Latar Belakang Adanya Peringatan Hari Santri Nasional

peringatan hari santri nasional

Pecihitam.org – Kata santri tidak bisa dipisahkan dengan kemerdekaan Indonesia, sejarah telah mencatat bahwa santri punya peran penting dalam tegaknya Indonesia. Maka patutlah terdapat Peringatan Hari Santri Nasional, sebab banyak perkara yang melatar belakangi adanya peringatan Hari Santri Nasional.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Diantaranya ketika menjelang kemerdekaan, mereka melakukan perjuangan dengan caranya masing-masing dan bergabung dengan seluruh bangsa Indonesia untuk bersatu melawan penjajah. Juga menyatukan kekuatan di daerah terpencil dan mengajarkan akan arti kemerdekaan yang harus diperjuangkan.

Maka tidak heran, jika tanggal 22 oktober diperingati sebagai Hari Santri Nasional, karena begitu pentingnya peranan santri dalam tegaknya Indonesia. Dan kita tau bahwa hari pahlawan adalah tanggal 10 November, ini menjadi bukti bahwa munculnya para pahlawan sangat berkaitan dengan peran para santri.

Hal ini terbukti saat para pejuang seperti Bung Tomo, Jenderal Sudirman, Bung Karno, dan tokoh tokoh yang lainnya, ketika ingin mengambil keputusan dalam segala hal yang berhubungan dengan bangsa dan negara, maka senantiasa sowan kepada KH Hasyim Asy’ari. Maka dari sini pun jelas bahwa peran para pejuang juga sangat erat hubungannya dengan ulama.

Baca Juga:  Di Gubuk Ini Banyak Lahir Santri Handal Pembaca Kitab Kuning

Dapat dikatakan pula sebab yang melatar belakangi adanya Hari Santri Nasional adalah pengakuan pemerintah terhadap peran besar santri dalam meraih kemerdekaan Indonesia secara resmi, begitu juga sebagai revisi beberapa sejarah nasional, terutama yang ditulis pada Orde Baru, yang mana dalam sejarahnya tidak pernah menyebutkan peran ulama’ dan santri dalam meraih kemerdekaan.

Hari Santri Nasional ini ditetapkan oleh Joko Widodo, Presiden Indonesia pada tanggal 22 oktober 2015 di Masjid Istiqlal Jakarta.

Adanya peringatan Hari Santri Nasional, juga bertujuan untuk menyemarakkan semangat para santri atas jihad para ulama’ saat merebut kemerdekaan, serta mengubur paradigma tentang anggapan bahwa santri hanya berkutik dengan dunia kitab kuning, tanpa bisa memperjuangkan negara, karena nyatanya santri sangat berperan di negara ini.

Mengapa Hari Santri jatuh pada 22 oktober? Karena hari tersebut merujuk pada peristiwa besar yang terjadi di Surabaya. Yaitu saat para pejuang bangsa melawan kolonialisme. Pada hari itu juga ditetapkan resolusi yang di beri nama “Resolusi Jihad fi Sabilillah”. PBNU mengundang seluruh konsul NU di seluruh Jawa Madura untuk membahas tentang kewajiban jihad bagi umat islam untuk memperjuangkan dan mempertahankan tanah air, sehingga muncullah istilah “Resolusi Jihad fi Sabilillah”.

Baca Juga:  Bisakah Bu Nyai Menjadi Penguasa di Lingkungan Pesantren?

Nama tersebut berisi tentang “bahwa setiap orang islam dihukumi fardhu ain untuk menolak serta melawan penjajah, baik laki laki, perempuan, anak-anak, bersenjata ataupun tidak bagi yang berjarak 94 km dari tempat musuh, namun bagi orang yang berada diluar jarak itu, maka dihukumi fardhu kifayah”.

Dalam seketika Surabaya di guncangkan oleh seruan jihad tersebut. Dari mulut ke mulut, masjid ke masjid terdengar seruan tersebut. Yang mana disambut sukacita oleh penduduk Surabaya, masanya sejak bulan September sampai Oktober bangsa Indonesia meraih kemenangan atas penyingkiran sisa sisa tentara Jepak yang tidak tunduk pada warga Surabaya. Maka dengan tegas para pejuang Surabaya menolak atas kehadiran sekutu yang telah mendapatkan izi n dari pemerintah Surabaya.

Sebenarnya pada hari itu peperangan telah usai, namun kedatangan para sekutu adalah bertujuan untuk menyelesaikan masalah interniran serta tawanan perang jepang. Kemudian pada pekan kedua bulan Oktober, presiden Soekarno mengirimkan utusan untuk menemui KH. Hasyim Asy’ari  di pesantren Tebuireng guna memecahkan kegundahan presiden.

Baca Juga:  Enaknya Mondok di Pesantren !

Karena sampai pada bulan Oktober, belum ada pengakuan satupun dari negara lain atas kemerdekaan Indonesia, disebabkan berita provokatif Belanda yang disebar diseluruh dunia, bahwa Indonesia adalah boneka bikinan Jepang.

Bung Tomo senantiasa menyampaikan resolusi jihad tersebut disetiap pidatonya, hingga semakin memanas saat pasukan Inggris menurunkan pasukan Dermaga, dan pertempuran terus berlanjut sejak tanggal 26, 27, 28, 29 Oktober 1945, dan terjadinya pertempuran selama empat hari tersebut disebabkan oleh Resolusi Jihad PBNU yang di deklarasikan pada 22 oktober 1945.

Maka latar belakang peringatan Hari Santri Nasional adalah bertujuan untuk mengembalikan sejarah bangsa yang tak lepas dari peran ulama dan para santri di negeri ini. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam.

Nur Faricha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *