Mengapa Waktu Terasa Begitu Cepat? Ternyata Inilah Tanda Akhir Zaman

mengapa waktu terasa cepat

Pecihitam.org – Pernahkah kamu merasa bahwa waktu yang kita jalani terasa begitu cepat? Jam berganti jam, hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun dan tiba-tiba usia semakin senja. Ternyata fenomena seperti ini termasuk salah satu dari tanda-tanda semakin dekatnya hari kiamat.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Banyak hadits yang menjelaskan mengapa waktu terasa cepat sebagai salah satu tanda-tanda semakin dekatnya hari kiamat. Sebagaimana hadits riwayat Abu Hurairah yang mendengar Nabi SAW berkata:

“Kiamat tidak akan terjadi hingga ilmu dicabut, sering terjadi gempa, dan waktu terasa cepat” (HR: Bukhari)

Sedangkan dalam hadits riwayat Ahmad disebutkan:

“Dari Abu Hurairah, Nabi SAW berkata: Kiamat tidak akan terjadi hingga waktu terasa berlalu begitu cepatnya. Satu tahun terasa seperti satu bulan, satu bulan seperti seminggu, satu minggu seperti satu hari, dan satu hari seperti satu jam, dan satu jam seperti kedipan mata.” (HR: Ahmad)

Maksud dari hadits tersebut diatas dijelaskan oleh Ibnu Hajar sebagai hilangnya keberkahan hidup yang menyebabkan, waktu berlalu begitu saja tanpa ada manfaatnya. Harta yang didapat seperti tidak ada gunanya, habis begitu saja.

Begitu pun anak, pepatah mengatakan banyak anak banyak rejeki, namun yang terjadi sebaliknya. Begitu banyak yang punya anak, tetapi anak-anaknya tidak punya manfaat apa-apa bagi masyarakat. Tidak sedikit malah anak tersebut justru menjadi biang keresahan di masyarakat. Itulah yang dimaksud hilangnya keberkahan dalam hidup.

Baca Juga:  Kunci Keberhasilan Nabi Muhammad Dalam Berdagang

Dalam kitab al-Fitan wa Asyrat al-Sa’ah, Abu Anas Shadiq mengatakan penyebab hilangnya keberkehan tersebut karena banyaknya maksiat yang dilakukan oleh masyarakat. Lemahnya iman dan banyak yang memakan harta haram. Korupsi dan pencurian terjadi di mana-mana. Banyak yang menafkahi keluarganya dengan harta haram yang menjadikan kehidupan keluarga tidak berkah. Meskipun bergelimang harta namun kehidupan mereka tidak damai dan tentram.

Allah Swt sudah menjelaskan dalam Al-Quran bahwa keberkahan hidup sangat berkaitan dengan iman dan amal seseorang. Orang-orang yang kehidupannya penuh dengan keimanan dan amal saleh, niscaya Allah SWT akan menurunkan rahmat, kasihsayang dan keberkahan, baik yang muncul dari langit ataupun bumi. Sebaliknya, pintu berkah akan tertutup jika manusia jauh dari keimanan dan amal saleh.

Hal ini sebagaimana yang tersirat dalam firman Allah Surah al-A’raf ayat 96:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Baca Juga:  Jika Masih Ada Yang Suka Nuduh Bid'ah, Bungkam Dengan Jawaban Ini

“Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS: al-A’raf: 96)

Adapun secara ilmiah, penyebab mengapa pergantian waktu terasa begitu cepat adalah karena kemajuan teknologi dan informasi. Kita tahu bahwa sekarang, batas ruang dan waktu hampir tidak ada. Misalnya Eropa yang secara georafis jaraknya begitu jauh dengan Indonesia, sekarang dapat ditempuh dalam beberapa jam saja.

Begitu pun dengan komunikasi, kita bisa berbicara dengan orang disuatu tempat yang jauh tanpa harus bertemu dengannya. Semua ini karena kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, alat komunikasi, dan transformasi.

Faktor lain mengapa waktu terasa begitu cepat adalah usia, karena semakin menua bagi kita waktu berjalan dengan cepatnya. Mengapa demikian?

Pada saat anak-anak, segalanya terasa baru bagi kita, sehingga otak menghasilkan jaringan yang padat untuk mengingat peristiwa dan pengalaman tersebut. Semakin bertambah dewasa kita sudah lebih banyak melihat berbagai hal, sehingga tidak ada lagi merasa ada hal baru dalam memori.

Baca Juga:  Jalur Sanad Ilmu Fiqih Nahdlatul Ulama Sampai Rasulullah SAW

Marc Wittmann dan Sandra Lenhoff, Psikolog dari Maximilian University of Munich membuktikannya melalui penelitiannya kepada 499 partisipan. Mereka melaksanakan survei pada mereka yang berumur antara 14 sampai 49 tahun, tentang pada fase mana mereka merasa waktu berjalan sangat lambat hingga sangat cepat.

Hasilnya, dalam durasi yang lebih pendek (mingguan, bulanan, bahkan tahunan), persepsi subyek terhadap waktu tidak tampak mengalami peningkatan seiring usia. Kebanyakan partisipan merasa waktu berjalan dengan cepatnya. Meski demikian, untuk waktu yang lebih lama, misalnya dalam 10 tahun (1 dekade), muncul pola yang membuktikan orang-orang yang lebih tua cenderung memandang waktu bergerak lebih cepat.

Wallahua’lam bisshawab

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik