Kisah Sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq Mengajak Ibundanya Memeluk Islam

kisah abu bakar

Pecihitam.org – Siapa yang tidak mengenal sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq, seorang Khalifah pertama pengganti Rasulullah Saw. Sahabat Abu Bakar termasuk golongan orang-orang awal yang memeluk agama Islam. Bahkan beliaulah yang membenarkan semua yang disampaikan Rasul ketika banyak orang tidak percaya-terutama terkait peristiwa Isra’ Mi’raj-sehingga beliau mendapatkan gelar ash-Shiddiq. Beliau juga dipercaya oleh Rasul sebagai pengganti imam shalat ketika rasul mengalami sakit.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Nama lahir Abu Bakar adalah Abdul Ka’bah (artinya ‘hamba Ka’bah’), yang kemudian diubah oleh Rasulullah Saw. menjadi Abdullah (artinya ‘hamba Allah’). Nama lengkapnya adalah ‘Abdullah bin ‘Utsman bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Quraisy.

Nasabnya bertemu dengan Rasulullah pada kakeknya bernama Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay dan ibu dari Abu Bakar adalah Ummu al-Khair Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim yang berarti ayah dan ibunya sama-sama dari kabilah Bani Taim.

Di tengah keberhasilannya sahabat Abu Bakar juga pernah mengalami gangguan dari Kaum Quraisy pada permulaan dakwah agama Islam. Suatu hari, beliau mengajak orang-orang untuk beriman kepada Allah Swt dan Rasulullah Saw.

Baca Juga:  Inilah Beberapa Variasi Kisah Nabi Sulaiman yang Banyak Beredar, Termasuk Kisahnya dalam Borobudur

Hal ini membangkitkan kemarahan kaum Quraisy terhadap beliau. Sehingga beliau dipukul dengan pukulan yang keras. Salah seorang penentangnya (Utbah bin Rabi’ah) bahkan memukul dengan kedua sandalnya ke wajah beliau hingga bengkak.

Sahabat Abu Bakar dibawa pulang oleh Bani Taim yang mengira bahwa beliau telah meninggal. Pada sore harinya, beliau siuman dan dapat berbicara. Kemudian beliau berkata, “Apa yang terjadi dengan Rasulullah Saw.?”

Akibatnya mereka menuduhnya sudah hila dan mencemoohnya. Kemudian mereka bangkit dan mengatakan kepada ibunya, Ummul Khair, “Lihatlah anakmu berilah makan atau minum.” Ketika ibunya hanya berdua dengannya, ibunya memaksa Sahabat Abu Bakar untuk makan atau minum sesuatu. Sahabat Abu Bakar kemudian menanyakan hal yang sama, “Apa yang terjadi dengan Rasulullah Saw.?”

Kemudian Ibunya menjawab, “Demi Allah, aku tidak mengetahui tentang sahabatmu itu.” Sahabat Abu Bakar berkata, “Pergilah dan temui Ummu Jamil binti Khathab.” Maka, Ummul Khair pergi hingga bertemu dengan Ummu Jamil dan membawa Ummu Jamil kehadapan Sahabat Abu Bakar.

Baca Juga:  Kisah Karomah Kyai Ma'shum Lasem, Dikunjungi Walisongo

Perlu diketahui bahwa sebelumnya Ummu Jamil telah memeluk agama Islam. Sahabat Abu Bakar menanyakan kepadanya tentang keadaan Rasulullah Saw. Ummu Jamil berkata, “Ibumu akan mendengarnya.”

Sahabat Abu Bakar berkata, “Engkau tidak perlu mengkhawatirkannya.” Lalu Ummu Jamil berkata, “Rasulullah Saw. berada dalam keadaan selamat dan baik-baik saja.” Sahabat Abu Bakar pun segera menyambung pertanyaan, “Lalu, dimana beliau sekarang?” Ummu Jamil menjawabnya, “Beliau sekarang berada di rumah al-Arqam.”

Sahabat Abu Bakar kemudian berkata, “Aku tidak akan merasakan enak makan dan minum sebelum bertemu Rasulullah Saw.” Mendengar perkataan Sahabat Abu Bakar tersebut Ummul Khair dan Ummu Jamil pun menurutinya untuk menemui Rasulullah Saw.

Mereka menunggu beberapa saat hingga suara derap langkah kaki telah hilang dan orang-orang mulai beristirahat di rumah mereka masing-masing. Keduanya kemudian memapah Sahabat Abu Bakar, membawanya pergi menemui Rasulullah Saw. Setelah keduanya bertemu, dan Rasulullah Saw. menyaksikan kondisi Sahabatnya itu, beliau merasa sangat iba kepadanya.

Baca Juga:  Begini Proses Pengangkatan Khalifah Umar bin Khattab Sebagai Khalifah

“Demi ayah dan ibuku, wahai Rasulullah Saw. aku tidak apa-apa.” Kata Sahabat Abu Bakar berusaha menenangkan hati Rasulullah Saw. kemudian beliau melanjutkan, “Ini hanyalah sedikit gangguan orang fasik yang mengenai wajahku. Dan ini ibuku, yang sangat baik pada anaknya. Engkau orang yang diberkahi, maka ajaklah ia menaati Allah Swt., dan doakanlah ibuku. Barangkali, berkat engkau ia terhindar dari siksa neraka.”

Kemudian Rasulullah Saw. berdoa untuk ibunya dan mengajaknya memeluk agama Allah Swt. Maka, ibunya pun masuk Islam.