Surah Az-Zumar Ayat 67; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Az-Zumar Ayat 67

Pecihitam.org – Kandungan Surah Az-Zumar Ayat 67 ini, mengatakan “Musyrikin memberikan usulan tidak tepat kepada Nabi Allah dan memintanya untuk menghormati sesembahan mereka itu artinya mereka tidak mengetahui posisi Allah dan menurunkan posisi Allah, sehingga setara arca dan sesembahan.”

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Intinya, sumber kesyirikan adalah tidak memiliki pengetahuan yang benar akan Allah yang menciptakan semua alam dan mengelola semuanya, bahkan untuk tetap ada, semua makhluk membutuhkan-Nya.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Az-Zumar Ayat 67

وَمَا قَدَرُواْ ٱللَّهَ حَقَّ قَدۡرِهِۦ وَٱلۡأَرۡضُ جَمِيعًا قَبۡضَتُهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ وَٱلسَّمَٰوَٰتُ مَطۡوِيَّٰتٌۢ بِيَمِينِهِۦ سُبۡحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشۡرِكُونَ

Terjemahan: Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.

Tafsir Jalalain: وَمَا قَدَرُواْ ٱللَّهَ حَقَّ قَدۡرِهِۦ (Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya) yakni mereka tidak mengenal Allah dengan pengenalan yang sebenarnya; atau, mereka tidak mengagungkan-Nya dengan pengagungan yang sesungguhnya sewaktu mereka menyekutukan-Nya dengan selain-Nya وَٱلۡأَرۡضُ جَمِيعًا (padahal bumi seluruhnya) lafal Ayat ini menjadi Hal dan maksud dari lafal Jamii’an ialah bumi yang berlapis tujuh itu قَبۡضَتُهُۥ (dalam genggaman kekuasaan-Nya) maksudnya berada di dalam kekuasaan dan tasharuf-Nya.

يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ وَٱلسَّمَٰوَٰتُ مَطۡوِيَّٰتٌۢ (pada hari kiamat dan langit digulung) dilipat menjadi satu بِيَمِينِهِۦ (dengan tangan kanan-Nya) yakni dengan kekuasaan-Nya سُبۡحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشۡرِكُونَ (Maha Suci dan Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan) bersama-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman: وَمَا قَدَرُواْ ٱللَّهَ حَقَّ قَدۡرِهِۦ (“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya.”) yaitu orang-orang musyrik tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang sebenarnya ketika mereka menyembah selain Dia bersama-Nya. Dia Mahaagung, tidak ada sesuatupun yang lebih agung dari-Nya, Mahakuasa atas segala sesuatu Mahamemiliki segala sesuatu dan semuanya berada di bawah kekuasaan-Nya.

Baca Juga:  Surah An Nisa Ayat 94; Seri Tadabbur Al Qur'an

Mujahid berkata: “Ayat ini turun kepada orang Quraisy.” As-Suddi berkata: “Mereka tidak mengagungkan-Nya dengan pengagungan yang sebenarnya.” Ali bin Abi Thalhah meriwAyatkan dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: وَمَا قَدَرُواْ ٱللَّهَ حَقَّ قَدۡرِهِۦ (“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya.”) mereka adalah orang-orang kafir yang tidak beriman kepada kekuasaan Allah terhadap mereka.

Barangsiapa yang beriman bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, maka dia pasti mengagungkan-Nya dengan pengagungan yang sebenarnya. Dan barangsiapa yang tidak beriman dengan hal itu, maka pasti dia tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang sebenarnya.”

Banyak hadits yang diriwAyatkan berkaitan dengan Ayat yang mulia ini. Cara yang ditempuh untuk mengagungkan-Nya dan yang semisalnya menurut madzhab Salaf yaitu memberlakukannya sebagaimana adanya, tanpa takyif (menanyakan bagaimana) dan tanpa tahrif (menyelewengkan maknanya).

Al-Bukhari meriwAyatkan tentang firman Allah: وَمَا قَدَرُواْ ٱللَّهَ حَقَّ قَدۡرِهِۦ (“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya.”) bahwa Abdullah bin Mas’ud berkata: “Salah seorang pendeta datang kepada Rasulullah saw. datang dan berkata:

“Ya Muhammad, sesungguhnya kami mendapati bahwa Allah swt. menjadikan langit di satu jari-Nya dan bumi di satu jari-Nya, pohon di satu jari-Nya, maka Dia berfirman: ‘Akulah Raja.’ Lalu Rasulullah saw. tertawa, hingga tampak gigi gerahamnya karena membenarkan perkataan pendeta itu, kemudian Rasulullah saw. membaca:

وَمَا قَدَرُواْ ٱللَّهَ حَقَّ قَدۡرِهِۦ وَٱلۡأَرۡضُ جَمِيعًا قَبۡضَتُهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ (“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya. Padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat”) al-Bukhari meriwAyatkan pula selain pada tempat ini dalam shahihnya, juga Imam Ahmad, Muslim, at-Tirmidzi dan an-Nasa’i di kitab tafsir dalam Sunan keduanya.

Baca Juga:  Surah Az-Zumar Ayat 41-42; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Al-Bukhari meriwAyatkan dari Abu Salamah bin ‘Abdirrahman, bahwa Abu Hurairah berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Allah Ta’ala menggenggam bumi dan melipat langit dengan tangan kanan-Nya. kemudian Dia berfirman: ‘Akulah Raja [yang sebenarnya], dimanakah raja-raja bumi?’” (al-Bukhari meriwAyatkannya sendiri dengan jalan ini dan diriwAyatkan oleh Muslim dari jalan lain)

Tafsir Kemenag: Pada Ayat ini, Allah mencela perbuatan kaum musyrikin Mekah karena menyembah berhala dan patung, mengingkari kebesaran dan kekuasaan-Nya. Allah juga mengingatkan betapa besar nikmat yang telah dikaruniakan-Nya kepada mereka. Seakan-akan yang berkuasa dan memberi karunia itu adalah patung-patung yang tidak berdaya yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri. Alangkah rendahnya jalan pikiran mereka dengan mengagungkan suatu yang hina dan tak berdaya.

Allah selanjutnya menegaskan bahwa bumi ini seluruhnya berada dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat, demikian pula langit tergulung di tangan kanan-Nya. Jika langit dan bumi semuanya berada dalam genggaman-Nya, maka siapakah lagi yang lebih besar, lebih agung, lebih berkuasa dari Allah? Apakah mereka mengagungkan patung-patung itu sedang patung-patung itu adalah sebagian kecil saja dari langit dan bumi? Mengenai Ayat ini, Imam al-Bukhari meriwAyatkan dari Ibnu Mas’ud sebuah hadis:

Telah datang salah seorang pendeta kepada Rasulullah saw dan berkata kepadanya, “Hai Muhammad, sesungguhnya aku menemui (dalam kitab kami) bahwa Allah Yang Mahaperkasa meletakkan langit di salah satu jarinya, bumi di jari yang lain, pohon-pohon di jari yang lain, air dan tanah di jari yang lain, dan makhluk-makhluk lainnya di jari yang lain pula, lalu Dia berkata, ‘Akulah raja.” Rasulullah saw tertawa mendengar kata-kata pendeta itu sehingga kelihatan gerahamnya tanda setuju. Kemudian Nabi saw membaca Ayat 67 ini.

Tentang penggambaran langit dan bumi dalam genggaman-Nya, mungkin dapat dipahami dengan makna bahwa alam ini dalam kekuasaan-Nya. Bagaimana hakikat yang sebenarnya dari keadaan bumi yang berada dalam genggaman Allah, kita tidak tahu. Hal itu termasuk masalah-masalah yang gaib, yang harus diterima sebagaimana yang diterangkan Allah.

Baca Juga:  Surah An-Nahl Ayat 91-92; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Yang mesti diyakini sepenuhnya adalah Allah tidak dapat diserupakan dengan suatu apa pun. Firman Allah: Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat. (asy-Syura/42: 11)

Kemudian Allah menutup Ayat ini dengan menyatakan bahwa mempersekutukan Allah dengan makhluk lainnya apalagi dengan sesuatu yang remeh tak berdaya seperti patung-patung itu adalah perbuatan sesat dan menyesatkan. Maha Suci Allah dari segala paham itu dan tidak layak bagi kekuasaan dan keagungan-Nya untuk dipersekutukan dengan yang lain.

Tafsir Quraish Shihab: Orang-orang musyrik itu tidak mengetahui dan tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya, karena mereka menyekutukan-Nya dengan yang lain. Mereka juga mengajak Rasulullah saw. untuk, bersama mereka, menyekutukan Allah. Padahal bumi, dengan segala isinya, berada dalam genggaman-Nya pada hari kiamat. Sementara langit, dengan seluruh lapisannya, terlipat di tangan kanan-Nya. Allah Mahasuci dari segala kekurangan, dan Dia Mahatinggi dari apa saja selain Dia yang mereka persekutukan dengan-Nya.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Az-Zumar Ayat 67 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S