya yakni menyiapkan protokol bagi para santri yang akan kembali ke pesantren.

Baca Juga:  Kritik dalam Tradisi Filsuf Barat dan Islam

Ada sejumlah tahapan dan kewenangan yang harus dijalankan oleh para santri sebelum mereka kembali ke pesantren. Prosedur ini wajib dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona.

Prosedur dan persiapan itu terdiri dari beberapa tahapan dan dimulai dari rumah yang antara lain:

Santri harus memastikan fisik dalam kondisi sehat; membawa peralatan makan minum sendiri dan diberi nama; membawa vitamin C, madu, dan nutrisi untuk ketahanan tubuh selama sebulan. Santri juga wajib membawa masker dan hand sanitizer.

Kemudian santri harus membawa sajadah tipis yang ringan diangkat dan mudah dicuci. Setibanya di pesantren, para pengantar santri tidak diperkenankan langsung masuk asrama. Dan terakhir konsultasikan dengan pengurus pondok mengenai pesiapan-persiapan menghadapi new normal.

Lukman Hakim Hidayat