Kisah Nabi Yusuf, Ahli Tafsir Mimpi Dan Manajemen

Kisah Nabi Yusuf, Ahli Tafsir Mimpi Dan Manajemen

Pecihitam.org- Nabi Yusuf merupakan seorang rasul yang diceritakan secara mewah dalam Al Quran. Kisah Nabi Yusuf dimuat dalam satu surat penuh, berbeda dengan Musa dan rasul lain yang diceritakan dalam ayat dan surat yang terpisah. Dalam surat ke-12 dari Al Quran tersebut, setidaknya terdapat satu hal yang digemari oleh pembaca Al Quran, yaitu drama Yusuf-Zulaikhah. Namun artikel ini tidak berniat membahas drama tersebut, melainkan hendak membahas sisi lain yang tidak kalah menarik dari cerita beliau, yaitu Kisah Nabi Yusuf Sang Ahli Tafsir Mimpi dan Ahli Manajemen.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Kemarau dan kekeringan menjadi satu musim yang kerap dihadapi umat manusia. Kebijaksanaan manusia yang mendapat petunjuk dari Allah SWT membawa mereka selamat dari bencana. Tersebutlah negeri Mesir. Sebuah daerah luas yang dialiri Sungai Nil. Sungai itu membuat Mesir tidak seperti negeri-negeri tetangganya, Mesir kuno diberkahi dengan tanah yang subur. Syahdan, sang raja mendapatkan mimpi yang meng gelisahkan hatinya.

“Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk di makan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh lainnya yang kering.” Hai orang-orang yang terkemuka, “Terang kan lah kepa daku tentang tabir mimpiku itu jika kalian dapat menabirkan mimpi.” (QS Yusuf: 43).

Baca Juga:  Allahu Akbar! Terperangkap dalam Gua, Bisa Lolos Karena Bertawassul dengan Amal Sholeh

Para pemuka itu tidak bisa menakwilkan mimpi sang raja. Mereka bahkan menjawab jika itu hanya merupakan mimpi yang kosong. Salah satu pemuka yang pernah selamat karena takwil mimpi Nabi Yusuf teringat kepada Yusuf yang sedang berada di tahanan. Dia pun berkata kepada sang raja jika akan menemuinya. Dia berniat untuk menanyakan arti mimpi itu kepada Yusuf.

Lantas, Nabi Yusuf pun berkata, “Supaya kalian bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kalian panen hendaklah kalian biarkan dibulirnya, kecuali se dikit untuk kalian makan. Kemudian, sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kalian simpan untuk meng hadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kalian simpan. Kemudian, setelah itu akan da tang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan di masa itu mereka memeras anggur.” (QS Yusuf :47).

Setelah mendengar pendapat Nabi Yusuf dari utusannya, raja pun meminta agar Nabi Yusuf dihadirkan ke istana. Ketika Nabi Yusuf menjelaskan takwilnya, raja terkesima. Dia mengapresiasi apa yang dijelaskan oleh sang Nabi. Raja pun mengikuti nasihat Nabi Yusuf untuk memaksimalkan tujuh tahun masa bercocok tanam dan berhemat hasil panen. Raja dan rakyat Mesir mendapat manfaat nya ketika menghadapi musim kemarau yang panjang.

Baca Juga:  Inilah yang Dialami Siti Aminah 12 Hari Menjelang Lahirnya Nabi Muhammad

Musim paceklik ini melanda seluruh negeri Mesir dan negeri-negeri tetangganya. Tidak terkecuali Kan’an, negeri di mana sosok tua yang buta tinggal bersama enam anaknya. Dialah Nabi Ya’qub As, ayah Nabi Yusuf. Atas perintah Nabi Yaqub, berangkatlah mereka ke Mesir untuk menemui raja muda yang dermawan. Tidak lain dialah Yusuf.

Dinukil dari Ibnukatsironline, As- Saddi, Muhammad ibnu Ishaq, dan yang lainnya dari kalangan ahli tafsir menyebutkan, Yusuf AS melakukan penghematan dalam mempergunakan bahan makanan pokok mereka dan menghimpunnya dengan baik, sehingga bahan makanan pokok berhasil dikumpulkan dalam jumlah yang sangat besar.

Dengan keberhasilannya itu, Yusuf AS berhasil memperoleh bermacam-macam hadiah. Orang-orang dari berbagai kawasan dan bagian negeri Mesir berdatangan kepadanya untuk mendapatkan bagian jatah makanan bagi diri mereka dan orang-orang yang berada di dalam tanggungan mereka.

Disebutkan jika Yusuf AS tidak pernah memberi seseorang lebih banyak daripada jumlah yang mampu dimuat oleh seekor unta untuk satu tahunnya. Yusuf pun tidak pernah makan sampai kenyang. Bila makan, dia dan raja Mesir serta seluruh pasukannya hanya cukup dengan satu kali saja, yaitu di tengah siang hari. Tujuannya, agar jumlah makanan pokok yang ada itu cukup buat semua orang selama tujuh tahun musim paceklik. Hal tersebut merupakan rahmat dari Allah buat penduduk negeri Mesir.

Baca Juga:  Cemburu dalam Islam: Kisah Kecemburuan Aisyah RA Kepada Khadijah dan Qibtiyah

Sebagian ulama tafsir mengatakan, Yusuf AS menjual makanan pokok itu kepada mereka di tahun pertama paceklik dengan uang. Pada tahun kedua dengan barang-barang, Pada tahun ketiga dan keempat dengan barang lainnya. Hingga mereka menukar diri mereka dan anak-anak mereka dengan bahan makanan itu setelah semua yang mereka miliki habis ditukarkan dengan makanan. Setelah itu, Yusuf memerdekakan mereka semua dan mengembalikan semua harta benda me reka. Hanya Allah-lah yang lebih menge tahui kesahihan riwayat ini.

Mochamad Ari Irawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *