Surah Yunus Ayat 34-36; Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an

Surah Yunus Ayat 34-36

Pecihitam.org – Kandungan Surah Yunus Ayat 34-36 ini merupakan pembatalan atas pengakuan orang-orang musyrik dan kafir dalam hal penyekutuan mereka terhadap Allah SWT dan terhadap peribadatan mereka kepada berhala-berhala dan sekutu-sekutu.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an Surah Yunus Ayat 34-36

Surah Yunus Ayat 34
قُلْ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ ۚ قُلِ اللَّهُ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ ۖ فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ

Terjemahan: Katakanlah: “Apakah di antara sekutu-sekutumu ada yang dapat memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali?” katakanlah: “Allah-lah yang memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali; maka bagaimanakah kamu dipalingkan (kepada menyembah yang selain Allah)?”

Tafsir Jalalain: (Katakanlah, “Apakah di antara sekutu-sekutu kalian ada yang dapat memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya atau menghidupkannya kembali?”

Katakanlah, “Allahlah yang memulai penciptaan makhluk kemudian mengulanginya atau menghidupkannya kembali; maka bagaimanakah kalian dipalingkan?”) dari menyembah Allah SWT padahal bukti-bukti yang menunjukkan Allah disembah sudah ada.

Tafsir Ibnuu Katsir: قُلْ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ (Katakanlah: ‘Apakah di antara sekutu-sekutumu ada yang dapat memulai penciptaan makhluk? Kemudian mengulanginya [menghidupkannya] kembali.’)

Maksudnya, siapakah yang memulai penciptaan langit dan bumi, kemudian menghidupkan makhluk-makhluk di dalamnya, membedakan bentuk langit dan bumi dan menggantinya jika terjadi kerusakan di dalamnya, kemudian mengembalikan suatu makhluk berupa makhluk baru?

قُلِ اللَّهُ (Katakanlah: ‘Allah’) Hanya Allahlah yang melakukan itu semuanya sendiri, hanya Dia saja, tidak ada sekutu bagi-Nya. فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ (Maka bagaimanakah kamu dipalingkan [kepada penyembahan kepada yang selain Allah]) Maksudnya, bagaimanakah kamu dipalingkan dari jalan yang benar kepada jalan yang bathil.

Tafsir Quraish Shihab: Katakanlah, wahai Rasulullah, kepada orang-orang musyrik itu, “Apakah di antara sembahan-sembahan yang kalian jadikan sekutu-sekutu Allah itu ada yang dapat memulai penciptaan makhluk, kemudian mengembalikannya setelah mati?” Mereka pasti tidak akan mampu menjawabnya!

Maka, pada saat itu, katakan kepada mereka, “Allahlah satu-satunya yang memulai penciptaan dari ketiadaan, kemudian menghidupkannya kembali setelah mati. Lalu, mengapa kalian menolak beriman kepada-Nya?”

Surah Yunus Ayat 35
قُلْ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ ۚ قُلِ اللَّهُ يَهْدِي لِلْحَقِّ ۗ أَفَمَنْ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ أَحَقُّ أَنْ يُتَّبَعَ أَمَّنْ لَا يَهِدِّي إِلَّا أَنْ يُهْدَىٰ ۖ فَمَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ

Baca Juga:  Surah Yunus Ayat 99-100; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Terjemahan: Katakanlah: “Apakah di antara sekutu-sekuturmu ada yang menunjuki kepada kebenaran?” Katakanlah “Allah-lah yang menunjuki kepada kebenaran”. Maka apakah orang-orang yang menunjuki kepada kebenaran itu lebih berhak diikuti ataukah orang yang tidak dapat memberi petunjuk kecuali (bila) diberi petunjuk? Mengapa kamu (berbuat demikian)? Bagaimanakah kamu mengambil keputusan?

Tafsir Jalalain: قُلْ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ (Katakanlah, “Apakah di antara sekutu-sekutu kalian ada yang dapat menunjuki kepada kebenaran?”) dengan menegakkan hujah-hujah dan memberikan petunjuk

قُلِ اللَّهُ يَهْدِي لِلْحَقِّ ۗ أَفَمَنْ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ (Katakanlah, “Allahlah yang menunjuki kepada kebenaran.” Maka apakah Zat yang menunjuki kepada kebenaran itu) yang dimaksud adalah Allah أَحَقُّ أَنْ يُتَّبَعَ أَمَّنْ لَا يَهِدِّي (lebih berhak diikuti ataukah orang yang tidak dapat memberi petunjuk) lafal يَهِدِّي asalnya yahtadii; artinya mendapat petunjuk

إِلَّا أَنْ يُهْدَىٰ (kecuali bila diberi petunjuk?) lebih berhak untuk diikuti? Kata tanya di sini mengandung makna mengukuhkan dan sekaligus sebagai celaan, makna yang dimaksud ialah bahwa yang pertamalah yang lebih berhak untuk diikuti

فَمَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ (Mengapa kalian berbuat demikian? Bagaimanakah kalian mengambil keputusan) dengan keputusan yang rusak ini, yaitu mengikuti orang-orang yang tidak berhak untuk diikuti.

Tafsir Ibnu Katsir: قُلْ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ (Katakanlah: ‘Apakah di antara sekutu-sekutumu ada yang menunjuki kepada kebenaran. Katakanlah: ‘Allahlah yang menunjuki kepada kebenaran.’) Maksudnya, kamu mengetahui bahwa sesungguhnya sekutu-sekutumu tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang tersesat.

Akan tetapi yang memberi petunjuk kepada orang bingung, orang tersesat dan yang membolak-balikkan hati dari kesesatan kepada an adalah Allah, yang tiada Ilah (yang berhak diibadahi) melainkan hanya Dia.

أَفَمَنْ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ أَحَقُّ أَنْ يُتَّبَعَ أَمَّنْ لَا يَهِدِّي إِلَّا أَنْ يُهْدَىٰ (Maka apakah orang yang menunjuki kepada kebenaran itu lebih berhak diikuti ataukah orang yang tidak dapat memberi petunjuk kecuali [bila] diberi pentnjuk?)

Maksudnya, manakah yang diikuti, hamba yang menunjuki kepada kebenaran dan melihat setelah buta, ataukah yang tidak menunjuki kepada sesuatu pun kecuali ditunjuki karena kebutaan dan ketuliannya?

Baca Juga:  Inilah Ayat-Ayat yang Mustahil Orang Paham Tanpa Tahu Asbabun Nuzulnya

Sebagaimana Allah berfirman tentang Ibrahim, bahwa sesungguhnya dia berkata: “Wahai bapakku mengapa kamu beribadah kepada sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolongmu sedikit pun.” (QS. Maryam: 42)

Dan dia berkata kepada kaumnya: “Apakah kamu beribadah kepada patung-patung yang kamu pahat itu? Padahal Allahlah yang menciptakanmu dan apa yang kamu perbuat itu?” (QS. Ash-Shaaffaat: 95-96). Dan beberapa ayat lainnya.

Firman-Nya: فَمَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ (Mengapa kamu berbuat demikian? Bagaimanakah kamu mengambil keputusan?) Maksudnya, bagaimanakah kamu berfikir dengan akalmu? Bagaimanakah kamu menyamakan antara Allah dengan makhluk-Nya, kamu berpaling dari yang ini ke yang itu dan kamu beribadah kepada ini dan itu (kepada Allah, juga kepada berhala-berhala) kenapa kamu tidak mengesakan Rabb Yang Maha Agung, Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Menghakimi, Yang Maha Memberi petunjuk dari kesesatan, dengan beribadah, mengikhlaskan doa dan bertaubat hanya kepada-Nya saja.

Tafsir Quraish Shihab: Katakanlah, wahai Rasul, kepada orang-orang musyrik itu, “Apakah di antara sembahan-sembahan kalian yang telah kalian jadikan sekutu-sekutu bagi Allah itu ada yang dapat membedakan antara kebenaran dan kesesatan, sehingga sekutu selain Allah itu dapat mengarahkan kalian ke jalan yang benar?”

Mereka, pasti, tidak akan mampu! Dan bukankah Yang Mahakuasa untuk memberi petunjuk kepada kebenaran lebih utama untuk diikuti dan disembah ketimbang yang tidah mampu memberi petunjuk kepada dirinya–dan tentunya tidak dapat memberi petunjuk kepada selain dirinya–kecuali apabila selain dirinya memberi petunjuk kepadanya?

Sekutu-sekutu itu, misalnya, seperti para pemimpin orang-orang kafir, pendeta dan rahib yang telah kalian jadikan sebagai tuhan-tuhan selain Allah. Apakah yang membuat kalian berpaling, sehingga kalian menyekutukan mereka dengan Allah? Apakah keadaan yang mengherankan ini yang membawa kalian untuk mengambil keputusan-keputusan kalian yang aneh itu?

Surah Yunus Ayat 36
وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلَّا ظَنًّا ۚ إِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ

Terjemahan: Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.

Baca Juga:  Surah Al-Hajj Ayat 25; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Jalalain: وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ (Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti) di dalam penyembahan mereka terhadap berhala-berhala إِلَّا ظَنًّا (kecuali persangkaan saja) dalam hal ini mereka hanya menirukan apa yang telah diperbuat oleh nenek-moyang mereka

إِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا (Sesungguhnya prasangka itu tidak sedikit pun berguna untuk mencapai kebenaran) yang membutuhkan ilmu pengetahuan tentangnya

إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ (Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan) oleh sebab itu maka Dia membalas semua amal perbuatan yang telah mereka kerjakan itu.

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian Allah Ta’ala menerangkan, bahwa sesungguhnya mereka menganut agama mereka ini bukan karena dalil dan bukti, akan tetapi hanyalah sangkaan saja, maksudnya dugaan dan khayalan. Maka dari itu tidak ada manfaat sama sekali bagi mereka.

إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ (Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan) Ini merupakan ancaman yang keras untuk mereka. Karena sesungguhnya Allah Ta’ala telah memberi kabar bahwa sesungguhnya Allah akan membalas mereka dengan balasan yang setimpal atas semua itu.

Tafsir Quraish Shihab: Kebanyakan orang musyrik, dalam akidah mereka, tidak mengikuti apa-apa selain prasangka-prasangka batil yang tidak beralasan. Dan prasangka-prasangka itu–secara umum–tidak berguna sama sekali dan tidak dapat menggantikan keyakinan. Lebih-lebih jika prasangka itu lemah, sebagaimana prasangka orang-orang musyrik itu.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang dilakukan oleh pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu dan pengikut-pengikut mereka yang bertaklid kepada mereka. Allah akan membalas mereka atas hal itu.

Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Yunus Ayat 34-36 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga khazanah ilmu Al-Qur’an kita semakin bertambah.

M Resky S