Surah Hud Ayat 25-27; Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an

Surah Hud Ayat 25-27

Pecihitam.org – Kandungan Surah Hud Ayat 25-27 ini menyinggung risalah Nabi Nuh as serta seruan beliau untuk menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT. Beliau adalah Nabi Ulul Azmi yang pertama, yang bangkit untuk memerangi perbuatan syirik dan penyembahan patung berhala.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an Surah Hud Ayat 25-27

Surah Hud Ayat 25
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ إِنِّي لَكُمْ نَذِيرٌ مُبِينٌ

Terjemahan: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata): “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu,

Tafsir Jalalain: وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ إِنِّي (Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, ia berkata, “Sesungguhnya aku) bahwa aku. Menurut suatu qiraat lafal innii dengan memperkirakan adanya makna al-qaul yang artinya, dia berkata لَكُمْ نَذِيرٌ مُبِينٌ (adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kalian) yakni jelas peringatannya.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah bercerita tentang Nuh, bahwa ia adalah Rasul yang pertama kali diutus oleh Allah Ta’ala kepada penduduk bumi, dari kalangan orang-orang musyrik, penyembah berhala.

Bahwasanya ia pernah berkata kepada kaumnya: إِنِّي لَكُمْ نَذِيرٌ مُبِينٌ (Sesungguhnya aku ini adalah seorang pemberi peringatan yang nyata bagi kalian) Maksudnya, pemberi peringatan kepada kalian secara terang-terangan dari adzab Allah, jika kalian beribadah kepada selain Allah.

Tafsir Quraish Shihab: Sebagaimana Kami mengutusmu, Muhammad, kepada kaummu untuk menyampaikan peringatan dan kabar gembira, tetapi sekelompok orang dari kaummu mengingkari dan menentangmu, demikian pula halnya Nûh sebelum kamu. Kami telah mengutus Nûh kepada kaumnya dan berkata, “Sesungguhnya aku memperingatkan kalian akan siksa Allah dan menjelaskan kepada kalian jalan keselamatan.”

Surah Hud Ayat 26
أَنْ لَا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ ۖ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ أَلِيمٍ

Terjemahan: agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan”.

Baca Juga:  Surah Al-An'am Ayat Ayat 40-45; Seri Tadabbur Al Qur'an

Tafsir Jalalain: أَنْ (Agar) supaya لَا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ ۖ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ (kalian jangan menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku takut kalian) jika kalian menyembah selain-Nya عَذَابَ يَوْمٍ أَلِيمٍ (akan ditimpa azab pada hari yang sangat menyakitkan.”) azab yang menyakitkan di dunia dan di akhirat.

Tafsir Ibnu Katsir: أَنْ لَا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ (Agar kalian tidak beribadah kepada selain Allah). Dan firman-Nya: إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ أَلِيمٍ (Sesungguhnya aku khawatir kalian akan ditimpa adzab pada hari yang sangat menyedihkan).

Yakni, jika kalian terus-menerus dan tidak bergeming dari apa yang kalian kerjakan itu, niscaya Allah Ta’ala akan mengadzab kalian dengan siksaan yang pedih, menyakitkan dan berat di alam akhirat.

Tafsir Quraish Shihab: Nuh kemudian melanjutkan, “Aku mengharap kalian tidak menyembah selain kepada Allah, karena aku khawatir jika kalian menyembah selain Dia atau mempersekutukan-Nya dengan sesembahan lain, suatu saat nanti kalian akan mendapatkan azab yang menyakitkan.”

Surah Hud Ayat 27
فَقَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ مَا نَرَاكَ إِلَّا بَشَرًا مِثْلَنَا وَمَا نَرَاكَ اتَّبَعَكَ إِلَّا الَّذِينَ هُمْ أَرَاذِلُنَا بَادِيَ الرَّأْيِ وَمَا نَرَىٰ لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍ بَلْ نَظُنُّكُمْ كَاذِبِينَ

Terjemahan: Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: “Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta”.

Tafsir Jalalain: فَقَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ (Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya,) mereka adalah terdiri dari orang-orang terhormat kaumnya مَا نَرَاكَ إِلَّا بَشَرًا مِثْلَنَا (“Kami tidak melihat kamu melainkan sebagai manusia biasa seperti kami) tidak ada kelebihan bagimu atas diri kami

Baca Juga:  Surah Al-Ankabut Ayat 16-18; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

وَمَا نَرَاكَ اتَّبَعَكَ إِلَّا الَّذِينَ هُمْ أَرَاذِلُنَا (dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina-dina di antara kami) yaitu orang-orang yang rendah di antara kami, seperti tukang tambal pakaian dan tukang sol sepatu

بَادِيَ الرَّأْيِ (yang lekas percaya saja) dapat dibaca baadiya dan baadia yang artinya, mereka lekas percaya kepadamu tanpa berpikir lebih matang lagi. Lafal ini dinashabkan karena menjadi zharaf yang artinya, mereka terus percaya dengan begitu saja

وَمَا نَرَىٰ لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍ (dan kami tidak melihat kalian memiliki suatu kelebihan apa pun atas kami) sehingga karena kelebihan itulah kalian berhak untuk diikuti daripada kami

بَلْ نَظُنُّكُمْ كَاذِبِينَ (bahkan kami yakin bahwa kalian adalah orang-orang yang dusta”) dalam pengakuan risalah yang kalian bawa. Dalam hal ini mereka mengikut sertakan sebutan Nabi Nuh beserta kaum yang mengikutinya.

Tafsir Ibnu Katsir: فَقَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ (Maka para pemimpin yang kafir dari kaumnya berkata) Sedangkan yang dimaksud dengan al-mala’ adalah para pemuka dan pembesar kaum kafir. مَا نَرَاكَ إِلَّا بَشَرًا مِثْلَنَا (Kami tidak melihat kalian, melainkan sebagai seorang manusia biasa seperti kami).

Maksudnya, kamu ini bukan seorang Malaikat, melainkan hanya manusia biasa, lalu bagaimana mungkin diturunkan wahyu kepadamu tanpa melibatkan kami.

Kemudian kami tidak melihat orang-orang yang mengikutimu kecuali orang-orang hina di antara kami, misalnya pengemis, tukang tenun, dan yang sebangsanya. Dan tidak ada seorang pun dari orang-orang terhormat dan para pemimpin di antara kami yang mengikutimu.

Kemudian orang-orang yang mengikutimu itu, orang-orang yang mengambil keputusan tanpa peninjauan dan pemikiran yang mendalam, tetapi mereka hanya sekedar menanggapi yang kamu serukan kepada mereka dan kemudian mengikutimu.

Oleh karena itu mereka berkata: وَمَا نَرَاكَ اتَّبَعَكَ إِلَّا الَّذِينَ هُمْ أَرَاذِلُنَا بَادِيَ الرَّأْيِ (Dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikutimu melainkan orang-orang yang hina-dina antara kami yang lekas percaya saja) Yaitu, pada awal permulaan.

Baca Juga:  Surah Hud Ayat 106-107; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

وَمَا نَرَىٰ لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍ (Dan kami tidak melihatmu memiliki sesuatu kebihan apa pun atas kami). Mereka berkata, kami tidak melihat adanya kelebihan pada dirimu atas diri kami, baik dalam penciptaan, moral, rizki dan juga keadaan, setelah kalian masuk ke dalam agama kalian ini.

بَلْ نَظُنُّكُمْ كَاذِبِينَ (Bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta). Maksudnya, dusta dalam apa yang kamu serukan, baik berupa kebaikan, perbaikan, ibadah, dan bahagiaan di alam akhirat kelak jika kalian digiring menuju ke sana.

Ini adalah penyangkalan yang dilakukan oleh orang-orang kafir terhadap Nabi Nuh as. dan para pengikutnya. Dan hal yang demikian itu merupakan bukti yang menunjukkan kebodohan mereka dan minimnya pengetahuan yang mereka miliki serta lemahnya akal pikiran mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Para pembesar kaumnya berkata, “Kami tidak melihatmu kecuali sebagai manusia biasa seperti halnya kami. Tidak ada keistimewaan dan keutamaan pada dirimu sehingga kamu pantas mengajak kami untuk mempercayai bahwa kamu adalah utusan Allah.

Kami pun tidak melihat pengikut-pengikutmu melainkan berasal dari tingkatan sosial yang lebih rendah dari kami. Kalian semua tidak lebih terhormat dibanding kami. Bahkan kami yakin bahwa semua yang kalian katakan itu adalah dusta belaka.”

Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Hud Ayat 25-27 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S