Surah Al-Mu’min Ayat 79-81; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Mu'min Ayat 79-81

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Mu’min Ayat 79-81 ini, dijelaskan sekian banyak dari nikmat-nikmat yang Allah swt anugerahkan kepada manusia yaitu hewan ternak. Kebanyakan ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan binatang ternak dalam Ayat ini ialah unta, karena binatang itulah yang sesuai dengan sifat-sifat yang disebutkan pada Ayat ini.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Ibnu Katsir berpendapat bahwa yang dimaksud adalah unta, sapi, dan kambing. Unta berguna untuk dimakan, diperah susunya, digunakan untuk mengangkut barang yang berat dan ditunggangi dalam bepergian.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Mu’min Ayat 79-81

Surah Al-Mu’min Ayat 79
ٱللَّهُ ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلۡأَنۡعَٰمَ لِتَرۡكَبُواْ مِنۡهَا وَمِنۡهَا تَأۡكُلُونَ

Terjemahan: Allahlah yang menjadikan binatang ternak untuk kamu, sebagiannya untuk kamu kendarai dan sebagiannya untuk kamu makan.

Tafsir Jalalain: ٱللَّهُ ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلۡأَنۡعَٰمَ (Allahlah yang menjadikan binatang ternak untuk kalian) menurut suatu pendapat dikatakan, bahwa yang dimaksud hanyalah unta saja. Tetapi menurut pendapat yang kuat, ternak yang dimaksud mencakup pula sapi dan kambing لِتَرۡكَبُواْ مِنۡهَا وَمِنۡهَا تَأۡكُلُونَ (sebagiannya untuk kalian kendarai dan sebagiannya untuk kalian makan.).

Tafsir Ibnu Katsir: Allah memberikan kenikmatan kepada hamba-hamba-Nya dengan binatang ternak yang telah diciptakan untuk mereka, berupa unta, sapi dan kambing. Di antar binatang itu ada yang dijadikan kendaraan dan ada juga yang dimakan.

Unta dapat dijadikan kendaraan, dimakan, dan diperah susunya dan dapat membawa berbagai beban barang dalam perjalanan dan petualangan ke negeri-negeri yang jauh dan daerah-daerah yang terpencar.

Sapi dapat dimakan, dapat diminum susunya dan dapat digunakan untuk mengolah tanah. Sedangkan kambing dapat dimakan, dapat diminum susunya. Semuanya dapat diurai, bulu-bulunya untuk dijadikan alat-alat rumah tangga, pakaian dan barang-barang. Sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam surah al-An’am, an-Nahl dan lainnya.

Maka dalam Ayat ini Allah berfirman: لِتَرۡكَبُواْ مِنۡهَا وَمِنۡهَا تَأۡكُلُونَ (Allahlah yang menjadikan binatang ternak untuk kamu, sebagiannya untuk kamu kendarai dan sebagiannya untuk kamu makan.)

Tafsir Kemenag: Kebanyakan ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan binatang ternak dalam Ayat ini ialah unta, karena binatang itulah yang sesuai dengan sifat-sifat yang disebutkan pada Ayat ini. Ibnu Katsir berpendapat bahwa yang dimaksud adalah unta, sapi, dan kambing.

Unta berguna untuk dimakan, diperah susunya, digunakan untuk mengangkut barang yang berat dan ditunggangi dalam bepergian. Sapi bisa dimanfaatkan untuk dimakan dagingnya, diperah susunya, dan digunakan tenaganya untuk membajak tanah. Sedangkan kambing bisa dimakan dagingnya dan diperah susunya. Semua binatang itu bisa dimanfaatkan bulu, kulit, dan rambutnya. Firman Allah:

?Dan Dia menjadikan bagimu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit hewan ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya pada waktu kamu bepergian dan pada waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu unta, dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan kesenangan sampai waktu (tertentu). (an-Nahl/16: 80)

Dan firman-Nya: Dan hewan ternak telah diciptakan-Nya, untuk kamu padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan. Dan kamu memperoleh keindahan padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya (ke tempat penggembalaan). Dan ia mengangkut beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup mencapainya, kecuali dengan susah payah. Sungguh, Tuhanmu Maha Pengasih, Maha Penyayang. (an-Nahl/16: 5-7)

Unta adalah binatang yang paling banyak digunakan oleh orang-orang yang hidup di padang pasir, seakan-akan unta itu tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan mereka. Untalah yang membawa mereka ke berbagai negeri dalam usaha perdagangan. Unta merupakan sahabat setia mereka jika mereka berada di tengah-tengah padang pasir luas.

