Cara Menghindari Kesalahan dalam Menuntut Ilmu Menurut Imam Al Ghazali

kesalahan dalam menuntut ilmu

Pecihitam.org – Menuntut ilmu menjadi suatu kewajiban bagi setiap orang muslim. Bahkan dalam dalam sebuah riwayat pernah diampaikan bahwa manusia itu harus menuntut ilmu mulai dari lahir hingga liang lahat. Namun sebagai manusia yang beriman kita juga harus waspada agar terhindar dari kesalahan dalam menuntut ilmu.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Di dalam agama Islam, kedudukan menuntut ilmu merupakan perkara yang sangat penting. Hingga Allah Swt menjanjikan derajat kemuliaan bagi orang yang mempunyai kualitas keimanan serta ilmu yang diamalkan dalam kehidupan setiap harinya.

Ada beberapa hal yang wajib diperhatikan ketika seseorang hendak menuntut ilmu salah satunya adalah adab. Tidak sedikit orang yang mengabaikan adab-adab dalam menuntut ilmu. Bahkan sampai ada yang terjerumus dalam kesalahan fatal sebab tidak mengindahkan hal tersebut. Lalu bagaimana agar cara kita agar terhindar dari kesalahan dalam menuntut ilmu? Berikut berikut tips dari Imam al Ghazali.

Untuk meghindari kesalahan yang dapat dilakukan seseorang supaya ia tidak terjerumus dalam kesalahan menuntut ilmu yaitu harus memiliki niat yang benar. Seab niat merupakan suatu hal yang sangat penting ketika seseorang hendak mengerjakan sebuah amalan.

Baca Juga:  Tanda-tanda Orang yang Diterima Taubatnya oleh Allah

adapun Imam Abu Hamid al-Ghazali membagi orang yang menuntut ilmu menjadi tiga golongan sebagai mana berikut:

  • Golongan pertama, yaitu orang yang belajar dengan niat semata-mata karena ingin mendapat bekal menuju kebahagiaan akhirat. Golongan pertama ini termasuk ke dalam golongan yang selamat dunia akhirat, sebab tujuan mereka benar dalam memahami ilmu, serta berniat untuk menghilangkan kebodohan dan mengharap ridha dari Allah Swt.
  • Golongan kedua, orang yang belajar dengan niat untuk mencari kemuliaan dan popularitas duniawi semata.
  • Golongan ketiga, adalah orang yang menjadikan ilmu sebagai saranan untuk memperbanyak harta. Mereka inilah yang berpotensi menjadi orangorang yang dzolim.

Golongan kedua dan ketiga tersebut termasuk ke dalam kelompok penuntut ilmu yang materialis. Sebab tujuan mereka dalam menuntut ilmu hanya untuk duniawi semata. Sehingga membuat orang-orang seperti mereka tidak lagi menjadikan agama sebagai landasannya untuk mencari ilmu.

Baca Juga:  Kejutan Terburuk Allah yang Diberikan kepada Kita Hamba-Nya

Imam Ghazali juga mengatakan, apabila materialisme dijadikan sebagai dasar dan kerangka berpikir seseorang dalam menuntut ilmu, maka ia kelak akan menjadi ulama’ suu’ (ulama cinta dunia) yang jauh dari kata mengindahkan adab.

Niat demikian inilah yang akan berpotensi menimbulkan kekacauan yaitu melahirkan orang-orang jahil. Jahil atau bodoh tersebut tidak hanya sebatas ia akan kekurangan ilmu, akan tetapi bisa jadi orang tersebut mempunyai ilmu yang luas namun dengan niat yang buruk, sehingga bisa membuat kacau atau rusaknya dunia.

Kekacauan akan ilmu tersebut bisa terjadi ketika informasi-informasi yang salah dipelajari dan kemudian diyakini sebagai sebuah kebenaran. Bukankah kerusakan dan kekacauan dimuka bumi ini disebabkan oleh ulah tangan-tangan manusia berilmu namun tak bertanggung jawab?

Menurut Syed Naquib al-Attas, ilmu-ilmu yang telah tercampur dengan konsep ‘asing’ itu hakikatnya bukan ilmu lagi, akan tetapi sesuatu yang menyamar sebagai ilmu (Risalah Untuk Kaum Muslimin, 61).

Baca Juga:  3 Keutamaan Niat Yang Harus Kita Pahami

Oleh karena itu, penting bagi kita yang hendak menuntut ilmu untuk lebih memperhatikan niat dari amalan apa yang hendak dikerjakan. Kemudian ilmu yang telah dipelajari juga harus diamalkan dengan sebaik-baiknya.

Apabila kita telah merealisasikan cara dalam mencari ilmu yang baik dan benar, nisacaya Allah akan memberikan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat kelak. Dan semoga kita bukan termasuk golongan orang-orang yang merugi. Wallahua’lam bisshawab

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik