Ibnu Aththar, Seorang Ulama yang Dijuluki Nawawi Junior

Ibnu Aththar

Pecihitam.org – Biografi Ibnu Aththar ini ditulis oleh al-Hafidz adz-Dzahabi, saudara sepersusuannya. Beliau menyebutkan bahwa, Ibnu Aththar adalah seorang syekh, imam, mufti, ahli hadits, seorang yang saleh, dan ulama salaf.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Nama lengkapnya adalah ‘Alaudin Abu Hasan Ali bin Ibrahim bin ath-Thayyib Dawud al- ‘Aththar al-Dimasyqi asy-Syafi’i. Beliau adalah guru besar di madrasah Darul Hadits an-Nurriyah dan juga dijuluki dengan Nawawi Junior, sebab kedekatannya dengan Imam Nawawi.

Ibnu Aththar lahir pada hari raya Idul Fitri tahun 654 H, beliau sudah hafal al quran saat usianya belum menginjak 15 tahun. Beliau belajar ilmu agama dari ulama’ ulama’ besar di zamannya, seperti Ibnu Abdid Daim, Ibnu Abil Yusr, Abdul Aziz bin Abd, dan lain sebagainya.

al-Hafidz adz-Dzahabi mengatakan, bahwa ia pernah bekerja untuk Ibnu Aththar dalam menyusun Mu’jam yang di dengarnya dari Ibnu Daqiqil ‘Id pada tahun 699 H, dengan cara beliau bacakan kepada Ibnu Zamlakani, dan beberapa ulama’ yang belajar ilmu kepada Ibnu Aththar.

Baca Juga:  Kitab Al Minhaj, Syarah An Nawawi Ala Muslim

Ibnu Aththar menemani Syekh Muhyiddin an-Nawawi dan menimba ilmu fikih darinya, membacakan kitab at-Tanbih kepadanya, memberi fatwa, mengajarkan ilmu, menghimpun ilmu, dan menyusun kitab.

Beliau membukukan beberapa juz kitab, berkeliling bersama para penuntut ilmu, dan mendengar banyak ilmu. Beliau juga memiliki banyak pengikut dan pecinta.

Pada tahun 701 H, Ibnu Aththar mengalami kelumpuhan separuh badan dengan waktu yang lumayan lama sehingga harus giotong dengan tandu. Namun beliau masih aktif menulis meskipun dengan tangan kirinya.

Diantara ilmu yang pernah beliau pelajari adalah Kutub al-Sittah, beliau memiliki dedikasi besar dalam mengabdi dan memperhatikan Imam Muhyiddin an-Nawawi.

Beliau belajar darinya ilmu-ilmu yang di susunnya dan menceritakan banyak hal tentangnya. Diantaranya adalah ketika Ibnu Aththar meninggalkan negerinya Nawa untuk bekerja di Damaskus, kemudian pergi ke Mekkah untuk berhaji bersama Imam an-Nawawi.

Ibnu Katsir juga memberikan sanjungan kepada Ibnu Aththar, dengan pernyataannya, “Syekh Imam Alaudin  sibuk berguru kepada imam alim yang luas ilmunya; Muhyiddin an-Nawawi dan menemaninya sehingga ia dijuluki dengan Nawawi Junior, ia juga memiliki beberapa kitab, diantaranya kitab Mushannafat, kitab Faidah, kitab Majmu’ dan kitab Takhrij.”  (lihat di al-Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir juz 18 hal 251).

Baca Juga:  Cek Fakta: Beredar Foto Disebut Kuburan Massal Ulama dan Santri Korban PKI

Ibnu Nashiruddin al-Dimasyqi juga memberi pujian, beliau berkata, “Ibnu Aththar adalah seorang yang tsiqah (terpercaya) dari kalangan ulama yang tsabit (teguh).  Juga termasuk sejumlah syekh yang memiliki sanad meriwayatkan hadits darinya untuk kami.”

Ibnu Aththar juga memberikan perhatian terhadap akidah ulama salaf dan para imam terdahulu. Beliau berjalan diatas manhaj mereka dalam hal tersebut, sebagaimana beliau adalah orang yang mencampakkan bid’ah dan khurafat. Beliau juga menyusun kitab aqidah yang detail berjudul al-I’tiqad Khalish min al-Syakki wal Intiqad  (Akidah yang Murni dari Keraguan dan Kritik).

Diantara pernyataanya dalam kitab tersebut adalah, “Kita wajib meyakini bahwa apa yang Allah tetapkan dalam kitab-Nya melalui lisan para utusan-Nya adalah benar, bahwasanya semua yang terdapat di dalamnya tentang sifat maujud dan ijad yang tersemat dalam Dzat Allah serta penyucian sifat Allah dari sifat hadas dan muhdas (baru) adalah benar.”

Sang Nawawi junior ini akhirnya wafat pada bulan Dzulhijjah tahun 724 H dalam usianya 70 tahun 2 bulan.

Baca Juga:  Bukan Sembarangan, Inilah yang Bisa Disebut Sebagai Ulama

Demikianlah biografi dari Ibnu Aththar yang dijuluki sebagai Nawawi Junior, semoga kita dapat meneladi sifat-sifat dan semangat belajarnya dalam menuntut ilmu. Wallahu A’lam.

Refrensi: Syarah Arbain an-Nawawi

Nur Faricha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *