Jangan Bangga Mengumbar Aib di Media Sosial, Ingat Pesan Nabi yang Satu Ini!

mengumbar aib di medsos


Pecihitam.org– Sebagai manusia yang diciptakan dengan akal dan nafsu, tentu pernah berbuat dosa, dan anjuran yang harus dilakukan adalah membaca istighfar dan segera bertaubat. Namun jika ia berbuat dosa lalu bangga akan dosanya, bahkan mengumbar aib itu di sosial media. Bagaimana Islam memandangnya?

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Kita tau bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Pengampun, oleh karenanya, kita sebagai seorang hamba, seyogianya selalu meminta ampun kepadanya. Dalam Islam diajarkan agar umat manusia selalu menutupi aib dirinya maupun orang lain.

Itu mengapa Allah melarang kita untuk mengumbar aib keburukan, karena saat setelah melakukan perbuatan keji, maka seharusnya langsung di istigfari dan bergegas untuk berbuat baik, tanpa harus mengumbarnya kepada orang lain.

Pada zaman yang semua serba bersosial media, alangkah baiknya kita sebagai pengguna untuk memfilter apa yang akan kita bagikan kepada publik. Jika itu berkaitan dengan aib yang ada dalam diri kita ataupun orang lain, maka tak seharusnya untuk di publikasikan.

Baca Juga:  Akhlak Islami Dalam Bertetangga

Karena perbuatan seperti itu hanya akan mengantarkan kita pada kerugian baik diri kita sendiri ataupun orang lain. Dalam hadis riwayat Imam Bukhari, dari Abu Hurairah, beliau mendengar bahwa Rasulullah Saw berkata:

كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ وَإِنَّ مِنْ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ فَيَقُولَ يَا فُلَانُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ

“Setiap umatku dimaafkan (dosanya) kecuali orang-orang menampak-nampakkannya dan sesungguhnya diantara yang menampak-nampakkan (dosa) adalah seorang hamba yang melakukan amalan di waktu malam sementara Allah telah menutupinya kemudian di waktu pagi dia berkata: ‘Wahai fulan semalam aku telah melakukan ini dan itu, ‘ padahal pada malam harinya (dosanya) telah ditutupi oleh Rabbnya. Ia pun bermalam dalam keadaan (dosanya) telah ditutupi oleh Rabbnya dan di pagi harinya ia menyingkap apa yang telah ditutupi oleh Allah’.”

Dari hadist diatas dapat difahami, bahwa salah satu golongan yang tidak dimaafkan oleh Allah adalah mereka yang membuka aibnya sendiri, padahal Allah telah menutupinya dengan rapat-rapat.

Baca Juga:  Kedudukan Perempuan dan Kemuliannya dalam Islam

Oleh karena itu, mulai dari sekarang seyogianya bagi pengguna sosmed untuk selalu berhati-hati terhadap apa yang dipublikasikan, karena segala perbuatan tentu mengandung resiko.

Maka sebagai manusia yang tak lepas dari sosialisasi dari orang lain, alangkah baiknya jika ada saudara kita yang terlanjur mengumbar aibnya di sosial media, untuk mengingatkannya.

Sebab seorang yang berbuat dosa itu memang wajar, dan seharusnya segera untuk membaca istighfar, namun jika ia bangga dengan kesalahannya maka ini adalah yang tidak dibenarkan oleh agama. Wallahu A’lam Bisshowab

Nur Faricha