Pentingnya Dakwah dan Peranan Santri di Era Digital

santri di era digital

Pecihitam.org – Di era digital yang serba canggih, dimana informasi mudah didapat dan sangat melimpah, media merupakan sarana yang jitu untuk bertukar informasi dan komunikasi.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Namun, tidak sedikit media digunakan sebagai kepentingan tertentu, seperti menyebarkan berita hoax untuk suatu kepentingan politik atau yang lainnya. Maka melek teknologi dan beradap saja nyatanya tak cukup.

Oleh karena  inilah tugas berat bagi seorang santri, yang akan menjadi ujung tombak dalam urusan literasi agama. Maka Peran santri di era digital seperti ini sangat dibutuhkan.

Generasi milenial adalah sebutan untuk generasi yang lahir pada tahun 90 an sampai 2000 an, tentu saja di dalamnya terdapat generasi santri. Dan dalam generasi ini juga disebut generasi praktis, karena nyatanya untuk mendapatkan segala informasi cukup dengan mengakses internet.

Dengan kata lain, peran pemuda sangat dibutuhkan di era ini, terlebih seoarang santri yang telah memiliki bekal agama yang lebih dari cukup untuk ditularkan pada masyarakat, dan menjadi rujukan dari berbagai polemik yang ada. Karena mayoritas pengguna media sosial adalah kaum muda, dengan begitu peran mereka sangat berpengaruh pada masyarakat.

Baca Juga:  Jargon “Kembali kepada Alquran dan Sunnah” serta Problematikanya

Untuk mengimbangi sekaligus memerangi adanya penyebaran berita hoax, setidaknya ada beberapa langkah yang harus ditempuh, diantaranya;

Pertama. Tanamkan literasi media. Membaca dengan teliti menjadi salah satu modal utama untuk menjadi orang yang cerdas dalam bermedia. Sebab dari sebuah literasi terdapat konten berita.

Dari berita tersebut akan melahirkan apakah termasuk kabar yang valid atau justru kabar hoax. Maka langkah pertama adalah, meneliti berita tersebut apakah benar benar bersumber dari media yang kompeten dan independen. Puncaknya langkah ini akan menimbulkan sebuah sikap memilah mana konten valid dan mana konten berita palsu.

Kedua. Kritis terhadap media. Saat ini media masa Indonesia tidak lagi melakukan sensor dan perusahaan Pers tidak lagi memerlukan izin, mereka telah mempunyai kebebasan untuk menerbitkan apa pun.

Maka situs situs yang tak berguna mulai berkeliaran. Saling menghujat, saling menyerang antar satu kelompok dengan kelompok lainnya menjadi fenomena yang lazim. Pada akhirnya era sekarang berubah menjadi era perang media.

Baca Juga:  Herd Immunity, Mungkinkah Indonesia Terapkan Strategi Ini untuk Tangani Covid-19 ?

Maka saat seperti inilah, santri harus turut andil menjadi bagian dalam melawan situs media yang tidak ada gunanya, ataupun situs yang mengandung berita hoax dan penyebar kebencian. Dengan cara menghadirkan situs yang terbukti kebenarannya, serta menjadi pelerai di setiap pertikaian.

Ketiga. Mencermati suatu berita sebelum menyebarkannya. Jika dari judulnya saja mengandung provokatif, maka besar kemungkinan konten terdebut tidak patut untuk disebar luaskan.

Jika menemukan konten seperti ini, maka carilah berita yang serupa dari situs yang resmi, karena dari berita seperti inilah yang akan menimbulkan perpecahan.

Oleh karena itu, seorang santri harus memiliki bekal pendidikan yang tidak hanya bertujuan menguatkan aqidah, ibadah, dan akhlak saja. Namun seorang santri juga harus memiliki bekal ilmu pengetahuan dan wawasan kebangsaan, karena santri menjadi harapan besar masyarakat untuk ikut andil dalam penguasaan teknologi dan informasi.

Baca Juga:  Bukan Cuma Ngaji, Inilah Peran Santri Milenial dalam Membangun Negeri

Disisi lain, berkembangnya teknologi informasi yang sangat pesat, merupakan kesempatan para santri untuk menyiarkan wawasan islam yang benar, sehingga masyarakat tetap mendapat ajaran islam yang sesuai dengan syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dan para ulama terdahulu.

Maka menjadi keharusan bagi setiap santri di era digital untuk menguasi ilmu teknologi yang menjadi sasaran jitu di era ini. Karena peranan santri di media merupakan rujukan bagi masyarakat lainnya, serta untuk menyingkirkan situs-situs yang tidak memberi manfaat, bahkan yang menyesatkan.

Semoga artikel ini bermanfaat. Wallahu A’lam.

Nur Faricha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *