Sejarah Masa Pra Kenabian Nabi Muhammad SAW (Bagian 2)

pra kenabian

Pecihitam.org – Banyak sekali kejadian yang dialami dalam masa pra kenabian, yang mana sebelum Nabi Muhammad Saw lahir terdengarnya kabar duka akan meninggalnya sang ayah, Abdullah bin Abdul Muthalib telah tersebar hingga pada sang istrinya. Kabar yang sangat menyayat hati bagi siapa saja yang mendengarnya, dalam hati Aminah berkata-kata menanyakan mengapa hal ini terjadi.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Jika Allah mengambil Abdullah begitu cepat mengapa Allah harus menebusnya dengan seratus unta. Kepiluan terus menyelimuti hati Aminah, hingga ia sadari sedang mengandung anak dari Abdullah, janinnya kini telah mulai bergerak.

Kini Aminah menanggung dua kepiluan, pertama ia memikirkan dirinya yang ditinggal sang suami dan memikirkan nasib dari anaknya yang berada dalam kandungan yang telah menjadi seorang yatim.

Hari demi hari berlalau, kandungan Aminah semakin membesar, ia merasakan kandungannya tidak seperti kandungan manusia pada umumnya, janinnya tidaklah berat, amatlah ringan, hal itu menjadi salah satu penghibur dirinya.

Ia tidak menyadari bahwa yang ia kandung adalah manusia paling mulia, kekasih semua makhluk dan kekasih Dzat yang menciptakan seluruh alam beserta isinya, manusia namun bukan seperti manusi pada umumnya.

Ia lah Rasulullah Shallau ‘alaihi wasallam, manusia paling sempurna, dengan seluruh kelebihannya, manusia yang memiliki senyuman paling menawan, memiliki wajah yang amat rupawan.

Baca Juga:  Menelisik Silsilah Nabi Ibrahim Sampai Nabi Muhammad

Menjelang lahirnya beliau SAW, mekah digegerkan dengan adanya pasukan raja Abrahah yang ingin menghancurkan ka’bah, dengan perlengakapan perang yang komplit beserta bala tentaranya yang amat banyak.

Abrahah adalah seorang raja dari Yaman, ia ingin menghacurkan ka’bah karena dianggap, memiliki magnet bagi orang-orang Yaman dan sekitarnya, karena usahanya dengan membangun gereja megah tidak mampu menandingi daya tarik dari Ka’bah.

Orang-orang makkah dan jazirah Arab tidak mampu membendung pasukan Abrahah, yang memiliki pasukan yang besar juga menunggangi gajah, sehingga dalam waktu tersebut disebut sebagai Tahun gajah.

Akhirnya pembesar Quraisy saat itu Abdul Mutholib kakek Rasulullah menemui Abrahah, dengan sebelumnya ada surat dari utusan Abrahah. Ia datang dengan tubuh yang penuh karisma dan berwibawa. Abrahah pun sangat menyegani dan beliau terbukti bahwa Abrahah tidak berani duduk di kursi raja, dan memilih duduk bersama Abdul Mutholib di kursi permadani.

Abrahah mengatakan bahwa ia tidak ingin menumpahkan darah, ia hanya ingin menghancurkan Ka’bah,  dan ia mempertanyakan apa yang menjadi kebutuhan Abdul Mutholib kepada penerjemahnya.

Baca Juga:  Kemajuan dan Kejayaan Peradaban Dinasti Turki Utsmani

Abdul Mutholib pun menjawab yang ia butuhkan adalah agar Abrahah mengembalikan dua ratus unta miliknya yang sudah dirampas oleh pasukan Abrahah, mendengar hal itu Abrahah kaget.

Awal melihatmu saya kagum dengan dirimu, sepertinya kamu itu orang yang berwibawa dan memiliki karisma yang luar biasa. Tapi kok malah yang kamu minta untamu, padahal saya datang kesini ingin menghancurkan tempat ibadahmu kata Abrahah.

Abdul Muttholib pun menjawabnya “unta itu milik saya sementara Ka’bah adalah milik Tuhan, jadi biar Tuhan yang menjaga Ka’bah. Ahirnya dialog pun berahir dan unta milik Abdul Mutholib dikembalikan.

Abdul Mutholib pun kembali kepada kaumnya dan bercerita tentang apa yang terjadi, iapun memerintahkan kepada semua orang untuk mengosongkan makkah dan berlindung di gua-gua yang terdapat di gunung.

Abdul Mutholib pun berdiri dipintu Ka’bah seraya berdoa agar Allah melindungi Ka’bah. Kala itu malaikat diperintahkan agar memberikan peringatan kepada gajah-gajah pasukan Abrahah agar tidak bergerak, gajahpun mengikuti seruan dari malaikat.

Hingga akhirnya datanglah segerombolan burung dari al Jahimm membawa batu yang berasal dari tanah liat yang telah dibakar didalam neraka, seketika pasukan Abrahah merasakan ketakutan luar biasa.

Baca Juga:  Sejarah Masa Pra Kenabian Nabi Muhammad SAW (Bagian 1)

Dan akhirnya Abrahah dan pasukan terkena hujan batu tersebut, tidak ada satupun yang selamat darinya, dagingnya saling berpisahan, sangat mengerikan waktu itu. Orang-orang Mekah bergembira ria kala itu, karena Mekkah dan Ka’bah tidak hancur.

Sementara itu, Aminah bermimpi berada di tengah gurun tatkala malam hari, ia mengeluarkan cahaya yang besar yang menyinari alam semesta hingga terbentang di langit.

Tidak selang waktu yang lama akhirnya Aminah melahirkan bayi mungil lucu pada hari senin hari kedua belas bulan Robi’ul Awal pada waktu sahur. Ialah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutholib yang kelak menjadi Rasul terakhir pembawa risalah Islam.

Demikianlah sejarah singkat pra kenabian yang dapat kita ambil pelajarannya dan semoga semakin menambah kecintaan kita pada Nabi Muhammad Saw.

Lukman Hakim Hidayat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *