Surah Al-Kahfi Ayat 71-73; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Kahfi Ayat 71-73

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Kahfi Ayat 71-73 ini, Khidir mengingatkan kepada Nabi Musa tentang persyaratan yang harus dipenuhinya kalau masih ingin menyertai Khidir dalam perjalanan. Khidir juga mengingatkan bahwa Nabi Musa takkan sanggup bersabar atas perbuatan-perbuatan yang dikerjakannya, bahkan beliau akan melawan dan menamakan perbuatan-perbuatan yang dikerjakan-nya itu sebagai kesalahan yang besar,

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

BahwaMusa tidak memiliki pengetahuan untuk mengetahui rahasia apa yang terkandung dibalik perbuatan-perbuatan itu. Khidir berkata kepada Nabi Musa, “Bukankah telah kukatakan bahwasanya kamu sekali-kali tidak akan sanggup bersabar bersamaku?”.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Kahfi Ayat 71-73

Surah Al-Kahfi Ayat 71
فَانطَلَقَا حَتَّى إِذَا رَكِبَا فِي السَّفِينَةِ خَرَقَهَا قَالَ أَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا إِمْرًا

Terjemahan: Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhr melobanginya. Musa berkata: “Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?” Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar.

Tafsir Jalalain: فَانطَلَقَا (Maka berjalanlah keduanya) menuruti pinggir pantai حَتَّى إِذَا رَكِبَا فِي السَّفِينَةِ (hingga tatkala keduanya menaiki perahu) yang lewat pada keduanya خَرَقَهَا (lalu Khidhir melubanginya) dengan cara mencabut satu keping atau dua keping papan yang ada pada bagian lambungnya dengan memakai kapak, sewaktu perahu telah sampai di tengah laut yang ombaknya besar

قَالَ (Musa berkata) kepada Khidir, أَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا (“Mengapa kamu melubangi perahu itu yang akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?) menurut satu qiraat lafal Litughriqa dibaca Litaghraqa, dan lafal Ahlahaa dibaca Ahluhaa.

لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا إِمْرًا (Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar)” yakni kekeliruan yang sangat besar. Menurut suatu riwayat disebutkan, bahwa air laut tidak masuk ke dalam perahu yang telah dilubanginya itu.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah swt berfirman seraya menceritakan tentang Musa dan sahabatnya, yakni Khidhir, bahwa keduanya bertolak bersama. Setelah sepakat dan saling bersahabat, Khidhir sendiri telah memberikan syarat kepada Musa untuk tidak menanyakan sesuatu hal yang ia tolak sehingga ia (Khidhir) sendiri yang mulai menjelaskannya, maka keduanya pun menaiki kapal.

Baca Juga:  Lagu yang Diperbolehkan dalam Membaca Al Quran

Di depan telah kami kemukakan pembahasan tentang bagaimana keduanya menaiki perahu. Khidhir bangkit dan kemudian melubangi perahu tersebut, lalu mengeluarkan papan perahu tersebut dan kemudian memotongnya, sedang Musa tidak dapat menahan diri menyaksikan hal itu hingga akhirnya dengan nada menolak, Musa berkata:

أَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا (“Mengapa kamu melubangi perahu itu yang akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?”) Huruf lam dalam ayat ini merupakan lam yang berarti akibat, bukan lam yang berarti sebab, sebagaimana yang diungkapkan seorang penyair:

Ladduu lilmauti wabnuu lil kharaaba (“Berkelahilah akibatnya mati, dan membangunlah akibatnya akan akan rusak juga.”)

لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا إِمْرًا (“Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar.”) Mujahid mengatakan: “Yakni kemunkaran.” Sedangkan Qatadah mengatakan: “Yakni, suatu hal yang aneh.”

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, Allah mengisahkan bahwa keduanya (Nabi Musa dan Khidir) telah berjalan di tepi pantai untuk mencari sebuah kapal, dan kemudian mendapatkannya. Keduanya lalu menaiki kapal itu dengan tidak membayar upahnya, karena para awak kapal sudah mengenal Khidir dan pembebasan upah itu sebagai penghormatan kepadanya.

Ketika kapal itu sedang melaju di laut dalam, tiba-tiba Khidir mengambil kampak lalu melubangi dan merusak sekeping papan di dinding kapal itu. Melihat kejadian seperti itu, dengan serta merta Nabi Musa berkata kepada Khidir,

“Mengapa kamu lobangi perahu itu? Hal itu dapat menenggelamkan seluruh penumpangnya yang tidak berdosa? Sungguh kamu telah mendatangkan kerusakan yang besar dan tidak mensyukuri kebaikan hati para awak kapal yang telah membebaskan kita dari uang sewa kapal ini.” Kemudian Nabi Musa mengambil kainnya untuk menutup lubang itu.

Baca Juga:  Surah Al-Kahfi Ayat 77-78; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Surah Al-Kahfi Ayat 72
قَالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَن تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا

Terjemahan: Dia (Khidhr) berkata: “Bukankah aku telah berkata: “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku”.

Tafsir Jalalain: َالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَن تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا (Dia berkata, “Bukankah aku telah berkata, ‘Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersamaku)”.

Tafsir Ibnu Katsir: Maka pada saat itu, Khidhir berkata kepadanya seraya mengingatkan syarat yang pernah ia ajukan sebelumnya: أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَن تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا (“Bukankah aku telah berkata, ‘Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama denganku.’”) Yakni, apa yang engkau kerjakan ini merupakan bagian dari apa yang telah kusyaratkan kepadamu, yakni kamu tidak boleh menolak apa yang kulakukan terhadapnya, karena engkau tidak menyelami pengetahuan tentangnya. Padahal tindakan tersebut mempunyai kemaslahatan yang engkau tidak mengetahuinya.

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, Khidir mengingatkan kepada Nabi Musa tentang persyaratan yang harus dipenuhinya kalau masih ingin menyertai Khidir dalam perjalanan. Khidir juga mengingatkan bahwa Nabi Musa takkan sanggup bersabar atas perbuatan-perbuatan yang dikerjakannya, bahkan beliau akan melawan dan menamakan perbuatan-perbuatan yang dikerjakan-nya itu sebagai kesalahan yang besar,

karena Nabi Musa tidak memiliki pengetahuan untuk mengetahui rahasia apa yang terkandung dibalik perbuatan-perbuatan itu. Khidir berkata kepada Nabi Musa, “Bukankah telah kukatakan bahwasanya kamu sekali-kali tidak akan sanggup bersabar bersamaku?”.

Surah Al-Kahfi Ayat 73
قَالَ لَا تُؤَاخِذْنِي بِمَا نَسِيتُ وَلَا تُرْهِقْنِي مِنْ أَمْرِي عُسْرًا

Baca Juga:  Surah An-Nisa Ayat 116-119; Seri Tadabbur Al Qur'an

Terjemahan: Musa berkata: “Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku”.

Tafsir jalalain: قَالَ لَا تُؤَاخِذْنِي بِمَا نَسِيتُ (Musa berkata, “Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku) yakni atas kealpaanku sehingga aku lupa bahwa aku harus menurutimu dan tidak membantahmu وَلَا تُرْهِقْنِي (dan janganlah kamu membebani aku) memberikan beban kepadaku

مِنْ أَمْرِي عُسْرًا (dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku)” kerepotan dalam persahabatanku denganmu, atau dengan kata lain, perlakukanlah aku di dalam berteman denganmu dengan penuh maaf dan lapang dada.

Tafsir Ibnu Katsir: Musa as. berkata: َالَ لَا تُؤَاخِذْنِي بِمَا نَسِيتُ وَلَا تُرْهِقْنِي مِنْ أَمْرِي عُسْرًا (“Janganlah engkau menghukumku karena kelupaanku dan janganlah engkau membebani dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku.”) Maksudnya, janganlah engkau mempersempit dan mempersulit diriku.

Tafsir Kemnag: Dalam ayat ini, Nabi Musa insaf dan mengetahui kealpaannya atas janjinya. Oleh karena itu, dia meminta kepada Khidir agar tidak menghukumnya karena kealpaannya, dan tidak pula memberatkannya dengan pekerjaan yang sulit dilakukan.

Nabi Musa juga meminta kepada Khidir agar diberi kesempatan untuk mengikutinya kembali supaya memperoleh ilmu darinya, dan memaafkan kesalahannya itu.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Kahfi Ayat 71-73 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Kemenag. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S