Surah Al Lahab; Terjemahan, Asbabun Nuzul, Tafsir, dan Hikmahnya

Surah Al Lahab; Terjemahan, Asbabun Nuzul, Tafsir, dan Hikmahnya

Pecihitam.org – Jika berdasarkan urutan surah dalam Al-Qur’an maka Surah Al Lahab adalah surah yang ke-111. Surah ini termasuk ke dalam surah makkiyah dengan terdiri dari 5 ayat. Surah ini menceritakan tentang nasib paman Rasulullah SAW yang bernama Abu Lahab dan istrinya yang diancam dengan siksa neraka.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sebuah Hadits dari Ibnu Abbas bahwa suatu waktu Nabi SAW naik ke bukit Shafa sambil berseru: ”Mari berkumpul pada pagi hari ini!” maka berkumpullah para kaum Quraisy saat itu. Nabi pun bersabda: ”Bagaimana pendapat kalian, andaikan aku memberitahu kalian bahwa musuh akan datang besok pagi atau petang, apakah kalian percaya padaku?”

Maka Kaum Quraisy pun menjawab: “Pasti kami percaya”. Rasulullah bersabda: “Aku peringatkan kalian bahwa siksa Allah yang dahsyat akan datang.” Maka seketika berkatalah Abu Lahab: ”Celakalah engkau! apakah hanya untuk ini, engkau kumpulkan kami?”. Sesaat kemudian, maka turunlah Surah ini.

Terjemahan dan Tafsir Surah Al Ikhlas

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ

Terjemahan: Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.

Tafsir: (Binasalah) atau merugilah (kedua tangan Abu Lahab) maksudnya diri Abu Lahab; di sini dijelaskan dengan menggunakan kata kedua tangan sebagai ungkapan Majaz, karena sesungguhnya umumnya pekerjaan yang dikerjakan oleh manusia itu dilakukan dengan kedua tangannya; Jumlah kalimat ini mengandung makna doa (dan sesungguhnya dia binasa) artinya dia benar-benar merugi. Kalimat ayat ini adalah termasuk kalimat berita; perihalnya sama dengan perkataan mereka: Ahlakahullaahu Waqad Halaka, yang artinya: “Semoga Allah membinasakannya; dan sungguh dia benar-benar binasa.” Ketika Nabi saw. menakut-nakutinya dengan azab, ia berkata, “Jika apa yang telah dikatakan oleh anak saudaraku itu benar, maka sesungguhnya aku akan menebus diriku dari azab itu dengan harta benda dan anak-anakku.” Lalu turunlah ayat selanjutnya, yaitu:

Baca Juga:  Surah Qaf Ayat 1-5; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ

Terjemahan: Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan

Tafsir: (Tidaklah berfaedah kepadanya harta benda dan apa yang ia usahakan) maksudnya apa yang telah diusahakannya itu, yakni anak-anaknya. Lafal Aghnaa di sini bermakna Yughnii, artinya tidak akan berfaedah kepadanya harta dan anak-anaknya.

سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ

Terjemahan: Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.

Tafsir: Ia akan dimasukkan ke dalam api yang menyala-nyala dan dapat membakarnya.

وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ

Terjemahan: Dan (demikian pula) istrinya, pembawa kayu bakar.

Tafsir: Dan istinya, si penyebar fitnah di kalangan orang banyak, juga akan masuk ke dalam api neraka.

Baca Juga:  Surah Al-Hajj Ayat 63-66; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ

Terjemahan: Yang di lehernya ada tali dari sabut.

Tafsir: (Yang di lehernya) atau pada lehernya (ada tali dari sabut) yakni pintalan dari sabut; Jumlah ayat ini berkedudukan menjadi Haal atau kata keterangan dari lafal Hammaalatal Hathab yang merupakan sifat dari istri Abu Lahab. Atau kalimat ayat ini dapat dianggap sebagai Khabar dari Mubtada yang tidak disebutkan.

Hikmah dari Surah Al Lahab

Walaupun surah ini hanya bercerita tentang Abu Lahab, namun kita dapat memetik hikmah penting darinya. Di antara hal-hal penting yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

  1. Surah ini menjelaskan bahwasannya suatu hubungan kekerabatan bahkan ikatan kekeluargaan dapat bermanfaat apabila dibangun berdasarkan Iman. Di mana kita sama-sama percaya kepada Allah SWT. Dengan dasar Iman tersebut, maka tidak akan pernah merasa diri paling benar. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Abu Lahab kepada Rasulullah Saw.
  2. Surah ini juga megajarkan manusia agar menjauhkan diri dari penderitaan. Maksudnya adalah tidak mengikuti watak Abu Lahab yang suka melakukan fitnah terhadap Islam dan Rasulullah Saw. Sehingga membuatnya mengalami kehidupan penuh derita. Sebagaimana Islam menuntun kita untuk tidak saling memfitnah, dan saling menebar kebencian.
  3. Saat Allah sudah mencabut ridhonya dari seorang hamba, dan menetapkan baginya adzab, maka apa pun yang ia miliki, apakah harta, keluarga, bahkan dirinya sendiri tidak akan pernah bisa menyelamatkannya dari azab Allah. Maka pebanaklah Istigfar.
Baca Juga:  Surah Ali Imran Ayat 53-61; Seri Tadabbur Al Qur'an

Wallahu a’lam

M Resky S

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *