Inilah Ciri-ciri Penganut Paham Wahabi yang Paling Mudah Dikenali

ciri-ciri wahabi

Pecihitam.org – Perbedaan pendapat adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari, hal ini sudah dianggap biasa dalam tradisi Ahlussunnah wal Jamaah. Perbedaan ini umum berlaku dalam masalah aqidah maupun fiqih. Meski demikian perbedaan dalam masalah fiqih lebih longgar ditoleransi dibanding perbedaan dalam masalah aqidah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dalam perkembangannya berbagai perbedaan pendapat yang terbentuk itu kemudian diafisiliasi dalam sebuah aliran dengan nama dan corak tertentu. Ada sebagian aliran yang hilang ditelan sejarah, dan ada pula yang tetap eksis hingga sekarang.

Salah satu aliran yang selalu menjadi kontroversial hingga saat ini di tubuh umat Islam adalah Wahabi. Hal ini tidak lain karena Wahabi mempunyai karakter pemikiran yang khas dalam memahami teks-teks dalil agama, baik berkaitan dengan persoalan fiqih maupun aqidah.

Wahabi adalah aliran dalam Islam yang ditujukkan kepada pengikut Muhammad bin Abdul Wahab. Pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab bisa dibilang sejak dulu sudah kontroversial dan mengundang banyak kritikan bahkan hujatan dari banyak orang.

Salah satu pandangan Muhammad bin Abdul Wahab yang kontroversial adalah mengenai kebangkitan agama melalui pemurnian Islam ke bentuk “aslinya”. Baginya setiap orang harus hidup persis seperti pada zaman Rasulullah SAW dan siapa saja yang berbeda serta menghalangi pemurnian Islam ini maka harus dibinasakan.

Sebetulnya sebagian bentuk interprestasi Wahabi masih bisa diterima, misalnya dalam masalah fiqih, akan tetapi dalam masalah akidah dan pokok-pokok agama pendapat mereka harus diperjelas dan diklarifikasi kekeliruannya.

Baca Juga:  Peranan Mr. Hempher Terhadap Gerakan Muhammad bin Abdul Wahab (Bag 10)

Salah satunya adalah saat mereka sangat aktif menyesatkan dan mengkafirkan pendapat yang berbeda dengan mereka. Hal inilah yang membuat pemikiran dan tokoh-tokoh wahabi gencar dilawan dengan berbagai bentuk, meskipun dalam beberapa dimensi wahabi tetap dianggap sebagai bagian dari umat Islam.

Misalnya, ada beberapa ungkapan yang pada dasarnya benar seperti ajakan mari kembali kepada Al Quran dan sunnah, beragama harus dengan dalil bukan ikut-ikutan, agama itu adalah qala Allah dan qala Rasulullah. Semua ungkapan tersebut adalah sesuatu yang jelas kebenarannya bahkan tidak diragukan lagi.

Sayangnya ungkapan-ungkapan tersebut ternyata hanya menjadi topeng untuk menyusupkan paham yang lebih berbahaya dan berbagai kebatilan lainnya. Dibalik itu semua ternyata terdapat pemikiran yang gemar menyesatkan, membid’ahkan bahkan mengkafirkan orang lain.

Di balik itu semua ternyata terdapat seonngok kegoisan yang memaksakan ijtihad dan interpretasi mereka terhadap Al Quran dan hadis yang dianggap sebagai satu-satunya kebenaran yang lainnya salah.

Hal-hal inilah yang sangat berbahaya dari Wahabi dan masih ada banyak kebatilan lainnya yang disusupi di balik topeng-topeng tersebut.

Ciri-ciri Penganut Paham Wahabi

Ciri-ciri penganut paham wahabi dapat dilihat dari dua sisi, yaitu corak pemikiran mereka dan hal-hal dhohir yang seringkali melekat dan dimonopoli oleh mereka.

Baca Juga:  Memahami Propaganda Wahabi Menjauhkan Umat Dari Para Ulama

Jika merujuk pada pemikiran wahabi, maka kita dapat melihat beberapa ciri-cirinya berikut ini:

  1. Membenturkan ijtihad para ulama-ulama fiqih dengan makna tekstual satu dua ayat, kemudian menyalahkan ijthad ulama tersebut dan mengajaknya untuk kembali kepada Al-Quran dan sunnah.
  2. Mengusung pemikiran tekstual terhadap Al-Quran dan sunnah dengan mengabaikan kaidah-kaidah tata bahasa, ulumul quran, ulumul hadis dan ushul fiqih.
  3. Sering terburu-buru membuat kesimpulan dengan satu ayat Alquran atau hadits tanpa membuat telaah perbandingan dan konfirmasi dengan ayat atau hadis-hadis yang lain.
  4. Membuat batasan yang sangat sempit tentang amalan-amalan dan hubungannya dengan dalil. Maksudnya menganggap sebuah amalan tanpa dalil spesifik dan eksplisist otomatis adalah bid’ah.
  5. Meremehkan taqlid pada berbagai mazhab dan ulama fiqih, namun dalam kesempatan yang lain justru menganjurkan untuk taqlid pada ulama-ulama mereka.
  6. Seringkali melontarkan tuduhan tahayul, bid’ah dan khurafat kepada pihak lain yang berbeda pandangan secara serampangan.

Jika melihat pada hal-hal yang melekat dan dimonopoli oleh mereka ciri-cirinya adalah:

  1. Gemar memonopoli istilah sunnah, dalil, salaf, manhaj yang lurus dan lain sebagainya. Yang lain pokoknya salah.
  2. Menggunakan celana di atas mata kaki. Hal ini akibat dari memahami hadis tentang isbal secara tekstual. Pemahaman ini sebetulnya tidak masalah dan tentu kita hormati selama mereka tidak menyalahkan yang berbeda paham dengan mereka dalam masalah tersebut.
  3. Menunjukkan gelagat eksklusifitas dalam banyak hal seperti penampilan dan sosial kemasyarakatan karena merasa mayoritas umat islam yang berbeda pemikiran dengan mereka sebagai orang yang tidak sempurna keislamannya.
Baca Juga:  Mr. Hempher dan Pengaruhnya pada Muhammad bin Abdul Wahab (Bag 3)

Meski demikian ciri-ciri yang ketiga di atas tidak berlaku seratus persen, mengingat orang yang berafisiliasi atau penganut paham wahabi pun juga terbagi dalam sikap yang berbeda dalam hal interaksi terhadap aliran yang lainnya. Ada Wahabi yang sangat ekstris namun tidak sedikt pula yang mencoba sedikit moderat.

Pada dasarnya Wahabi juga punya hak untuk menyuarakan pendapat dan menentang paham yang tidak mereka setujui. Purifikasi mereka sah-sah saja dan tidak apa-apa. Namun yang tidak bisa terima adalah violence mereka seperti menyalahkan amalan kelompok lain, menuduh sesat bahkan takfiri atau mengkafirkan orang lain sesama umat Islam. Inilah yang harus dilawan. Tabik!

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik