Surah Fatir Ayat 15-18; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Fatir Ayat 15-18

Pecihitam.org – Kandungan Surah Fatir Ayat 15-18 ini, menjelaskan bahwa Allah tidak memerlukan suatu apa pun, dan Dia mempunyai kekuasaan yang sempurna. Jika Allah mau menghancurkan makhluk-Nya, maka dengan sekejap saja hancur binasalah semuanya, karena sekalipun Dia yang menciptakan, tetapi Dia tidak mempunyai keperluan sedikit pun padanya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Fatir Ayat 15-18

Surah Fatir Ayat 15
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ أَنتُمُ ٱلۡفُقَرَآءُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱللَّهُ هُوَ ٱلۡغَنِىُّ ٱلۡحَمِيدُ

Terjemahan: Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.

Tafsir Jalalain: يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ أَنتُمُ ٱلۡفُقَرَآءُ إِلَى ٱللَّهِ (Hai manusia! Kalianlah yang berkehendak kepada Allah) dalam keadaan bagaimana pun وَٱللَّهُ هُوَ ٱلۡغَنِىُّ (dan Allah, Dialah Yang Maha Kaya) tidak membutuhkan makhluk-Nya ٱلۡحَمِيدُ (lagi Maha Terpuji) atas perbuatan-Nya terhadap mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah mengabarkan tentang ketidak butuhan-Nya kepada selain-Nya, serta butuhnya seluruh makhluk dan ketundukan mereka kepada-Nya. Allah berfirman: يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ أَنتُمُ ٱلۡفُقَرَآءُ إِلَى ٱللَّهِ (“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah”) yaitu mereka membutuhkan-Nya dalam seluruh gerakan dan diamnya. Sedangkan Dia, Allah Ta’ala adalah (Yang Mahakaya) Yang tidak membutuhkan mereka. Untuk itu Allah berfirman:

وَٱللَّهُ هُوَ ٱلۡغَنِىُّ ٱلۡحَمِيدُ (“Dan Allah Dia-lah yang Mahakaya [tidak memerlukan sesuatu] lagi Mahaterpuji.”) yaitu Dia yang Tunggal dalam kekayaan-Nya, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia Mahaterpuji dalam seluruh apa yang dilakukann, dikatakan, ditaqdirkan dan disyariatkan-Nya.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini diterangkan bahwa manusia sangat berkepentingan kepada Penciptanya yaitu Allah karena semua manusia membutuhkan pertolongan-Nya dalam seluruh aspek kehidupan, seperti kekuatan, rezeki, menolak bahaya, mendapat kenikmatan, ilmu dan sebagainya, baik urusan dunia maupun akhirat. Semua itu tidak akan terjadi kecuali dengan rahmat dan taufik Allah.

Hanya Allah yang wajib disembah dan diharapkan rida-Nya. Ia Mahakaya, tidak memerlukan sesuatu. Maha Terpuji atas nikmat yang telah dianugerahkan kepada para hamba-Nya. Setiap nikmat yang dimiliki oleh manusia berasal dari sisi-Nya. Dialah yang seharusnya dipuji dan disyukuri dalam segala hal. Di ayat lain Allah menegaskan:

Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Allah benar-benar Mahakaya, Maha Terpuji. (al-hajj/22: 64).

Tafsir Quraish Shihab: Wahai umat manusia, sungguh kalian membutuhkan Allah dalam segala hal. Hanya Allahlah yang Mahakaya dan tidak membutuhkan keberadaan ciptaan-Nya. Oleh karena itu, Dia berhak mendapatkan puja dan puji dalam segala situasi.

Surah Fatir Ayat 16
إِن يَشَأۡ يُذۡهِبۡكُمۡ وَيَأۡتِ بِخَلۡقٍ جَدِيدٍ

Terjemahan: Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu).

Tafsir Jalalain: إِن يَشَأۡ يُذۡهِبۡكُمۡ وَيَأۡتِ بِخَلۡقٍ جَدِيدٍ (Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kalian dan mendatangkan makhluk yang baru) sebagai ganti daripada kalian.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: إِن يَشَأۡ يُذۡهِبۡكُمۡ وَيَأۡتِ بِخَلۡقٍ جَدِيدٍ (“Jika Dia menghendaki niscaya Dia akan melenyapkan kalian hai manusia, dan akan mendatangkan kaum yang lain selain kalian.

Tafsir Kemenag: Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa Allah tidak memerlukan suatu apa pun, dan Dia mempunyai kekuasaan yang sempurna. Jika Allah mau menghancurkan makhluk-Nya, maka dengan sekejap saja hancur binasalah semuanya, karena sekalipun Dia yang menciptakan, tetapi Dia tidak mempunyai keperluan sedikit pun padanya.

Dia lalu menggantinya dengan makhluk lain yang akan patuh dan taat kepada perintah-Nya, menyerukan yang baik dan mencegah yang keji dan mungkar. Yang demikian itu tidak sulit bagi Allah untuk melaksanakannya, tetapi mudah sekali. Firman Allah:

Baca Juga:  Surah Yusuf Ayat 69; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah memulai penciptaan (makhluk), kemudian Dia mengulanginya (kembali). Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. (al-‘Ankabut/29: 19).

Tafsir Quraish Shihab: Jika Allah menghendaki untuk membinasakan kalian, niscaya Dia–karena kemahasempurnaan kekuasaan-Nya–akan melakukannya. Lalu Dia menciptakan makhluk baru yang sesuai dengan kebijakan- Nya.

Surah Fatir Ayat 17
وَمَا ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ بِعَزِيزٍ

Terjemahan: Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.

Tafsir Jalalain: وَمَا ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ بِعَزِيزٍ (Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah) tidak sukar bagi-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: Semua itu bukanlah sesuatu yang sulit, dan tidak ada yang mampu mencegah-Nya. Untuk itu Allah berfirman: وَمَا ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ بِعَزِيزٍ (“Dan yang demikian itu sekali-sekali tidak sulit bagi Allah”)

Tafsir Kemenag: Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa Allah tidak memerlukan suatu apa pun, dan Dia mempunyai kekuasaan yang sempurna. Jika Allah mau menghancurkan makhluk-Nya, maka dengan sekejap saja hancur binasalah semuanya, karena sekalipun Dia yang menciptakan, tetapi Dia tidak mempunyai keperluan sedikit pun padanya.

Dia lalu menggantinya dengan makhluk lain yang akan patuh dan taat kepada perintah-Nya, menyerukan yang baik dan mencegah yang keji dan mungkar. Yang demikian itu tidak sulit bagi Allah untuk melaksanakannya, tetapi mudah sekali. Firman Allah:

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah memulai penciptaan (makhluk), kemudian Dia mengulanginya (kembali). Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. (al-‘Ankabut/29: 19).

Tafsir Quraish Shihab: Membinasakan kalian dan menciptakan pengganti kalian tidaklah sulit bagi Allah.

Surah Fatir Ayat 18
وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزۡرَ أُخۡرَىٰ وَإِن تَدۡعُ مُثۡقَلَةٌ إِلَىٰ حِمۡلِهَا لَا يُحۡمَلۡ مِنۡهُ شَىۡءٌ وَلَوۡ كَانَ ذَا قُرۡبَىٰٓ إِنَّمَا تُنذِرُ ٱلَّذِينَ يَخۡشَوۡنَ رَبَّهُم بِٱلۡغَيۡبِ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَمَن تَزَكَّىٰ فَإِنَّمَا يَتَزَكَّىٰ لِنَفۡسِهِۦ وَإِلَى ٱللَّهِ ٱلۡمَصِيرُ

Terjemahan: Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya.

Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka mendirikan sembahyang. Dan barangsiapa yang mensucikan dirinya, sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allahlah kembali(mu).

Tafsir Jalalain: وَلَا تَزِرُ (Dan tidaklah menanggung) setiap diri وَازِرَةٌ (Yang telah berbuat dosa) yakni ia tidak akan menanggung وِزۡرَ (dosa) diri أُخۡرَىٰ وَإِن تَدۡعُ (orang lain. Dan jika memanggil) seseorang yang مُثۡقَلَةٌ (diberati) oleh dosanya إِلَىٰ حِمۡلِهَا (untuk memikul dosa itu) yaitu memanggil orang lain untuk ikut memikul sebagian dari dosanya لَا يُحۡمَلۡ مِنۡهُ شَىۡءٌ (tiadalah akan dipikul untuknya sedikit pun) orang yang dipanggil itu tidak akan mau memikulnya walau sedikit pun وَلَوۡ كَانَ ذَا قُرۡبَىٰٓ (meskipun -yang dipanggil itu- kaum kerabatnya) seperti ayah dan anaknya; tidak adanya penanggungan dosa dari kedua belah pihak ini berdasarkan keputusan dari Allah.

إِنَّمَا تُنذِرُ ٱلَّذِينَ يَخۡشَوۡنَ رَبَّهُم بِٱلۡغَيۡبِ (Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Rabbnya -sekalipun mereka tidak melihat-Nya) mereka tetap takut kepada-Nya sekalipun mereka tidak melihat-Nya, sebab hanya merekalah orang-orang yang dapat mengambil manfaat dari adanya peringatan itu وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ (dan mereka mendirikan salat) mereka melestarikannya.

Baca Juga:  Surah Fatir Ayat 1; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

وَمَن تَزَكَّىٰ (Dan barang siapa yang menyucikan dirinya) dari kemusyrikan dan dosa-dosa lainnya فَإِنَّمَا يَتَزَكَّىٰ لِنَفۡسِهِۦ (sesungguhnya ia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya) karena kemaslahatannya akan kembali kepada dirinya sendiri. وَإِلَى ٱللَّهِ ٱلۡمَصِيرُ (Dan kepada Allahlah kembali kalian) kelak di alam akhirat Dia akan membalas amal perbuatan kalian.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزۡرَ أُخۡرَىٰ (“Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.”) yaitu pada hari kiamat. وَإِن تَدۡعُ مُثۡقَلَةٌ إِلَىٰ حِمۡلِهَا (“Dan jika seseorang yang berat beban dosanya memanggil [orang lain] untuk memikul dosanya itu”) yakni jika seseorang yang berat beban dosanya memanggil untuk minta tolong guna memikulkan dosanya atau sebagian dosa itu,

لَا يُحۡمَلۡ مِنۡهُ شَىۡءٌ وَلَوۡ كَانَ ذَا قُرۡبَىٰٓ (“Tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun [yang dipanggilnya itu] kaum kerabatnya.”) yaitu sekalipun kerabatnya dan sekalipun ayahnya atau anaknya, semuanya sibuk dengan diri dan masalahnya sendiri. Kemudian Allah berfirman:

إِنَّمَا تُنذِرُ ٱلَّذِينَ يَخۡشَوۡنَ رَبَّهُم بِٱلۡغَيۡبِ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ (“Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada adzab Rabb-nya [sekalipun] mereka tidak melihat-Nya dan mereka mendirikan shalat.”) yaitu orang yang dapat mengambil pelajaran dari risalah yang engkau bawa hanyalah orang-orang yang memiliki mata hati dan akal yang takut kepada Allah serta melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka.

وَمَن تَزَكَّىٰ فَإِنَّمَا يَتَزَكَّىٰ لِنَفۡسِهِۦ (“Dan barangsiapa yang mensucikan dirinya, sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri.”) yaitu barangsiapa yang beramal kebaikan, maka manfaatnya hanya akan kembali untuk dirinya sendiri. وَإِلَى ٱللَّهِ ٱلۡمَصِيرُ (“Dan kepada Allah-lah kembali[mu]”) yaitu hanya kepada-Nya tempat kembali dan berserah diri, dan Dia Mahacepat perhitungan-Nya, setiap pelaku akan dibalas sesuai dengan amalnya. Jika amalnya baik, maka akan dibalas kebaikan dan jika amalnya buruk maka akan dibalas keburukan.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini, Allah menerangkan kedahsyatan hari Kiamat. Pada hari itu setiap orang memikul dosanya masing-masing. Seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Jika ada yang merasa dosanya berat sekali, lalu meminta bantuan kepada orang lain untuk memikul sebagian dosanya, maka dosa itu tidak akan dipukulkan kepada yang diminta, sekalipun itu kaum kerabatnya, seperti ayah, anak, dan lain sebagainya.

Setiap orang di hari Kiamat itu sibuk dengan urusannya masing-masing memikirkan dan merenungkan apa gerangan yang akan menimpa dirinya. Firman Allah:

Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutlah pada hari yang (ketika itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya, dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun. Sungguh, janji Allah pasti benar, maka janganlah sekali-kali kamu teperdaya oleh kehidupan dunia, dan jangan sampai kamu teperdaya oleh penipu dalam (menaati) Allah. (Luqman/31: 33)

Ayat lain menjelaskan: Pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu dan bapaknya, dan dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya. (‘Abasa/80: 34-37)

Dalam tafsir al-Qurthubi diriwayatkan dari ‘Ikrimah bahwa seorang bapak menggantungkan harapan kepada anaknya di hari kiamat dan berkata, “Wahai anakku! Bagaimana aku sebagai bapakmu,” lalu anak itu memujinya dengan pujian yang baik.

Baca Juga:  Surah Fatir Ayat 33-35; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Bapak itu berkata lagi kepada anaknya, “Wahai anakku! Aku benar-benar memerlukan dari amal baikmu sekalipun hanya seberat zarrah, supaya aku selamat dari keadaanku sebagaimana yang engkau lihat.” Anaknya menjawab, “Wahai bapakku! Alangkah sedikitnya yang engkau minta, tetapi aku sendiri khawatir terhadap diriku sebagaimana bapak khawatir terhadap diri sendiri.

Oleh karena itu, saya tidak dapat memberikan apa-apa barang sedikit pun.” Kemudian ia beralih kepada istrinya yang menggantungkan harapannya dan berkata, “Wahai Fulanah! Bagaimanakah aku sebagai suamimu?” Lalu dipuji-pujinya suaminya itu dengan pujian yang baik. Berkatalah suami itu kepada istrinya,

“Aku meminta kepadamu satu saja dari amal baikmu, semoga dengan pemberianmu aku selamat dari keadaanku, sebagaimana yang kamu saksikan ini.” Istrinya menjawab, “Alangkah sedikitnya yang engkau minta, namun aku tidak bisa memberikannya karena aku khawatir juga seperti apa yang engkau khawatirkan.”

Kandungan ayat ini sebagai penghibur hati Rasulullah karena dakwahnya yang tidak mendapat sambutan baik dari kaumnya dan mereka tetap keras kepala. Allah menjelaskan bahwa yang dapat menerima nasihat dan peringatan-Nya hanyalah orang-orang yang takut kepada Allah dan azab-Nya yang pedih di hari kemudian, sekalipun mereka tidak melihatnya.

Tidak seperti halnya orang-orang yang telah dipatri hatinya oleh Allah sehingga mereka tidak tahu apa-apa. Mereka mengerjakan salat yang diwajibkan sesuai dengan rukun dan syaratnya, mensucikan hati mereka, dan mendekatkan diri kepada Allah.

Barang siapa menyucikan dirinya dari syirik, perbuatan dosa, dan kedurhakaan, seperti ria, ujub, dusta, dan menipu, kebaikannya akan kembali kepada dirinya sendiri. Begitu pula sebaliknya, kalau ia berbuat maksiat bergelimang dosa, maka mudaratnya itu kembali kepada dirinya.

Ayat ini ditutup dengan satu penjelasan bahwa semua urusan dikembalikan kepada Allah. Tiap-tiap orang akan dibalas sesuai dengan amal perbuatannya di dunia. Kalau baik akan dibalas dengan baik, begitu pula sebaliknya, kalau amalnya jahat akan dibalas dengan balasan yang setimpal. Firman Allah: Hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan. (al-Anfal/8: 44).

Tafsir Quraish Shihab: Seseorang yang berdosa tidak bertanggung jawab terhadap dosa lainnya. Seandainya pun seorang yang besar dosanya memanggil orang lain untuk memikulnya, orang tersebut tidak akan memikul dosa-dosanya sedikit pun, meskipun ia adalah kerabatnya sendiri. Setiap orang akan sibuk dengan urusan masing-masing. Janganlah kamu bersedih, wahai Nabi, mendapatkan pembangkangan kaummu.

Sesungguhnya peringatan yang kamu sampaikan itu hanya berguna untuk mereka yang takut kepada Allah dalam kesendirian mereka serta menegakkan salat secara sempurna. Barangsiapa yang menyucikan diri dari kotoran dan dosa-dosa, berarti ia telah membersihkan diri.

Pada akhirnya, hanya kepada Allahlah tempat kembali, dan Dia akan memperlakukan sesuatu secara hak(1). (1) Lihat catatan kaki tafsir Q., s. al-Zumar ayat 7.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Fatir Ayat 15-18 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S