Surah At-Taubah Ayat 115-116; Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an

Surah At-Taubah Ayat 115-116

Pecihitam.org – Kandungan Surah At-Taubah Ayat 115-116 ini menjelaskan bahwa Allah SWT telah membuka pintu hidayah bagi manusia melalui akalnya dan wahyu Ilahi. Allah SWT tidak akan pernah mengazab atau membiarkan hamba-Nya, kecuali jika manusia itu tidak mengerjakan kewajibannya dan tidak menghindari apa yang dilarang oleh Allah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an Surah At-Taubah Ayat 115-116

Surah At-Taubah Ayat 115
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِلَّ قَوْمًا بَعْدَ إِذْ هَدَاهُمْ حَتَّىٰ يُبَيِّنَ لَهُمْ مَا يَتَّقُونَ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Terjemahan: Dan Allah sekali-kali tidak akan menyesatkan suatu kaum, sesudah Allah memberi petunjuk kepada mereka sehingga dijelaskan-Nya kepada mereka apa yang harus mereka jauhi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Tafsir Jalalain: وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِلَّ قَوْمًا بَعْدَ إِذْ هَدَاهُمْ (Dan Allah sekali-kali tidak akan menyesatkan suatu kaum, sesudah Allah memberi petunjuk kepada mereka) kepada Islam

حَتَّىٰ يُبَيِّنَ لَهُمْ مَا يَتَّقُونَ (hingga dijelaskan-Nya kepada mereka apa yang harus mereka jauhi) yakni amal-amal perbuatan mana saja yang harus mereka jauhi, akan tetapi ternyata mereka tidak menjauhinya, maka mereka layak menjadi orang-orang yang disesatkan.

إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu) antara lain ialah mengetahui siapa yang berhak untuk disesatkan dan siapa yang berhak untuk mendapat hidayah-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah SWT menceritakan perihal Diri-Nya Yang Maha Mulia dan hukum­Nya yang adil, bahwa sesungguhnya Dia tidak akan menyesatkan suatu kaum, melainkan sesudah disampaikan kepada mereka risalah dari sisi­Nya, sehingga hujjah telah ditegakkan atas mereka.

Seperti yang di­sebutkan di dalam firman-Nya: {وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَى عَلَى الْهُدَى} “Dan adapun kaum Samud, maka mereka telah Kami beri petunjuk”. (Qs. Fushshilat: 17), hingga akhir ayat.

Baca Juga:  Surah At-Taubah Ayat 32-33; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan firman Allah SWT: وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِلَّ قَوْمًا بَعْدَ إِذْ هَدَاهُمْ, hingga akhir ayat. Hal ini merupakan penjelasan dari Allah SWT kepada orang-orang mukmin dalam masalah tidak memohonkan ampun kepada-Nya khusus bagi kaum musyrik.

Dan di dalam penjelasan-Nya untuk mereka biasanya terkandung larangan dan perintah-Nya secara umum. Dengan kata lain, kerjakanlah atau tinggalkanlah.

Ibnu Jarir mengatakan, “Allah SWT berfirman bahwa tidak sekali-kali Allah akan memutuskan terhadap kalian kesesatan karena kalian telah memintakan ampun kepada-Nya buat orang-orang mati kalian yang musyrik, padahal Allah telah memberikan hidayah kepada kalian dan memberikan taufik-Nya kepada kalian untuk beriman kepada Allah dan kepada Rasul-Nya.

Terkecuali jika Dia telah menyodorkan larangan hal itu kepada kalian, maka kalian harus meninggalkannya. Adapun sebelum dijelaskan kepada kalian bahwa hal tersebut merupakan perbuatan yang dilarang, kemudian kalian melakukannya, maka kalian tidak akan dihukumi sebagai orang-orang yang melakukan kesesatan.

Sesungguhnya maksiat dan taat itu hanyalah berdasarkan perintah dan larangan. Adapun terhadap hal-hal yang tidak diperintahkan dan tidak pula dilarang, maka melakukannya bukan terbilang sebagai orang yang taat, tidak pula sebagai orang yang durhaka”.

Tafsir Quraish Shihab: Bukan merupakan sunatullah dan tanda kasih sayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya, untuk menyandangkan sifat sesat kepada suatu kaum dan menimpakan hukuman-Nya atas mereka berupa kehinaan dan malapetaka, sedangkan mereka telah mendapatkan petunjuk untuk memeluk agama Islam, sehingga mereka–melalui wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah–dapat mengetahui apa yang seharusnya mereka tinggalkan. Sesungguhnya ilmu Allah meliputi segala sesuatu.

Baca Juga:  Surah At-Taubah Ayat 107-108; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Surah At-Taubah Ayat 116
إِنَّ اللَّهَ لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ يُحْيِي وَيُمِيتُ ۚ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ

Terjemahan: Sesungguhnya kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan. Dan sekali-kali tidak ada pelindung dan penolong bagimu selain Allah.

Tafsir Jalalain: إِنَّ اللَّهَ لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ يُحْيِي وَيُمِيتُ ۚ وَمَا لَكُمْ (Sesungguhnya kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan. Dan sekali-kali tiada bagi kalian) hai umat manusia

مِنْ دُونِ اللَّهِ (selain dari Allah) مِنْ وَلِيٍّ (yang melindungi) kalian daripada-Nya وَلَا نَصِيرٍ (dan yang memberikan pertolongan) yang dapat mencegah diri kalian dari kepastian Allah.

Tafsir Ibnu Katsir: {إِنَّ اللَّهَ لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ} Sesungguhnya kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan. Dan sekali-kali tidak ada pelindung dan penolong bagi kalian selain Allah.

Ibnu Jarir mengatakan bahwa makna ayat ini mengandung pengertian anjuran dari Allah Swt. kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk memerangi orang-orang musyrik dan pemimpin kekufuran. Dan hendaknyalah mereka percaya akan pertolongan Allah, Raja langit dan bumi; dan janganlah mereka merasa gentar dalam menghadapi musuh-musuhnya, karena sesungguhnya tidak ada pelindung bagi mereka dan tidak ada penolong bagi mereka selain Dia.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abu Dilamah Al-Bagdadi, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab ibnu Ata, telah menceritakan kepada kami Sa’id, dari Qatadah, dari Safwan ibnu Muharriz, dari Hakim ibnu Hizam yang mengatakan bahwa ketika Rasulullah Saw. berada di antara para sahabatnya, tiba-tiba beliau Saw. bertanya kepada mereka;

Baca Juga:  Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 2: Kenapa Memakai Hudan lil Muttaqin?

“Apakah kalian mendengar apa yang saya dengar?” Mereka menjawab, “Kami tidak mendengar sesuatupun.” Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya aku mendengar suara gemuruh langit, tetapi tidaklah dicela bila langit mengeluarkan suara gemuruh, karena tiada suatu jengkal tempat pun darinya melainkan padanya terdapat seorang malaikat sedang sujud atau sedang berdiri”.

Ka’bul Ahbar mengatakan bahwa tidak ada suatu tempat sebesar lubang jarum pun dari bumi ini melainkan padanya terdapat malaikat yang ditugaskan menjaganya dan melaporkan pengetahuan hal tersebut kepada Allah. Dan sesungguhnya jumlah malaikat langit benar-benar lebih banyak daripada bilangan pasir. Dan sesungguhnya malaikat penyangga ‘Arasy itu panjang antara tumit kaki seseorang dari mereka sampai kepada betisnya sama dengan perjalanan seratus tahun.

Tafsir Quraish Shihab: Allah-lah satu-satunya pemilik langit dan bumi serta segala yang ada di dalamnya. Dialah yang berkuasa di dalamnya untuk menghidupkan dan mematikan.

Tidak ada penguasa yang dapat menjelaskan seluruh urusan dan juga tidak ada penolong yang dapat menolong dan membela kalian, selain Allah.

Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah At-Taubah Ayat 115-116 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga bermanfaat dan semoga khazanah ilmu Al-Qur’an kita semakin bertambah. Amin

M Resky S