Ulama Teluk Sungka; Syekh Walid Thaib Saleh (1901-1976)

Ulama Teluk Sungka Syekh Walid Thaib Saleh

Pecihitam.org – Nama dan nasab dari Syekh Walid Thaib Saleh adalah Syekh Walid bin Thaib bin Muhammad Saleh. Kakeknya yang bernama Muhammad Saleh ini merupakan seorang muallaf Tionghoa, ia memiliki nama asli Soe Hok Seng.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Beliaulah yang membuka hutan di sekitar sungai Gaung Anak Serka dan membengun perkampungan Teluk Sungka pada masa pemerintahan kesultanan Indragiri abad ke-19.

Kekeknya yang bernama Muhammad Saleh (Soe Hok Seng) ini awalnya merupakan bendahara di istana kesultanan Indragiri.

Namun karena ketidaksepahaman perjanjian politik antara Kesultanan Indragiri dan Kolonial Belanda, akhirnya Muhammad Saleh (bendahara kesultanan Indragiri) dan sahabatnya Syekh Ibrahim Hadramaut (menteri Agama kesultanan Indragiri) mengundurkan diri dan membuka pemukiman baru di wilayah Sungai Gaung.

Di tempat itulah ia menetep hingga akhirnya menurunkan cucu bernama Syekh Walid Thaib Saleh. 

Syekh Walid Thaib Saleh lahir di Teluk Sungka, Kecamatan Gaung Anak Serka, Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 1901 M atau sekitar 1318/1319 H.

Syekh Walid Thaib sejak kecil telah dididik dengan nilai-nilai agama oleh keluarganya. Ia berkesempatan pula menempuh pendidikan agama yang cukup memadai sebab berasal dari keluarga yang secara aspek ekonomi serba berkecukupan. Orang tuanya memiliki perkebunan kelapa dan sagu yang cukup luas di Teluk Sungka.

Baca Juga:  Cegah Radikalisme Di PTN, Kiai Said Aqil Siraj : Pahami Substansi Alqur'an

Syekh Walid Thaib merupakan anak dari pasangan Thaib bin Muhammad Saleh dan Nazariah binti Saleh. Syekh Walid Thaib merupakan anak keenam dari 11 bersaudara: 1). Muhammad Saleh, 2). Fiyah,  3). Embeh, 4). Saudah/ Udah, 5). Aris, 6). Walid, 7). Aminah, 8). Mahadar, 9). Rokiah/ Kiah, 10). Hafzah, dan 11). Salmah.

Syekh Walid Thaib ketika remaja tergolong anak yang cerdas dan tidak mudah bosan, ia terus giat belajar dan menambah pengetahuan. Secara formal, ia pernah mengenyam pendidikan Sekolah Rakyat (SR) pada masa penjajahan Belanda.

Sedangkan secara non-formal, ia pernah berguru pada Tuan Guru Syekh Abdurrahman Siddiq al-Banjari (w. 1939) di Sapat, berguru pada Tuan Guru Tok Engku di Tempuling. Selain itu, ia juga pernah menuntut ilmu ke beberapa tempat, seperti Jambi, Singapura, Johor-Malaysia, bahkan hingga ke Mekah.

Setelah selesai berhaji dan belajar agama di Tanah Suci Mekah, pada tahun 1940 Syekh Walid Thaib Saleh kembali ke kampung halamannya Teluk Sungka. Ia sangat bersemangat memberikan pendidikan dan pengajaran  kepada murid-murid dan masyarakat yang ingin belajar kepadanya.

Baca Juga:  Syaikh Mahfudz at Tarmasi, Ulama Nusantara yang Diakui Dunia (Bagian 1)

Selain mengajar agama, setelah ayahnya wafat, tahun 1965 beliau memangku jabatan sebagai penghulu kampung di Teluk Sungka.  

Syekh Walid Thaib Saleh memiliki kepribadian yang sederhana dan penyabar sehingga ia dicintai oleh murid-muridnya. Ia mengajarkan agama di rumahnya dan terkadang di masjid al-Muttaqin, Teluk Sungka.

Ia kerap pula masuk ke pelosok-pelosok kampung untuk mengisi pengajian ibu-ibu. Karena posisinya juga sebagai wali kampung, maka ia menjadi tempat berkonsultasi bagi masyarakat Teluk Sungka untuk mememecahkan berbagai problem sosial.  

Dalam pengajaran yang disampaikannya, Syekh Walid Thaib mengajak masyarakat untuk meninggalkan kepercayaan animisme dan dinamisme yang masih melekat di sebagian masyarakat Melayu.

Ia mengajarkan pentingnya pengajaran tauhid, fiqih, dan tasawuf, termasuk juga pengajaran tentang ilmu faraid atau ilmu pembagian harta warisan menurut Islam. 

Syekh Walid Thaib atau yang kerap disapa “Pak Nteh” dan “Tok Haji Walid” ini pernah bercita-cita ingin membangun sebuah lembaga pendidikan di Teluk Sungka, sayangnya cita-cita ini belum terwujud hingga ia meninggal dunia.

Belakangan, cita-cita tersebut dilaksanakan oleh cucunya Indra Mukhlis Adnan bin Nuraini binti Syekh Walid Thaib. Sekarang di Teluk Sungka telah berdiri Pondok Pesantren Modern Syech Walid Thaib Saleh. 

Baca Juga:  Syaikh Wahbah al Zuhaili, Ulama Kontemporer Ahli Fiqih dan Tafsir

Syekh Walid Thaib meninggal dunia pada pukul 05.45 Wib, hari Sabtu, 11 Desember 1976/ 19 Dzulhijjah 1396 dalam usia 75 tahun. Ia meninggalkan istri, anak-anaknya, dan murid-muridnya sebagai penerus perjuangannya dalam membina kehidupan keagamaan dan sosial masyarakat di Indragiri Hilir.


Penulis: Arivaie Rahman
Sumber:

  • Ahmad Tarmizi, Sejarah Desa Teluk Sungka, dalam www.teluksungka.blogspot.com, diposting 28 Desember 2013.
  • Foto Ranji Silsilah Keturunan Haji Saleh Mu’allaf
  • Mariani, Isjoni, dan Tugiman, The Role of Syekh Walid Thaib Saleh Indragiri in Spreading the Religion of Islam in District Indragiri Hilir, Jurnal JOM FKIP, Vol. 5, Edisi. 1, Januari-Juni 2018.
Redaksi