Mengenal Empat Sifat Utsman bin Affan yang Patut Kita Contoh, Salah Satunya Sangat Pemalu

Sifat Usman bin Affan

Pecihitam.org Utsman bin Affan, tentulah mendengar namanya akan mengarahkan kita pada sosok sahabat sekaligus seorang khalifah yang sangat dikenal akan kekayaan dan kedemawanannya. Tidak hanya itu, sifat Utsman bin Affan amat terpuji di sisi Rasulullah saw.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Maka wajar jika Nabi seringkali mengutarakan sifat terpuji dari Utsman bin Affan tersebut guna menjadi arahan bagi kita selaku umatnya, untuk tidak segan segan menjadikannya sebagai contoh.

Untuk itu, berikut beberapa sifat Utsman bin Affan yang rasanya patut untuk kita contoh,

  1. Pemalu

Jikalau Abu Bakar tampil sebagai sosok sahabat yang jujur, sedangkan Umar bin Khattab sebagai sahabat yang keras dan pemberani, maka lain halnya dengan Utsman bin Affan yang dikenal dengan sifat pemalunya.

Dan sifat ini seringkali beliau nampakkan diberbagai peristiwa, yang salah satunya ialah ketika muncul seruan berjihad di jalan Allah swt., tentu hal ini membuat Utsman bin Affan merasa malu untuk tinggal di dalam rumah,

Bahkan ketika pemberontak mengepung Utsman bin Affan ra., dan meminta kepadanya untuk menanggalkan jubah kekhalifaannya, maka Utsman dengan tegas menolak dikarenakan dalam dirinya muncul rasa malu bila saja dia menuruti apa yang diinginkan para pemberontak itu, artinya dia tak mampu menjaga apa yang diamanahkan Rasulullah kepadanya.

Begitupun usai meninggalnya Umar bin Khattab dan para masyarakat waktu itu sedang berkumpul di masjid untuk memilih khalifah selanjutnya, maka Utsman pun datang dengan menggunakan jubah dan menutupi kepalanya.

Dan sifat pemalunya ini pun diutarakan Rasulullah dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah.

Baca Juga:  Mengenal Pemikiran Al Kindi dalam Memadukan Filsafat dan Agama

“Orang yang paling penyayang di antara umatku adaldah Abu Bakar yang paling tegas terhadap Agama Allah adalah Umar, yang paling pemalu adalah Utsman ….”

2. Dermawan

Sifat inilah yang membuat Utsman begitu disegani, karena selain kaya raya beliau pun tak segan membagi kekayaannya kepada para masyarakat yang membutuhkan. Dan inilah yang sulit di tiru oleh para sahabat lainnya.

Sebagaimana yang tercantum dalam suatu riwayat, Abdurrahman bin Khabbab bercerita

“Saya melihat Nabi saw., menganjurkan orang orang membantu pasukan yang kesulitan mendapat pembekalan dan kendaraan perang. Maka Utsman bin Affan berdiri dan berkata ‘Wahai Rasulullah, saya akan memberikan seratus ekor unta lengkap dengan pelana muatannya’.

Maka Rasulullah menganjurkannya lagi, Utsman pun kembali berdiri dan berkata ‘Wahai Rasulullah, kalalu begitu saya akan menambah menjadi 200 ekor unta lengkap dengan dengan pelana dan muatannya’. Kemudian Rasulullah masih menganjurkan, maka Utsman pun kembali berdiri dan berkata,

‘Wahai Rasulullah, demi Allah saya akan memberi 300 ekor unta lengkap dengan pelana dan muatannya’. Saya melihat Rasulullah turun dari mimbar seraya berkata, ‘Tidak ada lagi yang menimpa Utsman setelah kebaikannya, tidak ada lagi yang menimpa  Utsman setelah kebaikannya ini!”

Begitu juga ketika terjadi penaklukkan Makkah secara Damai, Utsman bin Affan dengan ketulusan dan kerelaan hatinya membeli rumah yang terletak di sekitar Masjidil Haram seharga 10.000 dinar yang kemudian rumah tersebut ditambahkan menjadi bagian masjid.

Baca Juga:  Biografi Abu Nasir Muhammad al Farabi Sang Tokoh Filosof Islam

3. Peduli dan perhatian

Betapa sulitnya kita menemukan sosok Utsman di zaman sekarang ini, selain kaya, dermawan dan tentunya memiliki tingkat kepedulian dan perhatian yang tinggi, atau dalam artian peka terhadap lingkungannya.

Dan hal ini tergambar dari kerajinan beliau dalam memerdekakan budak, terlebih jika budak tersebut merupakan penganut Agama Islam atau berkenan masuk Islam.

Dan bentuk kepedulian dan perhatian ini berlaku pada seluruh orang orang yang ada disekeliling Utsman bin affan, termasuk kepada pembantunya.

Pernah suatu ketika, Utsman marah dan menjewer telinga pembantunya, sehingga si pembantu merasa kesakitan. Menyadari perlakuannya, Utsman merasa bersalah dan berkata “Saya baru saja menjewer telingamu, silahkan membalasnya padaku”

Bahkan pernah suatu ketika, terdapat Panggilan perang untuk membela Agama Islam, dan pada waktu itu, Rasulullah melarang Utsman bin Affan ikut dikarenakan sang Istri sedang sakit meski pada akhirnya, nyawa sang istri tidak tertolongkan.

Sehingga dari sini seolah tak tersembunyikan lagi tentang betapa tingginya sifat peduli dan kepedulian seorang Utsman bin Affan kepada sesama, baik itu keluarga maupun kepada seorang pembantu dan budak sekalipun. 

4. Ibadah dan ketakwaan

Yang tak kalah familiar dari sifat Utsman bin Affan ialah kerajinannya dalam beribadah. Salah satunya ialah beliau gemar berpuasa, sampai sampai orang yang hidup dimasanya menggambarkan bahwa beliau berpuasa disepanjang tahunnya.

Sedangkan dalam amalan ibadah lainnya diceritakan oleh Abdurrahman bin Utsman at Tamimi

“Saya melaksanakan Shalat malam di belakang maqam Ibrahim, saya berharap tidak ada yang mengalahan saya malam itu. Tiba tiba, ada seseorang yang mencolek saya, tetapi saya tidak menoleh. Orang itu terus mencolek, saya pun menoleh . Ternyata Utsman bin Affan, maka saya pun mundur dan Utsman maju lalu membaca banyak ayat Al Qur’an dalam satu rakaat, kemudian pergi”

Bahkan Ibnu Katsir mengatakan sesuai apa yang diriwayatkan dari berbagai jalur bahwa

Baca Juga:  Upaya Imam Qushayri dalam Meluruskan Penyimpangan Kaum Sufi

“Utsman membaca seluruh al Qur’an dalam satu rakaat di dekat Hajar Aswad pada musim haji. Dan ini merupakan ketekunan Utsman”. Karenanya, Kami meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa ia berpendapat mengenai firman Allah swt., yang termaktub dalam QS. Az Zumar [39]: 9 yang dimaksudkan adalah Utsman bin Affan

 (Apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

*Wallahu a’lam Bissawab

Rosmawati