Shafiyah binti Huyay, Salah Satu Istri Rasulullah dari Keturunan Yahudi

Shafiyah binti Huyay

Pecihitam.org – Shafiyah binti Huyay adalah salah satu istri Rasulullah Saw yang berasal dari suku Bani Nadhir. Ayahnya adalah ketua suku Bani Nadhir, yaitu salah satu suku Bani Israel yang bermukim disekitar Madinah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Adapun nasabnya yaitu Shafiyah binti Huyay bin Akhtab bin Sa’yah bin Amir bin Ubaid bin Kaab bin al-Khazraj bin Habib bin Nadhir bin al-Kham bin Yakhurn, termasuk keturunan Harun bin Imran bin Qahits bin Lawi bin Israel bin Ishaq bin Ibrahim.

Ibunya bernama Barrah binti Samaual dari Bani Quraizhah. Shafiyyah dilahirkan sebelas tahun sebelum hijrah, atau dua tahun setelah masa kenabian Rasulullah Muhammad SAW. Ia menikah dengan Rasulullah Saw ketika berusia 17 tahun.

Shafiyah telah menjanda sebanyak dua kali, karena ia pernah menikah dengan dua orang keturunan Yahudi yaitu Salam bin Abi Al-Haqiq (dalam kisah lain dikatakan bernama Salam bin Musykam), salah seorang pemimpin Bani Qurayzhah, namun akhirnya bercerai.

Setelah bercerai ia menikah lagi dengan Kinanah bin Rabi’ bin Abil Hafiq, ia juga salah seorang pemimpin Bani Qurayzhah. Dikisahkan dalam Perang Khaibar, Shafiyah menjadi tawanan perang kaum Muslimin, karena kaumnya kalah dalam pertempuran tersebut.

Baca Juga:  Mengenal Muhammad Natsir dan Konsepnya tentang Ketatanegeraan Islam

Shafiyah adalah orang yang awalnya sangat membenci Rasulullah, karena sebab ayah dan suaminya meninggal pada waktu perang Khaibar tersebut. Namun ketika itu Rasulullah mendatangi Shafiyah secara langsung dan memberikan simpati kepada Shafiyah, oleh hal itu hati Shafiyah kemudian luluh.

Dari situ Shafiyah kemudian diberikan dua pilihan yaitu dibebaskan dan kembali kepada kaumnya atau dibebaskan dan menikah dengan Rasulullah. Akhirnya Shafiyah memilih untuk menikah dengan Rasulullah Saw.

Shafiyah adalah perempuan yang sangat cantik, tak heran kecantikannya kadang membuat cemburu istri Rasulullah yang lain. Bahkan suatu ketika Hafshah sampai mengatakan “anak seorang yahudi” dan itu membuat Shafiyah mengangis.

Untuk menghibur hati Shafiyah istrinya Rasulullah berkata, “Sesungguhnya engkau adalah seorang putri seorang nabi dan pamanmu adalah seorang nabi, suamimu pun juga seorang nabi lantas dengan alasan apa dia mengejekmu?”

Baca Juga:  Inilah Corak Pemikiran Tasawuf Syaikh Yusuf al Makassari

Kemudian Rasulullah memberi nasehat kepada Hafshah, “Bertakwalah kepada Allah wahai Hafshah!” Selanjutnya manakala dia mendengar ejekan dari istri-istri nabi yang lain maka diapun berkata, “Bagaimana bisa kalian lebih baik dariku, padahal suamiku adalah Rasulullah ,ayahku (leluhur) adalah Harun dan pamanku adalah Musa”

Pernikahan Rasulullah dengan Shafiyyah didasari beberapa landasan. Shafiyyah telah memilih Islam serta menikah dengan Nabi Muhammad ketika ia memberinya pilihan antara memeluk Islam dan menikah dengan beliau atau tetap dengan agamanya dan dibebaskan sepenuhnya. Ternyata Shafiyyah memilih untuk tetap bersama Rasulullah.

Salah satu bukti cintanya kepada Rasulullah, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Saad dalarn Thabaqta-nya tentang istri-istri Nabi yang berkumpul menjelang beliau wafat. Shafiyyah berkata,

“Demi Allah, ya Nabi, aku ingin apa yang engkau derita juga menjadi deritaku.” Istri-istri Rasulullah memberikan isyarat satu sama lain. Melihat hal yang demikian, beliau berkata, “Berkumurlah!” Dengan terkejut mereka bertanya, “Dari apa?” beliau menjawab, “Dari isyarat mata kalian terhadapnya. Demi Allah, dia adalah benar.”

Baca Juga:  Terungkap, Inilah Rahasia Habib Quraish Shihab Bisa Menjadi Ulama Besar

Setelah wafatnya Rasulullah, Shafiyyah tetap komitmen terhadap Islam dan mendukung perjuangan Rasulullah. Ketika terjadi fitnah besar atas wafatnya Utsman bin Affan, dia berada di barisan Utsman. Selain itu, dia pun banyak meriwayatkan hadits Nabi.

Shafiyah wafat pada masa kekhalifahan Mu’awiyah bin Abi Sufyan ketika usianya 50 tahun. Marwan bin Hakam menshalatinya, kemudian menguburkannya di Baqi’. Wallahua’lam.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik