Puasa Daud; Hukum dan Keutamaan Menjalankannya

Puasa Daud; Hukum dan Keutamaan Menjalankannya

PeciHitam.org – Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang lima. Begitu banyak ragam varian puasa yang dikenal dalam Islam, puasa Daud salah satunya. Sesuai namanya, puasa ini merupakan amalan yang pertama kali dilakukan dan dipopulerkan oleh Nabi Daud as.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Tidak semua orang mau dan mampu mengerjakan puasa ini, hanya orang-orang tertentu saja. Sebab dalam melakukannya, seseorang harus berpuasa sehari dan berbuka di hari berikutnya. Dengan kata lain, sehari puasa, sehari tidak berpuasa. Begitu seterusnya, diselang-seling, berkelanjutan terus menerus.

Daftar Pembahasan:

Hukum Puasa Daud

Dalam Islam, puasa Daud merupakan amalan yang sangat dianjurkan (sunnah). Menurut Syaikh Wahbah az-Zuhaily dalam kitabnya yang berjudul Fiqih Islam wa Adillatuhu dan Syaikh Abdurrahman Al Juzairi dalam kitab Fikih Empat Madzhab bahkan menyebutkan bahwa puasa ini merupakan puasa yang paling utama (afdhal).

Puasa ini juga merupakan amalan yang paling disukai oleh Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah saw berikut ini:

أَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ ، كَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا ، وَأَحَبُّ الصَّلاَةِ إِلَى اللَّهِ صَلاَةُ دَاوُدَ ، كَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ

Artinya: “Puasa yang paling disukai oleh Allah adalah puasa Nabi Daud. Ia berpuasa satu hari lalu berbuka satu hari. Dan shalat yang paling disukai oleh Allah adalah shalat Nabi Daud. Ia tidur seperdua malam, bangun sepertiganya, lalu tidur seperenamnya.” (HR. Bukhari)

Tidak hanya itu, dalam riwayat Imam Muslim juga disebutkan bahwa, Rasulullah menganjurkan puasa Daud dan menyebutnya sebagai puasa yang paling adil.

صُمْ يَوْمًا وَأَفْطِرْ يَوْمًا وَذَلِكَ صِيَامُ دَاوُدَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – وَهُوَ أَعْدَلُ الصِّيَامِ . قَالَ قُلْتُ فَإِنِّى أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ. قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ

Artinya: “Berpuasalah satu hari dan berbukalah satu hari dan itu adalah puasa yang paling adil. Itu puasanya Nabi Daud ‘alaihis salam.” Aku berkata, “Sesungguhnya aku mampu lebih baik dari itu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak ada yang lebih utama dari itu.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)

Baca Juga:  Ketika Puasa Daud Bertepatan dengan Hari Jumat, Tetap Shaum atau Bagaimanakah?

Jika riwayat di atas menggunakan redaksi ‘yang paling adil’, pada riwayat lain juga ditemukan menggunakan redaksi afdhal (paling utama).

Keutamaan Puasa Daud

Begitu banyak riwayat hadis yang menyebutkan keutamaan puasa ini. Namun pada kesempatan kali ini, kami akan menjelaskan sepuluh keutamaan puasa Daud, antara lain sebagai berikut:

Pertama, Terpelihara dari Maksiat

Orang yang melaksakannya, selalu dijaga dari berbuat maksiat. Apabila dia akan melakukan suatu pekerjaan yang ada unsur maksiatnya, niscaya akan selalu ada kekuatan gaib semacam bisikan yang secara tiba-tiba menyeruak dalam hatinya.

Kedua, Menambah Akhlak Terpuji

Salah satu rahasia puasa ini yaitu dikaruniai budi, pekerti yang luhur. Manakala bertutur kata senantiasa santun, sabar, rendah hati, suka mengalah, tidak egois, senang berteman, sehingga orang lain melihatnya menarik dan penuh kesan.

Ketiga, Selalu Lapang Dada

Orang yang mengerjakan Puasanya niscaya Allah mengaruniakan kepada orang tersebut rasa menerima terhadap apa saja pemberian Allah, baik maupu buruknya.

Keempat, Menambah Pikiran Positif

Dengan melakukan puasa ini, biasanya orang tersebut akan cenderung memiliki pikiran yang positif. Hal ini membuatnya selalu bisa berkreasi dan berpikir out of the box.

Kelima, Menumbuhkan Sifat Hilm

Rasa hilm menahan emosi akan dikaruniai Allah kepada orang yang istiqamah menjalankannya.

Keenam, Menentramkan Jiwa

Orang yang menjalankan puasa Daud jiwanya akan merasa tenteram. Sebab dia merasa dekat dengan Allah dan Allah adalah Dzat yang dapat menolong setiap hamba-Nya yang membutuhkan pertolongan.

