GUSDURian Makassar Diskusi dan Bedah Film ‘Beragam Setara’

Pecihitam.org – GUSDURian Makassar, Prodi Studi Agama-agama UIN Alauddin Makassar, dan LAPAR Sulsel gelar Forum 17-an Bedah dan Diskusi Film “Beragam Setara” Pada Rabu, 21 September 2022 di LT. Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar.

Forum 17-an ini merupakan bagian dari agenda Sekretariat Nasional Jaringan GUSDURian yang dilakukan secara rutin dan serentak berbagai daerah di Indonesia.

Menurut Andi Tenri Wuleng, salah satu penggerak Gusdurian Makassar, melalui film “Beragam Setara” kami harapkan agar para audiens lebih bisa peka terhadap kondisi dan situasi keberagaman yang ada di Indonesia.

“Diharapkan kegiatan ini dapat memupuk kepekaan sosial kita terhadap keberagaman akan semakin besar, karena pada film ini tergambar situasi keberagaman di Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja.” Kata Bulan, sapaan akrabnya.

Kegiatan ini menghadirkan Muhammad Iqbal Arsyad selaku Direktur Lembaga Advokasi dan Pendidikan Anak Rakyat (LAPAR) Sulsel. Dalam pemaparannya Iqbal menjelaskan mengenai situasi keberagaman di Indonesia yang saat ini menjadi tantangan bersama.

Baca Juga:  Gus Yahya: Masalah Uighur Mirip dengan Gerakan Separatisme di Papua

“Menurut data riset Setara Institut, pada 2021 ada 25 kasus diskriminasi dan kebijakan diskriminatif ada 18 kasus yang pelakunya adalah negara. Ini adalah tantangan keberagaman yang harus kita tekan angka terjadinya dari tahun ke tahun.” Ucapnya.

Lebih lanjut Direktur LAPAR itu mengatakan bahwa keberagaman yang ada saat ini, adalah salah satu faktor berdirinya negara Indonesia.

“Bangsa ini lahir karena adanya perbedaan dari berbagai hal dan dari perbedaan tersebut para pendahulu kita membuat komitmen bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan dasar Pancasila. Akhirnya lahirlah semboyan Bhineka Tunggal Ika.” Tuturnya.

Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri Dr. Muhsin Mahfudz Selaku Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar yang juga Keynote Speaker bahwa dalam ajaran Islam itu anti dengan sikap diskriminasi terhadap sesama.

Baca Juga:  Ini Bukti Islam Cinta Damai, Bukan Membawa Kerusakan dan Perpecahan

“Tidak ada satupun ayat-ayat yang memerintahkan kita untuk mendiskriminasi golongan lain, atau memaksa orang untuk mengikuti ajaran kita. Karena Qur’an hanya memerintahkan kita untuk menyeru bukan memaksa terlebih mendiskriminasi mereka yang tidak mau mengikuti kita.” Ujarnya.

Dr. Muhsin juga menyampaikan kisah teladan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Bagaimana ketika nabi mendakwahkan Islam secara damai tanpa ada paksaan kepada orang yang tidak beriman kepadanya.

“Kalo kita melihat kembali kisah teladan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Beliau memberikan perlindungan serta menjamin keamanannya secara penuh kepada kelompok minoritas, sekalipun mereka tidak beriman kepadanya.” Jelasnya.

Pada akhir kegiatan Musfirah selaku moderator menutup kegiatan dan memberikan kesimpulan dari yang disampaikan oleh para narasumber.

“Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak keberagaman sudah semestinya menjadi rumah aman bagi semua. Berbagai suku, agama, kepercayaan, gender dan bahasa berlindung di bawah naungan rumah yang bernama Indonesia. Mari bersama-sama kita mewujudkan Indonesia menjadi rumah aman bagi semua.“ Tutupnya.

Baca Juga:  Ditetapkan Tersangka, Polisi Sebut Apollinaris Darmawan Punya Ideologi Lain

Kegiatan ini berjalan lancar dan interaktif yang diikuti oleh 81 orang peserta yang terdiri dari 27 orang laki-laki dan 54 orang perempuan. Diakhir kegiatan peserta dan pemateri melangsungkan foto bersama.

Kontributor: Andi Muhammad Muslim, Penggerak GUSDURian Makassar

Redaksi