Allahu Akbar! Terperangkap dalam Gua, Bisa Lolos Karena Bertawassul dengan Amal Sholeh

Allahu Akbar, Terperangkap dalam Gua, Bisa Lolos Karena Bertawassul dengan Amal Sholeh

PECIHITAM.ORG – Ini adalah kisah tentang tiga pemuda sebagaimana dimuat dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Tiga pemuda ini terperangkap di dalam gua dan tidak bisa keluar hingga mereka bertawassul dengan amal sholeh yang pernah dilakukan. Dan alhamdulillah, Maha Kuasa Allah! Akhirnya mereka bisa lolos dari dalam gua yang tertutup batu besar.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Ini menjadi salah satu hujjah kuat untuk membantah mereka yang kemana-mana anti tawassul. Kisah tentang tiga pemuda ini menjadi bukti bahwa bertawassul dengan amal sholeh adalah sesuatu yang tidak menyalahi syariat.

Berikut kisah lengkap tentang tiga pemuda tersebut yang disebutkan dalam hadits riwayat Imam Muslim yang cukup panjang. Oleh karena itu, disini penulis cukup menyampaikan terjemahnya saja untuk mempermudah pembaca memahami dan mengambil pelajaran.

Dulu sebelum kamu, ada tiga orang berjalan-jalan kemudian mereka mendapatkan sebuah gua yang dapat dimanfaatkan untuk berteduh. Maka merekapun masuk ke dalamnya. Lalu tiba-tiba, ada batu dari atas bukit yang menggelinding dan menutupi pintu mulut gua itu sehingga mereka tidak dapat keluar.

Bersumber dari Abdullah bin Umar ra, ia berkata, Nabi SAW bersabda: Salah seorang diantara mereka berkata, “Sesungguhnya tidak ada yang dapat menyelamatkan kamu sekalian dari bencana ini kecuali bila kamu sekalian berdo’a kepada Allah ta’ala dengan menyebutkan amal-amal sholeh yang pernah kalian lakukan”

Baca Juga:  Tirakat Mistis Antarkan Sutopo Purwo Nugroho Jadi Pejabat

Salah seorang di antara mereka lalu menyambut, ‘Wahai Allah, aku mempunyai ayah ibu yang sudah tua renta. Aku biasa mendahulukan memberi minuman susu kepada keduanya sebelum aku memberikannya kepada keluarga dan budakku.

Pada suatu hari, aku terlambat pulang dari mencari kayu dan aku menemui keduanya sudah tidur. Aku pun memerah susu untuk persediaan minum keduanya. Karena aku mendapati mereka berdua telah tidur, maka aku pun enggan untuk membangunkan mereka.

Kemudian aku berjanji tidak akan memberi minum susu itu baik kepada keluarga maupun kepada budakku sebelum aku memberi minum kepada ayah bunda.

Aku menunggu ayah bunda hingga terbit fajar, barulah keduanya bangun sementara anak-anakku menangis, mereka mengelilingi kakiku. Setelah mereka bangun, kuberikan minuman susu kepada keduanya. Wahai Allah, jika aku berbuat seperti itu kerana mengharapkan ridha-Mu, maka geserkanlah batu yang menutupi gua ini.” Maka bergeserlah sedikit batu itu tetapi mereka belum dapat keluar dari gua tersebut.
 
Yang lain berkata, “Wahai Allah, sesungguhnya aku mempunyai saudara sepupu yang sangat aku cintai.’ Pada riwayat yang lain dikatakan, “Aku sangat mencintainya sebagaimana lazimnya orang laki-laki mencintai seorang perempuan, kemudian aku ingin berbuat zina dengannya tetapi ia selalu menolaknya.

Baca Juga:  Abu Nawas; "Celakalah Orang-orang yang Shalat!"

Selang beberapa tahun ia tertimpa kesulitan, kemudian datang kepadaku dan aku berikan kepadanya 120 dinar, dengan syarat ia harus mau berhubungan badan denganku, dan ia pun setuju.
 
Ketika aku sudah menguasainya, pada riwayat lain dikatakan, kemudian ketika aku berada di antara kedua kakinya, dia berkata, ‘Takutlah kamu kepada Allah dan jangan kau robekkan selaput daraku kecuali dengan cara yang benar.’

Kemudian aku meninggalkannya, padahal dia adalah seseorang yang sangat aku cintai dan aku telah merelakan emas (dinar) yang kuberikan kepadanya. Wahai Allah, jika aku berbuat seperti itu karena mengharapkan ridha-Mu, geserkanlah batu yang menutup gua ini.” Maka bergeserlah batu itu tetapi mereka belum dapat keluar dari gua itu.
 
Orang yang ketiga berkata, “Wahai Allah, aku mempekerjakan beberapa karyawan dan semuanya aku gaji dengan sempurna kecuali ada seorang yang pergi, meninggalkanku dan tidak mau mengambil gajinya terlebih dahulu. Kemudian gaji itu kukembangkan sehingga menjadi banyak.
 
Selang beberapa lama dia datang kepadaku dan berkata, ‘Wahai hamba Allah, berikanlah gajiku yang dulu itu.’ Aku berkata, ‘Semua yang kamu lihat itu baik unta, sapi, kambing maupun budak yang menggembalakannya adalah gajimu.’

Baca Juga:  Ketika Tongkat Nabi Musa Berubah Menjadi Ular di Hadapan Fir'aun dan Tukang Sihir

Ia berkata, ‘Wahai hamba Allah, janganlah engkau mempermainkan aku.’ Aku menjawab, ‘Aku tidak mempermainkan kamu.’ Kemudian diapun mengambil semuanya dengan tidak meninggalkan sisa sedikit pun.

Wahai Allah, jika aku berbuat itu kerana mengharap ridha-Mu, maka geserkanlah batu itu.’ Lalu batu itupun bergeser dan mereka dapat keluar dari dalam gua.

Subhanallah!, begitulah kuasa dan rahmat Allah yang luas. Dia berkenan memberikan pertolongan kepada orang yang sedang dalam kesulitan ketika mereka bertawassul dengan amal shaleh yabg pernah mereka lakukan.

Faisol Abdurrahman