Ketujuh, Menambah Wibawa

Orang yang biasa menjalankan ibadah puasa Daud niscaya dirinya akan bertambah di bawah diharapkan orang lain. Meski wibawa tersebut bukan merupakan tujuan seseorang melaksanakannya. Namun karena tidak semua orang mampu melaksanakannya, karena membutuhkan pengendalian hawa nafsu yang baik.

Kedelapan, Mendatangkan Rejeki

Puasa ini juga bisa menjadi salah satu pintu datangnya rezeki tentu saja, hal ini adalah rezeki yang dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.

Baca Juga:  Hukum Meminta Giveaway dalam Islam, Boleh atau Tidak? Berikut Uraiannya

Kesembilan, Memperbanyak Syukur

Bersyukur merupakan salah satu ibadah mulia kepada Allah yang mudah dilaksanakan, tidak memerlukan tenaga dan pikiran. Bersyukur atas nikmat Allah berarti berterima kasih kepada Allah karena kemurahan-Nya.

Mensyukuri nikmat Allah dapat diwujudkan dengan tiga cara, yaitu bersyukur dengan hati nurani, bersyukur bil-lisan (dengan ucapan), bersyukur dengan perbuatan yang bisa dilakukan oleh anggota tubuh.  Puasa ini merupakan salah satu wujud syukur bil-hal (dengan tindakan).

Kesepuluh, Rumah Tangga Harmonis

Rumah tangga yang harmonis merupakan dambaan setiap orang. Sebab itu rumah tangga yang harmonis yaitu tercipta suasana yang nyaman, tenang, damai dan menyenangkan hati.  “Puasa Daud dapat mendukung terciptanya keluarga yang harmonis sakinah, mawadah, warahmah,” katanya.

Adapun lafadz niat puasa Daud adalah sebagai berikut;

نَوَيْتُ صَوْمَ دَاوُدَ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma dawuda sunnatan lillahi ta’ala.

Artinya: “Saya berniat melakukan puasa Dawud sunah karena Allah Ta’ala.”

Puasa Daud Sebagai Diet

Konsep Puasa ini tidak hanya diterapkan dalam Islam saja, di luar negeri, konsep seperti ini dikenal sebagai Intermitter Fasting. Intermitter Fasting tersebut dapat dikategorikan sebagai jenis diet yang berkembang pesat dan cara menurunkan berat badan.

Hal tersebut menurut para ilmuan dan ahli gizi menjelaskan bahwa Intermitter Fasting merupakan cara yang mudah ketika menjalani program penurunan berat badan.

Dalam buku yang berjudul Eat Stop Eat dan The 8 Hour Diet juga menerangkan seberapa efektifnya puasa secara umum sampai mendetail.

Jika seseorang menjalani Intermitter Fasting secara rutin selama beberapa tahun, paling tidak, ia sudah mampu mengatur pola makan yang baik demi menjaga tubuh agar tetap sehat dan prima sekaligus meminimalisir agar tidak mengonsumsi kalori, karbohidrat dan lain sebagainya secara berlebihan.

Pola dalam Intermitter Fasting yang dikenal di luar negeri sama halnya dengan puasa Daud. Sehari berpuasa dan sehari berbuka. Seseorang yang menjalani diet menggunakan konsep Intermitter Fasting dianjurkan untuk berpuasa selama sekitar 16 jam dan berbuka selama 8 jam sehari.

Baca Juga:  Hukum Memelihara Burung dalam Islam

Jika dalam Islam, waktu melaksanakan puasa berpedoman pada waktu shalat, tepatnya mulai dari shubuh hingga maghrib. Di Indonesia masuknya waktu shubuh sekitar pukul 04:30 hingga masuknya waktu maghrib sekitar pukul 18:00, jadi jika dikalkulasikan sama dengan 13,5 jam.

Saat menjalankan Intermitter Fasting, seseorang dapat leluasa dalam menentukan sendiri waktu puasanya. Biasanya antara 16-20 jam dan hanya makan selama 4-8 jam sehari. Ada juga yang berpendapat 25% waktu dalam sehari untuk berbuka.

Namun perlu diingat bahwa, ketika menjalani Intermitter Fasting juga harus tetap memperhatikan asupan gizi yang dikonsumsi dengan makan makanan rendah kalori seperti sayuran, dan air putih. Hal ini jelas bertujuan agar gizi dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh tetap dapat tercukupi meski berpuasa.

Demikian penjelasan singkat mengenai puasa Daud ini. Berbagai manfaat positif dapat kita raih sekaligus mendapatkan pahala yang berlimpah. Namun biasanya sebelum memutuskan untuk melakukan puasa Daud, seseorang biasanya terlebih dahulu harus melewati beberapa latihan puasa lain, seperti puasa Ramadhan, puasa Senin Kamis, dan sebagainya.

Jika beberapa latihan tersebut sudah terbiasa, maka barulah melanjutkannya dengan puasa Daud. Hal ini dimaksudkan agar tubuh secara berkala menyesuaikan pola makan kita, agar kondisi badan tidak menurun dan tetap sehat.

Mohammad Mufid Muwaffaq