Ini 3 Istilah Surat Makkiyah dan Madaniyah Menurut Ulama

Surat Makkiyah dan Madaniyah

Pecihitam.org – Sejak duduk di bangku sekolah dasar, kita sudah dikenalkan dengan istilah Surat Makkiyah dan Madaniyah. Kata Makkiyah berasal dari lafadz Makkah. Setelah dimasuki yanisbah, menjadi Makki atau Makkiyah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Secara bahasa Makki atau Makkiyah mempunyai arti ‘yang bersifat Makkah’. Penjelasan tentang Madaniyah pun sama. Awalnya dari lafadz Madinah, kemudian menjadi Madaniyah yang berarti ‘bersifat Madinah’.

3 Pendapat Tentang Istilah Makkiyah dan Madaniyah

Dalam Ulumul Qur’an istilah Makkiyah dan Madaniyah adalah salah satu bahasan utama tentang klasifikasi surat atau ayat dalam Al-Qur’an yang masuk kategori surat Makkah atau Madinah.

Lalu bagaimana bahasan tentang hal ini, tentang seperti apa yang dimaksud Makkiyah dan Madaniyah? Imam as-Suyuthy di dalam Kitab Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an mengungkap setidaknya terdapat tiga pendapat tentang pemahaman Surat Makkiyah dan Madaniyah.

Pertama, pendapat secara hitoris
Inilah pendapat yang paling masyhur, yakni pendapat yang mengatakan Surat Makkiyah adalah yang diturunkan pada fase dakwah Makkah atau sebelum Nabi Hijrah. Sedangkan Surat Madaniyah adalah surat yang diturunkan setelah Nabi hijrah ke Madinah.

Sehingga menurut pandangan ini, setiap surat yang diturunkan sebelum Nabi hijrah, maka dinamakan Makkiyah, sekalipun itu diturunkan di Madinah. Begitu juga sebaliknya, setiap surat yang diturunkan ketika Nabi sudah hijrah ke Madinah, sekalipun itu turun di Makkah pada peristiwa Fathu Makkah atau pun saat Haji Wada’ tetap dinamakan Surat Madaniyah.

Kedua, pendapat secara gegrafis
Jika pendapat pertama mengklasifikasikan Makkiyah atau Madaniyah berdasarkan fase dakwah secara historis, maka pendapat ini justru berdasarkan tempat atau geografisnya.

Baca Juga:  Maladewa, Negeri 90 Persen Air dengan Penduduk 100 Persen Muslim

Pendapat ini mengatakan setiap surat yang diturunkan di Kota Makkah, maka dinamakan Makkiyah walaupun terjadi pasca hijrah. Dan setiap surat yang diturunkan di Madinah sekalipun terjadi sebelum peristiwa hijrah, maka disebut Madaniyah.

Dengan pendapat ini, maka ada surat yang tidak disebut sebagai Makkiyah, juga bukan Madaniyah. Karena faktanya, ada sebagian surat yang diturunkan tidak di kedua kota suci itu. Misalnya ada yang diturunkan di Tha’if, Tabuk, Hudaibiyah dan tempat-tempat lain.

Isyarat dari sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam At-Thabrani dalam Kitab Jami al-Kabir berikut disinyalir sebagai landasan pendapat ini.

أنزل القرآن في ثلاثة أمكنة: مكة، والمدينة، والشام

Al-Qur’an diturunkan di tiga tempat, Makkah, Madinah dan Syam.

Yang dimaksud Syam dalam hadis di atas bukanlah Syiria. Al-Walid mengatakan bahwa yang dimaksud Syam dalam hadis ini adalah Baitul Maqdis. Sedangkan menurut Ibnu Katsir yang dimaksud Syam adalah Tabuk.

Ada komentar dari Imam as-Suyuthy mengenai pendapat kedua ini. Menurut beliau setiap ayat yang diturunkan di tempat-tempat yang dekat dengan Kota Makkah, seperti Kota Mina, Arafah dan Hudaibiyah, maka disebut sebagai surat Makkiyah.

