Menimbang Arti Penting Tewasnya Pimpinan ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi

Tewasnya Pimpinan ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi

Pecihitam.org – Kabar tewasnya Pimpinan ISIS Abu Bakar al-Baghdadi tidak hanya tersiar sekali atau dua kali saja, tetapi media internasional telah beberapa kali mengabarkan kematiannya. Tercatat, tahun 2017 lalu, Rusia pernah mengklaim bahwa serangan udara mereka di Raqqa, Suriah berhasil menewaskan Baghdadi.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Namun, pimpinan ISIS itu ternyata masih hidup dengan kembali muncul dalam salah satu video atau rekaman suara propaganda. Tak hanya itu, fenomena serupa juga terulang di tahun 2018 yang mengabarkan bahwa al-Baghdadi telah tewas.

Lantas apa yang membuat kabar terbaru tentang tewasnya Abu Bakar Al-Bahgdadi berbeda dengan kabar-kabar sebelumnya? Bila benar ia telah tewas, apa arti pentingnya bagi umat Islam dan masyarakat dunia internasional?

Kabar kematian Baghdadi pertama kali dikonfirmasi oleh Presiden AS, Donald Trump, bahwa Abu Bakar al-Baghdadi tewas karena meledakkan diri ketika terpojok oleh pasukan khusus AS di Idbil, Suriah pada Sabtu, 26 Oktober tengah malam atau Minggu 27 Oktober dini hari waktu lokal.

Menurut penuturan Trump, pimpinan ISIS itu tewas lantaran melarikan diri ke sebuah terowongan di desa Barisha. Ia terpojok oleh pasukan khusus AS yang memburunya, dan memicu al-Baghdadi untuk melendakkan rompi bunuh diri dan menewaskan dirinya serta tiga anaknya.

Baca Juga:  Aldiansyah: Saya Gabung ISIS Karena Dijanjikan Mobil dan 4 Istri, Tapi Saya Ditipu

Meski begitu, kabar tewasnya al-Baghdadi ini tidak semata-mata memberi tanggapan positif bagi dunia internasional. Beberapa negara yang telah mengkonfirmasi kematiannya menilai bahwa tewasnya pimpinan ISIS tidak lantas membuat ancaman dari organisasi teroris ISIS akan selesai, bahkan ancaman itu akan terus berlangsung selama kelompok ISIS masih hidup dan bergerilya.

Di sisi lain, ada satu negara, yakni Rusia, yang justru masih bersikap skeptis atau meragukan kabar kematian al-Baghdadi. Menurut sumber liputan6 (28/10/2019), Kementerian Pertahanan Rusia masih meragukan tindakan tentara AS di zona deskalisi Idlib, lantaran zona itu bukan berada di wilayah kekuasaan AS untuk melakukan ekspansi militer, melainkan di bawah kendali jaringan al-Qaeda Suriah atau kelompok teroris Jabhat al-Nusra.

Menurut jubir Menhan Rusia, Konashenkov, tidak mungkin al-Baghdadi akan lari ke daerah yang berada di wilayah kekuasaan al-Qaeda. Sebab, para teroris al-Qaeda di wilayah Idlib akan selalu membasmi siapa saja dari kelompok ISIS, karena mereka dianggap sebagai saingan utama dalam mendapatkan kekuasaan di Suriah.

Hemat saya, keraguan Rusia atas tewasnya al-Baghdadi ini wajar lantaran sudah seringkali terdengar desas-desus kematian al-Baghdadi sementara pemimpin ISIS itu sendiri masih hidup.

Juga, tidak adanya bukti konkrit, baik berupa video, foto, dan alat bukti lainnya yang secara terang benderang memperlihatkan bahwa pimpinan ISIS itu telah benar-benar tewas. Selama bukti konkrit itu belum bisa ditunjukkan, maka belum bisa dipastikan seratus persen bahwa al-Baghdadi sudah tewas.

Baca Juga:  Di Tengah Wabah Corona, Pemerintah Turki Tutup Saluran Air Minum untuk Warga Suriah

Bila benar al-Baghdadi telah tewas, maka ini bisa menjadi kabar yang begitu menggembirakan bagi dunia internasional, baik bagi negara-negara yang secara politik-militer ingin memberangus ISIS seperti Rusia dan AS, juga bagi masyarakat di seluruh dunia, baik Muslim maupun yang non Muslim.

Paling tidak, secara simbolik, al-Baghdadi adalah pemimpin sekaligus tokoh yang menjadi acuan bagi para anggota ISIS untuk melakukan berbagai pergerakan terorisme.

Bila tokoh ini telah tiada atau tewas, maka akan berpengaruh besar bagi gerak-gerik mereka ke depan. Mereka, kelompok ISIS, akan sedikit kehilangan motivasi dan pijakan untuk agenda-agenda politik dan kekuasaannya di Irak dan Suriah.

Dengan kata lain, kematian al-Baghdadi ini memiliki arti penting bagi dunia internasional lantaran sebagian besar kalangan ISIS pasti akan merasakan dampak psikologis di mana ikon kekuasaannya terciderai oleh kematian pemimpinnya. Sekaligus, akan semakin memudahkan bagi Rusia dan AS untuk membasmi kekuatan ISIS.

Meski demikian, ISIS ini bukan hanya gerakan terorisme semata, ia juga gerakan ideologis yang mengatasnamakan agama tertentu dalam perjuangannya.

Baca Juga:  Dakwah Kiai NU dan Ekonomi Kerakyatan

Artinya, kematian Abu Bakar al-Baghdadi tidak otomatis akan dengan mudah melemahkan basis kekuatan ISIS itu sendiri. Sebab kekuatan ideologi yang tertanam kuat di pikiran para pengikutnya tidak akan pernah lenyap meski basis kekuatannya makin hari makin terbatas.

Di lain hal, ada yang beranggapan bahwa jika memang benar al-Baghdadi ini telah lenyap, itu tidak akan mengubah fakta di Suriah atau membuat suatu perbedaan sehubungan dengan beberapa militer ISIS yang masih melarikan diri dan masih eksis di berbagai tempat.

Tapi kita patut bersyukur bila Abu Bakar al-Baghdadi memang benar-benar telah lenyap. Paling tidak kita bisa berpikir secara positif bahwa perlahan tapi pasti, kekuatan ISIS akan makin melemah dan masih ada harapan besar bahwa organisasi teroris ini suatu saat akan lenyap secara total, dan akhirnya Suriah bisa kembali menjadi negara damai seperti di masa-masa sebelumnya.

Rohmatul Izad

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *