Pentingnya Pendidikan Kepribadian atau Akhlak Anak Bagi Masa Depan Mereka

Pentingnya Pendidikan Kepribadian atau Akhlak Anak Bagi Masa Depan Mereka

Peciitam.org- Pendidikan kepribadian atau Akhlak anak adalah aktivitas untuk memicu perkembangan segala aspek kepribadian manusia yang berlaku sampai akhir hayat.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Maka dari itu pendidikan kepribadian atau Akhlak anak tidak hanya dilakukan diruang kelas saja, namun dapat juga dilakukan diluar kelas. Pada intinya pendidikan kepribadian atau Akhlak bisa dilakukan dimana dan kapan saja.

Untuk melihat baik buruknya manusia itu, bisa dilihat dari segi kepribadiannya baik secara lahir maupun batin, serta hubungan kehidupan sosial dan individunya.

Bisa juga dikatakan bahwa “Kepribadian adalah suatu yang dinamis dari semua system psikofisik dalam dirinya yang ikut menentukan cara-caranya yang unik (khas) dalam penyesuaian dirinya dengan lingkunganya.”(Zuhairini Dkk: 2008).

Kepribadian itu sendiri ternyata dapat di bentuk maka dengan usaha-usaha yang sistematis dan berencana, kita dapat mengusahakan terbentuknya kepribadian yang kita harapkan sebab kepribadian bukan terjadi dengan serta merata.

Akan tetapi berbentuk melalui proses kehidupan yang panjang. Banyak faktor yang bisa memengaruhi terbentuknya kepribadian tersebut, baik, buruk, lemah atau kuat. Kepribadian seseorang tergantung faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Baca Juga:  Keutamaan Ikhlas Dalam Islam yang Perlu Kita Ketahui

Imam besar Al-Azhar, Mahmud Syaitut membedakan kepribadian:

Pertama, bersumber dari perasaan (Syahsyijah Al-Hissijjah), suatu penglahiran yang emosional dari prilaku manusia adalah bersumber dari kepribadian emosional. Perasaan mempengaruhi tingkah lakunya gejala-gejala yang nampak pada gerakan dan diamnya, makan, minum dan seterusnya.

Kedua, kepribadian yang bersumberkan idealitas (As-Syahc Syijjatul Maknawy), yaitu mencerminkan prilaku yang ideal, yaitu merujuk kepada tingkat keteguhan peribadinya, keragu-raguannya, manfaat atau membahayakan dan seterusnya.

Dalam ruang lingkup kepribadian, dapat dibagi menjadi tiga sumber yaitu:

  1. Kepribadian bangsa (Syahsyujjatul Ummah) yang terbentuk dalam kerangka kehidupan berbangsa dan bernegara.
  2. Kepribadian kemanusiaan (Syahsyujjatul Basyarijjah) yang terbentuk oleh tabiat asli kemanusiannya yang terletak pada akal dan perasaan.
  3. Kepribadian Samawy (Kewahyuan) yaitu suatu corak kepribadian yang terdibentuk melalui petunjuk wahyu dalam kitab suci Al-Qur’an. (HM. Arifin:2009)

Antara lain firman Allah surat Al-An’am ayat 153:

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Baca Juga:  Empat Sikap yang Dikedepankan NU dalam Beragama di Indonesia

“dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.”

Pendidikan kepribadian atau Akhlak didasarkan kepada Al-Qur’an, bahwasannya kedudukan manusia merupakan mahluk yang sangat mulia. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 70:

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”

Allah juga menciptakan manusia sebagai khalifah dimuka bumi, firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Yunus Ayat 14:

ثُمَّ جَعَلْنَاكُمْ خَلَائِفَ فِي الْأَرْضِ مِنْ بَعْدِهِمْ لِنَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ

Baca Juga:  Menggapai Hakikat Haji, Meraih Predikat Mahabbatullah

“Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat.”

Berdasarkan penjelasan ayat di atas, bahwa manusia adalah mahluk yang paripurna sebab mengemban amanah Allah sebagai khalifah di muka bumi. Kehidupan di bumi merupakan bukti dari prilaku seseorang yang dapat mencerminkan kepribadian secara individu.

Dengan kata lain prilaku yang selalu mencerminkan prilaku Islami yang merupakan pengalaman-pengalaman ajaran Islam yang dituangkan dalam Al-Quran dan Hadits, adalah kepribadian yang baik dan benar.

Mochamad Ari Irawan