Baca Juga:  Surah Al-Isra Ayat 2-3; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Oleh karena itu, jika unta dikemukakan oleh Ayat-Ayat ini kepada orang-orang Arab, sebagai salah satu binatang yang besar manfaatnya, maka maksud perumpamaan itu bisa dipahami oleh pikiran mereka. Pada zaman Pertengahan, bangsa Arab merupakan bangsa yang menghubungkan negeri Barat dan Timur. Pada waktu itu, terjadi perdagangan dari Timur ke Barat, membawa rempah-rempah ke Barat, dan membawa hasil kerajinan ke Timur.

Di Timur, rempah-rempah itu dibawa ke Arab Selatan atau ke Teluk Persia, kemudian barang itu dibawa ke Turki melalui padang pasir yang luas. Sarana angkutan utama yang digunakan oleh orang Arab waktu itu adalah binatang unta.

Selain memberikan contoh manfaat binatang ternak yaitu susu, tenaga, dan lain sebagainya, Ayat ini menggarisbawahi penerapannya secara luas untuk transportasi, khususnya dalam istilah bahtera, yang secara generik berarti bahtera kapal laut, artinya wahana perjalanan laut.

Akan tetapi, kalau melihat bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan untuk manusia sampai akhir zaman maka kata bahtera itu perlu diperluas artinya hingga semua wahana transportasi baik di laut, danau, sungai, rawa, maupun darat. Termasuk juga untuk wahana transportasi di udara (atmosfer) atau di luar angkasa dimana tidak ada udara.

Oleh karena itu, wahana transportasi itu meliputi kereta api, kereta api kilat (shinkansen di Jepang), sky lift (line) (kendaraan yang bergantung dan bergerak di udara di atas seutas kabel, sampai hovercraft yaitu kendaraan di paya-paya atau rawa. Termasuk ke dalamnya kendaraan speedboat yang melayang di atas permukaan air dan bisa meluncur dengan sesekali menyentuh permukaan air dan bergerak beberapa centimeter di atasnya. Ke dalam kategori ini ada pula levitation train yang terangkat beberapa sentimeter di atas rel dan tidak menyentuhnya.

Oleh karena itu, kendaraan itu bergerak tanpa gesekan yang menghambat gerakan dari rel. Kereta api bisa melayang tanpa menyentuh rel karena bermuatan magnit yang sama dengan rel sehingga terjadi tolak menolak antara kereta dengan rel sehingga akibatnya kereta api melayang (levitate) bergerak tanpa bersentuhan dengan permukaan rel sehingga bebas dari gesekan. Deretan wahana itu bisa direvisi ulang dengan kendaraan angkasa seperti pesawat terbang sampai kendaraan luar angkasa (outer space) yang berbentuk roket dan satelit.

Tentu saja daftar wahana di darat, laut, maupun udara ini perlu direvisi dengan penemuan kendaraan baru sesuai dengan kemajuan teknologi, tetapi pada dasarnya semua bentuk dan wahana transportasi yang dipakai manusia berpindah, bergerak, dan berdinamika untuk lebih mempercepat mencapai sasaran hidup kita yang diridai Allah.

Tafsir Quraish Shihab: Allah yang menundukkan unta kepada kalian. Sebagiannya untuk kalian naiki dan yang lain lagi untuk kalian makan.

Surah Al-Mu’min Ayat 80
وَلَكُمۡ فِيهَا مَنَٰفِعُ وَلِتَبۡلُغُواْ عَلَيۡهَا حَاجَةً فِى صُدُورِكُمۡ وَعَلَيۡهَا وَعَلَى ٱلۡفُلۡكِ تُحۡمَلُونَ

Terjemahan: Dan (ada lagi) manfaat-manfaat yang lain pada binatang ternak itu untuk kamu dan supaya kamu mencapai suatu keperluan yang tersimpan dalam hati dengan mengendarainya. Dan kamu dapat diangkut dengan mengendarai binatang-binatang itu dan dengan mengendarai bahtera.

Tafsir Jalalain: وَلَكُمۡ فِيهَا مَنَٰفِعُ (Dan -ada lagi- manfaat-manfaat lain pada binatang ternak itu untuk kalian) yaitu berupa air susu, keturunan binatang ternak itu dan juga dari bulu-bulunya وَلِتَبۡلُغُواْ عَلَيۡهَا حَاجَةً فِى صُدُورِكُمۡ (dan supaya kalian mencapai suatu keperluan yang tersimpan dalam hati) maksudnya, dapat kalian gunakan untuk mengangkut barang-barang ke berbagai negeri وَعَلَيۡهَا (dengan mengendarainya) di daratan وَعَلَى ٱلۡفُلۡكِ (dan dengan menaiki bahtera) yakni perahu melalui jalan laut تُحۡمَلُونَ (kalian dapat menaiki semuanya.).

Baca Juga:  Surah An Nasr; Terjemahan, Tafsir, Asbabun Nuzul dan Hikmahnya

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: وَلَكُمۡ فِيهَا مَنَٰفِعُ وَلِتَبۡلُغُواْ عَلَيۡهَا حَاجَةً فِى صُدُورِكُمۡ وَعَلَيۡهَا وَعَلَى ٱلۡفُلۡكِ تُحۡمَلُونَ (“Dan [ada lagi] manfaat-manfaat yang lain pada binatang ternak itu untukmu dan supaya kamu mencapai keperluan yang tersimpan dalam hati dengan mengendarainya. Dan kamu dapat diangkut dengan mengendarai binatang-binatang itu dan dengan mengendarai bahtera.”

Tafsir Kemenag: Kebanyakan ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan binatang ternak dalam Ayat ini ialah unta, karena binatang itulah yang sesuai dengan sifat-sifat yang disebutkan pada Ayat ini. Ibnu Katsir berpendapat bahwa yang dimaksud adalah unta, sapi, dan kambing. Unta berguna untuk dimakan, diperah susunya, digunakan untuk mengangkut barang yang berat dan ditunggangi dalam bepergian.

Sapi bisa dimanfaatkan untuk dimakan dagingnya, diperah susunya, dan digunakan tenaganya untuk membajak tanah. Sedangkan kambing bisa dimakan dagingnya dan diperah susunya. Semua binatang itu bisa dimanfaatkan bulu, kulit, dan rambutnya. Firman Allah:

?Dan Dia menjadikan bagimu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit hewan ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya pada waktu kamu bepergian dan pada waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu unta, dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan kesenangan sampai waktu (tertentu). (an-Nahl/16: 80)

Dan firman-Nya: Dan hewan ternak telah diciptakan-Nya, untuk kamu padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan. Dan kamu memperoleh keindahan padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya (ke tempat penggembalaan). Dan ia mengangkut beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup mencapainya, kecuali dengan susah payah. Sungguh, Tuhanmu Maha Pengasih, Maha Penyayang. (an-Nahl/16: 5-7)

Unta adalah binatang yang paling banyak digunakan oleh orang-orang yang hidup di padang pasir, seakan-akan unta itu tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan mereka. Untalah yang membawa mereka ke berbagai negeri dalam usaha perdagangan. Unta merupakan sahabat setia mereka jika mereka berada di tengah-tengah padang pasir luas.

Oleh karena itu, jika unta dikemukakan oleh Ayat-Ayat ini kepada orang-orang Arab, sebagai salah satu binatang yang besar manfaatnya, maka maksud perumpamaan itu bisa dipahami oleh pikiran mereka. Pada zaman Pertengahan, bangsa Arab merupakan bangsa yang menghubungkan negeri Barat dan Timur. Pada waktu itu, terjadi perdagangan dari Timur ke Barat, membawa rempah-rempah ke Barat, dan membawa hasil kerajinan ke Timur.

Di Timur, rempah-rempah itu dibawa ke Arab Selatan atau ke Teluk Persia, kemudian barang itu dibawa ke Turki melalui padang pasir yang luas. Sarana angkutan utama yang digunakan oleh orang Arab waktu itu adalah binatang unta.

Selain memberikan contoh manfaat binatang ternak yaitu susu, tenaga, dan lain sebagainya, Ayat ini menggarisbawahi penerapannya secara luas untuk transportasi, khususnya dalam istilah bahtera, yang secara generik berarti bahtera kapal laut, artinya wahana perjalanan laut.

Akan tetapi, kalau melihat bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan untuk manusia sampai akhir zaman maka kata bahtera itu perlu diperluas artinya hingga semua wahana transportasi baik di laut, danau, sungai, rawa, maupun darat. Termasuk juga untuk wahana transportasi di udara (atmosfer) atau di luar angkasa dimana tidak ada udara.

Oleh karena itu, wahana transportasi itu meliputi kereta api, kereta api kilat (shinkansen di Jepang), sky lift (line) (kendaraan yang bergantung dan bergerak di udara di atas seutas kabel, sampai hovercraft yaitu kendaraan di paya-paya atau rawa. Termasuk ke dalamnya kendaraan speedboat yang melayang di atas permukaan air dan bisa meluncur dengan sesekali menyentuh permukaan air dan bergerak beberapa centimeter di atasnya. Ke dalam kategori ini ada pula levitation train yang terangkat beberapa sentimeter di atas rel dan tidak menyentuhnya.

Baca Juga:  Surah Saba Ayat 51-54; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Oleh karena itu, kendaraan itu bergerak tanpa gesekan yang menghambat gerakan dari rel. Kereta api bisa melayang tanpa menyentuh rel karena bermuatan magnit yang sama dengan rel sehingga terjadi tolak menolak antara kereta dengan rel sehingga akibatnya kereta api melayang (levitate) bergerak tanpa bersentuhan dengan permukaan rel sehingga bebas dari gesekan. Deretan wahana itu bisa direvisi ulang dengan kendaraan angkasa seperti pesawat terbang sampai kendaraan luar angkasa (outer space) yang berbentuk roket dan satelit.

Tentu saja daftar wahana di darat, laut, maupun udara ini perlu direvisi dengan penemuan kendaraan baru sesuai dengan kemajuan teknologi, tetapi pada dasarnya semua bentuk dan wahana transportasi yang dipakai manusia berpindah, bergerak, dan berdinamika untuk lebih mempercepat mencapai sasaran hidup kita yang diridai Allah.

Tafsir Quraish Shihab: Juga untuk banyak keperluan lain–selain untuk dinaiki dan dimakan–seperti menarik atau mengangkut barang berat dan lain-lain. Di atas unta, yang merupakan salah satu jenis hewan, dan di atas kapal, kalian dan barang-barang kalian dapat diangkut.

Surah Al-Mu’min Ayat 81
وَيُرِيكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ فَأَىَّ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ تُنكِرُونَ

Terjemahan: Dan Dia memperlihatkan kepada kamu tanda-tanda (kekuasaan-Nya); maka tanda-tanda (kekuasaan) Allah yang manakah yang kamu ingkari?

Tafsir Jalalain: وَيُرِيكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ فَأَىَّ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ (Dan Dia memperlihatkan kepada kalian tanda-tanda-Nya; maka tanda-tanda Allah yang manakah) yakni tanda-tanda yang menunjukkan kepada keesaan-Nya تُنكِرُونَ (yang kalian ingkari?) Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna cemoohan. Disebutkan lafal Ayyun dalam bentuk Mudzakkar adalah lebih terkenal daripada bentuk Ta’nitsnya.

Tafsir Ibnu Katsir: Dan firman Allah: وَيُرِيكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ (“Dan Dia memperlihatkan kepadamu tanda-tanda-Nya.”) yaitu hujjah-hujjah dan bukti-bukti kekuasaan-Nya di alam semesta dan diri-diri kalian. فَأَىَّ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ تُنكِرُونَ (“Maka tanda-tanda [kekuasaan] Allah manakah yang kamu ingkari?”) yaitu kalian tidak mamu mengingkari Ayat-Ayat-Nya sedikitpun, kecuali kalian membangkang atau menyombongkan diri.

Tafsir Kemenag: Demikianlah Allah memperlihatkan kepada manusia tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran-Nya. Sebenarnya tidak ada satu pun di antara tanda-tanda itu yang tidak dapat dilihat atau tidak sesuai dengan akal pikiran, sehingga tidak ada jalan bagi manusia untuk mengingkarinya. Jika mereka mengingkarinya, maka alasan keingkaran itu hanyalah alasan yang dicari-cari.

Tafsir Quraish Shihab: Allah telah memperlihatkan kepada kalian bukti-bukti kekuasaan-Nya. Dari itu, perlihatkan kepada-Ku bukti mana yang kalian ingkari? Bukti-bukti itu begitu jelasnya, sehingga tidak mungkin diingkari oleh orang yang daya pikirnya paling rendah sekalipun.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Mu’min Ayat 79-81 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S