Inilah Pengantin Al Quran dan Keindahannya yang Jarang Diketahui

pengantin al quran

Pecihitam.org – Biasanya kita mengenal istilah Pengantin yaitu ditujukan kepada sepasang pria dan wanita yang sedang melangkah ke jenjang pernikahan. Keduanya menjadi pasangan yang saling melengkapi satu sama lain untuk membina mangligai rumah tangga. Namun bagaimana jadinya jika yang memiliki pengantin itu adalah Al Quran? Penasaran kan? Simak informasi berikut.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Rasulullah SAW pernah bersabda dalam sebuah hadits, bahwa segala sesuatu memiliki pengantinnya masing-masing, termasuk dengan kitab Al Quran yang berisi kalam Allah Swt ini. Akan tetapi, pengantin yang di maksud disini maknanya berbeda dengan pengantin yang diketahui selama ini.

Pengantin Al Quran juga mempunyai gambaran yang begitu indah dan agung. Kalimat-kalimat yang tertulis sangat mempesona, dengan nasihat-nasihat yang ada didalamnya menimbulkan kesan mendalam. Lantas, siapa sebenarnya pengantin Al Quran yang bikin penasaran tersebut?

Ternyata, pengantin Al Quran yang dimaksud adalah surat Ar Rahman. Surah ar-Rahman adalah satu-satunya surah yang namanya diambil dari salah satu nama dan sifat Allah (al-Asma’ al-Husna) dan nama inilah yang paling agung dibanding yang lain. Surah ini dijuluki ‘Arus Al-Qur’an (Pengantin Al-Qur’an)

Baca Juga:  Hati-Hati! Hukum Percaya Ramalan Tahun Baru Bisa Boleh tapi Bisa Haram

Surat yang memiliki makna Yang Maha Pemurah ini, jika dibaca dengan seksama berisi berbagai aspek kehidupan dan unsur-unsur ciptaan yang berlainan secara berpasangan. Sebagaimana Nabi Muhammad Saw menyampaikan langsung tentang hal ini.

Ali bin Abi Thalib ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya” Setiap sesuatu ada pengantinnya. Dan pengantin Al Quran adalah surah Ar Rahmaan” .(HR. Baihaqi)

Surat Ar Rahman mendapat julukan yang demikian karena surah ini begitu indah laksana pengantin yang selalu berpenampilan menawan, juga karena di dalamnya terdapat ayat,

فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Fabi’ayyi ala’i rabbikuma tukadziban

(Maka nikmat yang manakah di antara nikmat-nikmat Tuhan kalian berdua [jin dan manusia] yang kalian dustakan?).

Kalimat tersebut terulang dalam seluruh surat sebanyak tiga puluh satu kali. Nah, kalimat sama yang berulang-ulang tersebut diibaratkan aneka hiasan bunga yang biasa dipakai oleh pengantin.

Baca Juga:  Keutamaan dan Peristiwa Besar dalam Sejarah yang Terjadi pada Hari Selasa

Surat Ar Rahman termasuk surat pendek, karena diturunkan di Kota Mekkah pada periode awal kenabian. Surat ke-55 dalam Al Quran ini terdiri dari 78 ayat dan berisi tentang kemurahan Allah Swt serta nikmat-nikmat yang telah diberikan kepada jin dan manusia. Semuanya itu adalah tanda-tanda dan akibat-akibat yang memancar dari satu sebab.

Jika dibaca maknanya secara mendalam, maka kita akan menemukan kalimat mempesona dengan berbagai nasihat agung. Sebagaimana yang dijelaskan diatas, bahwa di dalamnya terulang 31 kali ayat yang sama dan diibaratkan dengan aneka hiasan yang dipakai oleh pengantin.

Surat yang memiliki banyak kemuliaan ini menunjukan luasnya rahmat, meratanya ihsan dan karunia yang tidak terhitung dari Allah Swt. Dan diakhiri dengan pertanyaan dari Allah SWT “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” dengan 31 kali pengulangan.

Al-Biqa’iy dalam tafsirnya yang bernama kitab Nazhm ad-Durar (Untaian Permata) mengatakan bahwa,

“Surah Ar Rahman inilah yang menjadi pengantin sesungguhnya. Isinya mengandung aneka hiasan dan pakaian indah, mutiara, permata, dan manikam…,. Dialah pengantin sesungguhnya, dengan segala kenikmatan, keindahan, kebahagiaan, dan kesempurnaan.”

Adapun, hakikat pesan dari pengantin Al Auran ini adalah perintah bagi kita untuk bersyukur. Sebab Allah telah menjelaskan tentang semua kenikmatan yang sudah Ia berikan, kemudian menantang manusia untuk menjawab “nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”.

Baca Juga:  Waktu Yang Dilarang Untuk Berhubungan Suami Istri Dalam Islam

Sungguh jika kita benar-benar sadar, tidak ada satu pun nikmat Tuhan yang bisa didustakan. Betapa rahmat dan kasih sayang Allah selalu terlimpah pada hamba-hamba-Nya. Kita seharusnya merasa sangat malu dan tidak akan berhenti bersyukur pada-Nya. Wallahua’lam bisshawab.

Lukman Hakim Hidayat