Jadi Pembina Upacara Apel HSN, KH. Hanafi: Dulu Merdeka atau Mati, Sekarang NKRI Harga Mati

Dulu Merdeka atau Mati, Sekarang NKRI Harga Mati

Pecihitam.org – KUBU RAYA – Adalah KH. Hanafi Khalil, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Al-Khaliliyah Parit Surabaya, Kubu Raya didaulat sebagai Pembina Upacara pada Apel Hari Santri Nasional 2019, Selasa (22/10). Dalam amanahnya, beliau memekikkan semangat cinta tanah air, NKRI Harga Mati.

Hari Santri Nasional diperingati setiap tanggal 22 Oktober sejak beberapa tahun terakhir. Peringatan Hari Santri Nasional dilaksanakan untuk mengenang kontribusi santri dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Tepat pada 22 Oktober 74 tahun yang lalu, kaum santri yang dikomandoi Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari mengeluarkan fatwa resolusi jihad yang menegaskan berjuang melawan penjajah adalah kewajiban, karena cinta tnah air adalah sebagian dari iman.

Baca Juga:  Santri Hakam Mabruri, Bersepeda ke Afrika dari Nol Rupiah

‘Isy kariman aw mut syahidan, pekik KH. Hanafi penuh semangat, menggambarkan semangat kaum santri dalam melawan Belanda dan Jepang yang waktu itu mau menjajah lagi, padahal Indonesia sudah memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Di hadapan para santri, beliau menceritakan dengan bangga bahwa yang melakukan penyobekan terhadap warna biru bendera Belanda dalam pertempuran di Surabaya adalah para santri.

“Siapa kalau bukan santri yang menyobek bagian warna biru bendera Belanda?”

KH. Hanafi Khalil didampingi Ketua PW GP Ansor Kalimantan Barat, Muhammad Nurdin, S.Pd

Ditambahkan oleh beliau, berkat restu KH. Hasyim Asy’ary pula, Bung Tumo meneriakkan takbir melalui radio.

“Sebelum melakukan takbir melalui siaran Radio, Bung Tomo sowan dulu ke KH. Hasyim Asy’ary. Maka berkat seorang santri, bahkan seorang Kyai, kalimat takbir Allahu akbar! terdengar melalui udara” tambahnya.

Baca Juga:  Undang Gus Muwafiq, Ansor Bondowoso Perkuat Wawasan Kebangsaan

Maka, bagi pengasuh pesantren yang juga seorang politisi di legislatif Kabupaten Kubu Raya ini, para santri hari ini bertanggung jawab untuk mempertahankan Negara Kesatuan Indonesia.

Mempertahankan dari setiap yang ingin merongrong persatuan, dari setiap paham radikal yang akan mengubah ideologi negara.

Kata beliau, kalau para santri dulu, pejuang kemerdekaan dulu, semboyannya Merdeka atau Mati, maka sekarang NKRI Harga Mati.

Beliau pun memekik NKRI Harga Mati yang diikuti seluruh peserta upacara yang terdiri dari PW GP Ansor Kalbar, PC Kubu Raya, PAC Sungai Ambawang dan Pimpinan Ranting se-Kubu Raya.

Faisol Abdurrahman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *