Keistimewaan Bulan Syawal, Salah Satunya Adalah Bulan untuk Menikah

keistimewaan bulan syawal

Pecihitam.org Keistimewaan bulan Syawal wajib disyukuri oleh umat Islam. Rasa syukur tersebut diwujudkan dengan beribadah. Mengapa begitu? Sebab, bulan Syawal adalah salah satu bulan terbaik setelah bulan Ramadhan bagi umat Islam.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Pada bulan Syawal, seorang Muslim dianjurkan untuk semakin meningkatkan ibadah dan amalan kepada Allah Swt. Amalan pada bulan Ramadhan tidak hanya berakhir di bulan puasa saja, tapi terus berlanjut dan ditingkatkan pada bulan syawal.

Keistimewaan bulan Syawal bisa didapatkan dengan melakukan beberapa ibadah sunnah. Ada keutamaan puasa yang dilaksanakan 6 hari di bulan Syawal. Tapi ternyata, tidak hanya puasa 6 hari saja yang merupakan ibadah sunnah yang membuat bulan Syawal menjadi semakin istimewa. Berikut adalah beberapa ragam keistimewaan bulan Syawal:

Pertama, puasa 6 Hari di bulan Syawal. Puasa 6 hari pada bulan Syawal ini biasanya dilakukan mulai hari kedua bulan Syawal yakni sesudah menjalani puasa selama satu bulan penuh pada bulan Ramadan, puasa 6 hari di bulan syawal ini menjadi pelengkap atau penyempurna amalan pada bulan Ramadan.

Meski biasa dilakukan pada hari kedua bulan Syawal, tapi banyak juga yang melaksanakan ibadah puasa 6 hari di bulan Syawal ini pada minggu kedua bulan Syawal. Hal ini disebabkan karena minggu pertama Syawal banyak orang yang masih merayakan hari raya Idul Fitri dengan bersilaturahmi ke rumah keluarga maupun teman. Saat bersilaturahmi inilah biasanya disertai dengan makan dan minum dalam rangka lebaran.

Baca Juga:  Sabar Dalam Islam, Keutamaan dan Kategorinya

Keutamaan puasa Syawal terdapat dalam hadits yang diriwayatkan Muslim. Hadits itu berasal dari Abu Ayyub Al Anshori yang pernah mendengar sabda Nabi Muhammad Saw.

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (H.R. Muslim).

Kedua, melakukan i’tikaf di bulan Syawal. I’tikaf atau berdiam diri di dalam masjid adalah salah satu keistimewaan di bulan Syawal. Maksud dari berdiam diri di sini bukan hanya berdiam diri saja di dalam masjid tanpa melakukan apa-apa.

Maksud i’tikaf di sini adalah berbagai amalan dan ibadah bisa dilaksanakan selama melaksanakan I’tikaf. I’tikaf adalah cara seorang hamba lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt. dengan berdzikir yakni dengan melaksanakan shalat lima waktu dan shalat sunnah, serta membaca Al-Quran.

Baca Juga:  Salafi dan Wahabi, Ibarat Dua Sisi Mata Uang, Serupa Tapi Tak Sama

Biasanya, i’tikaf dilaksanakan pada seminggu terakhir di bulan Ramadhan. Pelaksanaan i’tikaf banyak yang dilakukan saat malam hari saja, ada juga yang benar-benar melaksanakannya seharian penuh tanpa kelur dari masjid, kecuali untuk keperluan penting misalnya makan dan minum.

Jangan salah. I’tikaf ternyata bisa dilakukan di bulan Syawal yakni jika pada bulan Ramadhan seorang Muslim tidak sempat melaksanakannya. Keistimewaan bulan syawal selanjutnya adalah bisa dijadikan sebagai waktu untuk mengganti ibadah i’tikaf yang terlewat atau tidak sempat dilaksanakan pada bulan Ramadhan.

Kita mesti bersyukur, ada bulan Syawal yang hadir sebagai penyempurna dan penambal amalan-amalan yang tidak bisa dilaksanakan atau tertinggal saat bulan Ramadhan.

Ketiga, menikah di bulan Syawal. Seringkali, setelah hari raya Idul Fitri, ada banyak umat Islam yang melaksanakan pernikahan. Tak mengherankan sebab menikah pada tanggal berapa pun dan pada hari apa pun di bulan Syawal adalah suatu kebaikan bagi yang melaksanakannya.

Hal ini sesuai dengan apa yang dikisahkan dalam hadits Muslim dari istri Rasulullah yakni Aisyah r.a.

“Rasulullah Saw. menikahiku saat bulan syawal dan mengadakan malam pertama dengan aku di bulan Syawal. Manakah istri beliau yang lebih mendapatkan perhatian selain aku?” (H.R. Muslim, An Nasa’i).

Bisa disimpulkan di sini bahwa menikah di bulan Syawal adalah salah satu sunnah Rasul, di mana Nabi Muhammad Saw. sendiri pun menikah pada bulan syawal.

Baca Juga:  Adab Anak kepada Orang Tua Ada Tujuh, Apa Sajakah?

Keempat, bulan Syawal adalah bulan silaturahmi. Keistimewaan yang satu ini biasanya dilakukan dengan melaksanakan berbagai kegiatan seperti mudik ke kampung halaman dan saling bermaaf-mafaan dengan keluarga, tetangga, dan teman-teman.

Keempat keistimewaan di atas membuat bulan Syawal menjadi salah satu bulan di mana banyak umat Islam bersilaturahmi. Bulan Syawal adalah bulan yang penuh berkah dan ampunan dari Allah Swt. dan kita bisa melaksanakannya dengan silaturahmi dan bermaaf-maafan.

Ayu Alfiah