Begitu juga setiap surat yang diturunkan di tempat yang dekat dengan Madinah, seperti Pemukiman Badr dan Gunung Uhud, maka disebut Madaniyah. Begitulah itu menjelaskan karena memang tidak ada istilah Surat Hudaibiyah ataupun Badriyah dalam istilah Ulumul Qur’an, yang ada hanyalah Makkiyah dan Madaniyah.

Ketiga, pendapat secara filosofis
Pendapat ini mungkin merupakan pendapat paling aman ketika memahami Makkiyah dan Madaniyah. Berbeda dengan pendapat pertama yang berdasarkan landasan historis ataupun pendapat kedua yang berdasarkan geografis.

Baca Juga:  Keajaiban Shalawat Kepada Nabi Muhammad, Apa Sajakah Itu?

Pendapat ini menyatakan suatu surat termasuk Makkiyah atau Madaniyah tergantung khitabnya. Jika khitabnya untuk penduduk Makkah, maka dinamakan Makkiyah. Jika khitabnya untuk penduduk Madinah, maka dinamakan Madaniyah. Pendapat ini sangat filosofis dengan melihat sosio kultural penduduk yang menjadi khitab suatu ayat.

Ciri-Ciri Makkiyah dan Madaniyah

Selain pembahasan tentang tiga pendapat di atas, kajian tentang Makkiyah dan Madaniyah juga membahas tentang ciri dari masing-masing keduanya. Ini kami kutipkan dari buku Studi Al-Quran karya M. Yusuf Kadar pada halaman 28-29.

Cirri-ciri Surat Makkiyah

  1. Ayat dan surahnya pendek serta susunannya jelas.
  2. Banyak bersajak.
  3. Banyak terdapt qasam, tasybih, dan amtsal.
  4. Gaya bahasa jarang bersifat konkret terutama ketika tentang kiamat.
  5. Setiap surah yang mengandung lafal kalla.
  6. Setiap surah yang mengandung ya ayyuhan nas dan tidak mengandung ya ayyuhal ladzina amanu.
  7. Temanya tentang ajakan kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, pembuktian mengenai risalah, kebangkitan dan hari pembalasan, hari kiamat dan kengeriannya, neraka dan siksaannya, Syurga dan nikmatnya, argumentasi terhadap orang musyrik dengan menggunakan bukti-bukti rasional dan ayat-ayat kauniyah.
  8. Peletakan dasar-dasar umum bagi perundang-undangan dan akhlak mulia yang menjadi dasar terbentuknya suatu masyarakat; dan penyingkapan dosa orang musyrik dalam penumpahan darah, memakan harta anak yatim secara dzalim, penguburan hidup-hidup bayi perempuan dan tradisi buruk lainnya.
Baca Juga:  Menabur Bunga Di Kuburan, Bagaimanakah Hukumnya?

Ciri-ciri Surat Madaniyah

  1. Setiap surah yang berisi kewajiban atau had
  2. Setiap surah yang didalamnya disebutkan orang-orang munafik kecuali Surat Al-Ankabut
  3. Setiap surah yang di dalamnya terdapat dialog dengan Ahli Kitab
  4. Memuat penjelasan tentang ibadah, muamalah, had/sanksi, kekeluargaan, warisan, jihad, hubungan sosial, hubungan internasional, baik diwaktu damai maupun perang , kaidah hukum, dan masalah perundang-undangan.
  5. Berisi seruan terhadap Ahli Kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani, dan ajakan kepada mereka untuk masuk Islam, penjelasan mengenai penyimpangan mereka terhadap kitab-kitab Allah, permusuhan mereka terhadap kebenaran dan perselisihan mereka setelah ilmu datang kepada mereka karena rasa dengki di antara sesama mereka.

Demikian cukup panjang penjelasan tentang Surat Makkiyah dan Madaniyah, baik tentang pendapat dalam memahami istilah Makkiyah dan Madaniyah ataupun ciri masing-masing.

Faisol Abdurrahman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *