4 Adab Makan Ala Rasulullah, Bukan Sekedar Sunnah Tapi Juga Menyehatkan

adab makan ala rasulullah

Pecihitam.org Bukan agama Islam namanya jika setiap aktivitas tidak dibarengi dengan adab/ tata cara dalam beraktivitas guna mempelancar aktivitas tersebut dan jauh dari hal hal yang buruk. Sebagai umat Islam kita dianjurkan meniru pola hidup sehat dan adab makan ala Rasulullah yang telah terbukti menyehatkan secara klinis.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Berikut adalah pola hidup dan adabb makan ala Rasulullah yang sewajibnya kita tiru:

1. Mencuci tangan sebelum makan dan menggunakan tangan kanan

Mengapa harus mencuci tangan? Tentu arahan nabi pada point ini tidak hanya sekedar mencuci tangan. Hal ini dikarenakan dalam dunia medis, tangan dianggap memiliki kemampuan motorik dan sensorik yang kompleks serta merupakan bagian tubuh yang paling fleksibel dan paling aktif berinteraksi dengan dunia luar seperti bersalaman, menggenggam, menyentuh sesuatu dan sangat mudah terkontaminasi dengan benda benda yang ada disekeliling.

Alhasil? lebih dari 70% penyakit infeksi seperti influenza yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur bahkan cacing disebabkan oleh tangan.

Kemudian dalam Sabda Rasulullah saw., sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Tirmidzi, Malik dan Abu Dawud, dari Abdullah bin Umar ra.,

“Janganlah sekali kali seseorang diantara kalian makan dan minum dengan tangan kiri, karena setan makan tangan kiri dan minum dengan tangan kiri”

Arahan ini pastinya dikarenakan tangan kiri hanya difungsikan pada sesuatu yang berhubungan dengan toilet/istinjak.

Baca Juga:  Paham Ingkar Sunnah, Benarkah Hanya Al Qur’an Sebagai Landasan Agama?

Adapun pada penelitian lain mengungkapkan bahwa rupanya di dalam celah jari tangan kanan terdapat enzim yang berfungsi mempercepat pembusukan makanan. Ajaibnya ialah ketika tangan kanan di basahi dengan air (mencuci tangan) akan membantu mempercepat enzim tersebut keluar.

Sehingga ketika tangan kanan tersebut digunakan menyuap makanan dan sesampainya dimulut bertemu dengan air liur yang mengandung enzim amilase, maka pada tahap inilah yang akan mempercepat proses pemecahan makanan di dalam mulut.

2. Tidak meniup makanan

Sebagaimana hadis riwayat Abu Dawud dan at Tirmidzi, dari Ibnu Abbas ra., bahwa Nabi saw., melarang penghembusan nafas dan peniupan (makanan atau minuman) pada bejana.

Namun siapa sangka? Jikalau hadis diatas mengisyaratkan sifat tergesa gesa, rakus dan kurang sabar. Maka dunia medis mengungkapkan kebenaran dari larangan meniup makanan itu.

Diketahui bahwa pada proses pernafasan, udara yang kita hidup adalah oksigen (02) sedangkan udara yang keluar adalah karbondioksida (CO2).

Sehingga ketika kita meniup makanan, maka perpaduan keduanya ialah menghasilkan Asam Karbonat (H2CO3)  yang akan mempengaruhi tingkat keasaman dalam darah sehingga menyebabkan darah lebih asam dari seharusnya, sehingga pH makanan darah menurun atau lebih dikenal dengan istilah asidosis.

Pertanyaannya ialah, apakah asidosis termasuk membahayakan? Jawabannya adalah iya, terlebih jika seseorang telah mengalami tingkat asidosis berat maka penderitanya akan mengalami kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, bahkan mual.

Baca Juga:  Dakwah Terang-terangan Rasulullah Saw dan Musuh Terbesar Umat Manusia

3. Menggunakan tiga jari

Kebiasaan inilah yang kadang jarang digunakan sekarang ini, namun hal yang perlu kita ketahui ialah ternyata menggunakan tiga jari sebagaimana yang dijelaskan oleh Ka’ab bin Malik yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa sesungguhnya Rasulullah saw., ketika makan beliau menggunakan tiga jari.  

Mengunakan tiga jari saat makan akan membuat makanan yang masuk dimulut terbilang sedikit. Sehingga enzim ptyalin yang di produksi kelenjar Saliva akan mencerna makanan dengan maksimal dan makanan akan menjadi lembut dan mudah dicerna.

4. Tidak berlebihan

Secara umum, Islam tidak menganjurkan ummatnya untuk berlaku berlebihan dalam hal apapun itu, termasuk ketika kita sedang menyantap makanan. Dalam al Qur’an Allah swt., berfirman

“ … Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berlebih lebihan” (QS. al A’raf/7: 31)

Baca Juga:  Bahaya Sifat Kikir, Pernah Menghancurkan Umat Terdahulu

Adapun dalam sabda Rasulullah Saw sebagaimana yang diriwayatkan oleh imam al Baihaqi,

“Tidaklah anak Adam mengisi penuh suatu wadah yang lebih jelek dari perutnya, cukuplah bagi mereka itu beberapa suap makan yang dapat menegakkan punggungnya, maka seharusnya baginya sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minum, seperti untuk dirinya (udara)”

Adapun jika dipandang dari sisi kesehatan, ternyata memiliki porsi makan yang banyak akan memberatkan kerja lambung, hati, usus besar bahkan ginjal. Sehingga berangkat dari sini akan mengakibatkan penurunan fungsi organ yang tentu akan berdampak pada proses metabolisme tubuh.

Itulah sekilas adab makan ala Rasulullah Saw yang wajib kita tiru. Karena hal tersebut terbukti klinis sangat menyehatkan bagggi tubuh, Semoga bermanfaat!

Rosmawati