Filosofi Tembang Sluku-sluku Batok Dakwah ala Sunan Kalijaga

folosofi tembang sluku-sluku batok

Pecihitam.org – Mungkin bagi kalangan masyarakat Jawa sudah tidak asing lagi dengan tembang (lagu) Sluku-Sluku Batok. Salah satu lagu atau tembang dolanan yang konon adalah gubahan Kanjeng wali Sunan Kalijogo. Ternyata tembang Sluku-sluku batok ini memiliki filosofi dan makna yang sangat mendalam.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Daftar Pembahasan:

1. Sluku-Sluku Bathok, Bathoke Ela-Elo

“Usluk fa usluka bathnaka, bathnaka ila Allah” atau “Usluku suluka bathnaka, Bathnaka La ilaha illallah”

Jalankanlah batinmu bathinmu, bathinmu kepada Allah, atau bathinmu harus (menyebut) Lailaha llallah.

Makananya adalah kita wajib menjalankan hati atau batin kita kepada Allah, tidak hanya sekedar raga kita saja yang melakukan shalat dan ibadah, melainkan juga batin kita, bahkankhyusuknya batin inilah yang akan mengantarkan kita lebih dekat kepada Allah SWT.

Tafsir lain: “Ghuslu-ghuslu bathnaka, bathnaka ila Allah”

Mandikanlah batinmu, sucikan jiwamu menuju kepada Allah dari segala kesibukan hati selain mengingat-Nya.

Bathoke ela-elo (geleng-geleng)

Ada yang menyebutkan, ini menggambarkan para sufi ahli tasawuf yang biasa dalam berdzikir disertai gerakan menggelenggkan kepala. Ini salah satu bentuk dari tertanamnya dzikir sampai ke dalam hati, atau yang disebut dengan “dzikr bil-qalbi”

2. Si Romo Menyang Solo

“Siiruu ma’aa man sholla”

Berjalan bersama orang-orang yang menegakkan sholat yaitu orang yang tidak bosan-bosannya berjuang di jalan Allah.

Baca Juga:  Tips Hindari Ghibah dalam Hati Versi Para Ulama

Tafsir lain: “Sharimi Yasluka”
Petik dan ambillah satu jalan.

Tentu yang dimaksud jalan kebahagiaan dan keselamatan, melalui beragama secara benar, berislam secara benar

Tafsir lain: “sirru maa yashilu”
Rahasia yang akan bertemu.

Yakni rahasia kenapa kita hidup di dunia ini, rahasia ibadah, rahasia segala ciptaan Allah, dan rahasia kalimat Laa ilaaha illallah

Tafsir lain: Siram (mandilah, bersucilah) menyang (menuju) Solo (Sholat). Mandilah, bersucilah, kemudian kerjakanlah shalat.

Maksudnya adalah, sebelum kita menunaikan sholat ataupun ibadah yang lainnya, kita wajib mensucikan diri dari kotoran baik lahir maupun batin. Karena Allah itu Maha Suci, dan sangatlah tidak sopan jika kita menemui-Nya dalam kedaan tidak bersih dan tidak suci.

3. Oleh-Oleh E Payung Motho

“Laailaha illaallah hayun wal mauta”

Esakan Allah dari hidup sampai mati. Yaitu kita harus bertauhid kepada Allah dan berpegang teguh kepada agama-Nya sampai akhir hayat. Istiqomah dengan kalimat Lailaha illaAllah”

Tafsir lain: “laa ilaaha illallaah fayamuutu”
(Mengucap) Laa ilaaha illallah kemudian (langsung) mati.

Maksudnya mati dalam keadaan mengucap Laa ilaaha illallah (mati syahid)

Tafsir lain: “Allahu faizun ‘ala man taaba”
Allah cinta pada hamba yang bertobat

4. Tak Jenthit Lo Lo Lobah

“Mandzalik muqarabah” Tafsir lain “Ittakhidzillaha Robba”

Baca Juga:  Menilik Kembali Cara Dakwah Kanjeng Sunan Kalijaga Lewat Tembang

Jadikanlah Allah itu Tuhanmu. Siapa yang mendekat bertaqarrublah tanpa henti. Selalu mendekat kepada Allah dalam segala keadaan. Sabar saat diuji, syukur saat diberi nikmat.

Tafsir lain; “fajaddid allaila lubbah”

Maknanya, perbaruilah (imanmu dengan kalimat laa ilaaha illallah), yaitu pada waktu tengah malam. Perbanyak dzikir, sujud, wirid kepada-Nya, terutama dalam waktu-waktu sepertiga malam. Karena harus kita ingat

“Pak jenthit lolo lobah” (kematian itu datangnya tiba-tiba)

Tak ada yang tahu, tak bisa dimajukan atau dimundurkan walau sesaat. (baca QS Qaaf: 19). Sehingga saat kita hidup, kita harus senantiasa bersiap dan waspada. Selalu mengumpulkan amal kebaikan sebagai bekal untuk dibawa mati.

5. Wong Mati Ora Obah

“Hayun wal mauta innalillah”
Sungguh hidup dan mati hanyalah milik Allah.

Tafsir lain: “Man maata roaa dzunuubah”

Orang yang mati akan melihat dosa-dosanya. Maka dari itu siapkanlah kematianmu dengan terus beribadah berbuat baik kepada sesama dengan penuh cinta dan Taqwa kepada Allah SWT.

6. Yen Obah Medeni Bocah

“Dzunuuba dainin yaghillu yadah”
Yang membelenggu dua tangan adalah hutang, baik hutang kepada Allah yaitu berupa ibadah mahdloh dan hutang kepada sesama manusia.

“Mahabbatan mahrajuhu taubah”
Kecintaan menuju taubat. Selagi masih diberi kesempatan oleh Allah untuk hidup di dunia ini. Jangan pernah putus asa untuk menggapai rahmat dan maghfirah Allah SWT.

Baca Juga:  Menyampaikan Pesan Sejuk dalam Kejumudan Sosial Melalui Filsafat Dekonstruksi

7. Yen Urip Golek O Dhuwit

“Rottibil kolbi bil qouluts tsabit”
Hati kita harus menurut dengan qoul yang tsabit (tetap), yaitu Laa ilaaha illallah.

“Yasrifu innal khalaqna insana min dhafiq”
Ingatlah sungguh manusia diciptakan dari air yang memancar. Maksudnya, manusia diciptakan dari ketiadaan dan kehinaan. Oleh karena itu untuk memperoleh kemulyaan harus dengan berjalan di jalan Allah. (Baca QS At Tariq ayat 6-7)

8. Sir Sir Pong Udele Bodong

“Sir sairon dalla showabaan”

Maksudnya, tempuhlah hidup kita di jalan yang benar.

Demikian, filosofi tembang sluku-sluku batok, semoga bermanfaat untuk kita dan di hidup kita yang hanya sesaat ini semoga tidak ada yang sia-sia.

Keterangan: Diolah dari ceramah KH. Anwar Zahid Bojonegoro.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *