Hadits Shahih Al-Bukhari No. 413 – Kitab Shalat

Pecihitam.org – Hadits Shahih Al-Bukhari No. 413 – Kitab Shalat ini, Imam Bukhari memberi hadits berikut dengan judul “Barangsiapa yang Shalat Sementara Di hadapannya Terdapat Perapian atau Api maupun Sesuatu yang Disembah, sedangkan Ia Mengharapkan Keridhaan Allah” hadits ini menjelaskan Nabi SAW selalu shalat di mana saja ketika waktu shalat tiba, baik ketika berada di tempat-tempat perkumpulan kambing ataupun lainnya. Keterangan hadist dikutip dan diterjemahkan dari Kitab Fathul Bari Jilid 3 Kitab Shalat. Halaman 158-161.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ انْخَسَفَتْ الشَّمْسُ فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ أُرِيتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ مَنْظَرًا كَالْيَوْمِ قَطُّ أَفْظَعَ

Terjemahan: Telah menceritakan kepada kami [‘Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari [‘Atha’ bin Yasar] dari [‘Abdullah bin ‘Abbas] berkata, “Ketika terjadi gerhana matahari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaksanakan shalat (gerhana), kemudin beliau bersabda: “Neraka telah diperlihatkan kepadaku, dan belum pernah sekalipun aku melihat suatu pemandangan yang lebih mengerikan dari pada hari ini.”

Keterangan Hadis: Adapun hadits lbnu Abbas akan dibahas secara lengkap pada shalat Khusuf (gerhana), dimana beliau akan menyebutkannya kembali lengkap dengan sanad seperti di atas. Sebagian hadits Ibnu Abbas ini telah disebutkan pada kitab “Iman”.

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 36-38 - Kitab Iman

Al lsmaili rnengkritik sikap Imam Bukhari sehubungan dengan judul bab ini. Dia mengatakan bahwa api yang diperlihatkan Allah SWT kepada Nabi-Nya tidak sarna dengan api yang disembah oleh suatu kaum, dimana mereka rnenghadap kepadanya saat shalat. Lalu lbnu At-Tin berkata, “Tidak ada dalil dalam hadits ini yang berhubungan dengan judul bab, sebab beliau SAW rnelakukan hal itu bukan atas kernauan sendiri. Akan tetapi, hal itu hanya ditampakkan kepadanya untuk suatu maksud yang dikehendaki Allah SWT berupa peringatan bagi para hamba-Nya.”

Namun perkataan ini ditanggapi dengan mengatakan bahwa hukum dalam rnasalah ini adalah sama meskipun dilakukan dengan sengaja atau tidak, sebab beliau SAW tidak dibiarkan berada dalam kebatilan. Maka, hal ini menunjukkan bahwa perbuatan seperti itu diperbolehkan.

Perbedaan yang dikemukakan oleh Al Ismaili antara kesengajaan dan bukan meskipun cukup beralasan, tetapi kesesuaian antara judul bab dengan hadits di bawahnya secara garis besar adalah adanya api di depan orang yang sedang shalat.

Menurut saya, Imam Bukhari tidak menyatakan hukum secara tegas pada judul bab, baik makruh atau yang lainnya. Mungkin maksud beliau adalah membedakan antara orang yang shalat menghadap sesuatu dari hal-hal tersebut sementara terdapat kemampuan untuk menghilangkannya atau berpaling darinya, dengan orang yang tidak memiliki kemampuan seperti itu. Maka untuk bagian kedua ini tidaklah makruh, dan inilah yang sesuai dengan kedua hadits yang disebutkan dalam bab ini. Adapun untuk bagian pertama hukumnya makruh, sebagaimana akan dijelaskan dalam hadits lbnu Abbas tentang masalah patung. Demikian pula seperti dikutip oleh Ibnu Abi Syaibah dari Ibnu Sirin, bahwa ia tidak menyukai shalat menghadap perapian atau rumah api.

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 57 – Kitab Ilmu

Sebagian ulama muta’akhirin turut mengkritik Imam Bukhari dalam masalah di atas. Mereka mengatakan, “Tidak ada indikasi dalam hadits di atas bahwa shalat menghadap api atau yang sepe11inya bukan hal yang makruh. Sebab beliau SAW bersabda, ‘Diperlihatkan kepadaku neraka (api)’.

Tidak menjadi keharusan jika api tersebut berada di depan, dimana beliau menghadap kepadanya. Bahkan bisa saja posisinya berada di sebelah kanan atau kiri maupun di tempat lain.” Mereka mengatakan pula, “Ada kemungkinan hal tersebut diperlihatkan kepadanya sesaat sebclum memulai shalat.” Seakan-akan Imam Bukhari telah memperkirakan kritikan ini. oleh sebab itu beliau telah mengavvali pcmbicaraan pada bab ini dengan hadits mu ‘allaq (tanpa sanad) dari lbnu Abbas, dimana dikatakan, “Ditampakkan kepadaku neraka (api) dan aku sedang shalat”.

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 476-477 – Kitab Shalat

Adapun keberadaan api tersebut di hadapannya. maka konteks hadits lbnu Abbas berindikasi ke arah itu. Di dalamnya disebutkan bahwa para sahabat berkata kepada beliau SAW setelah selesai shalat, “Wahai Rasulullah, kami melihat engkau mengambil sesuatu di tempatmu kemudian kami melihat engkau melangkah mundur.” Beliau SAW mengatakan. bahwa hal tersebut dilakukan karena beliau melihat neraka (api).

Adapun hadits Anas yang disebutkan secara mu ‘allaq (tanpa sanad) di tempat ini, akan disebutkan pula oleh Imam Bukhari dalam kitab “tauhid” beserta sanadnya (maushul) dengan lafazh, “Sungguh baru saja telah ditampakkan kepadaku surga dan neraka (api) pada tembok ini, sementara aku melakukan shalat”. Riwayat ini sekaligus menjawab pandangan yang membedakan antara posisi api yang jauh dan posisi api yang dekat dengan orang yang shalat.

M Resky S