Surah As-Saffat Ayat 11-19; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah As-Saffat Ayat 11-19

Pecihitam.org – Kandungan Surah As-Saffat Ayat 11-19 ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad menanyakan kepada orang-orang yang mengingkari adanya kebangkitan dari kubur tentang mana yang lebih sukar antara menjadikan manusia termasuk orang-orang yang ingkar tadi dengan menjadikan malaikat, langit, bumi, dan segala isinya, yang wujudnya lebih besar dan lebih beraneka ragam.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Allah menegaskan bahwa karena kekerasan hati orang-orang yang ingkar tadi, maka tidak akan ada manfaatnya apabila mereka diberi nasihat. Karena jiwa mereka telah dikotori tingkah laku dan perbuatan mereka sendiri.

Allah menunjukkan keingkaran kaum musyrikin terhadap peristiwa-peristiwa pada hari Kiamat. Kejadian-kejadian pada hari Kiamat itu membingungkan akal mereka.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah As-Saffat Ayat 11-19

Surah As-Saffat Ayat 11
فَٱسۡتَفۡتِهِمۡ أَهُمۡ أَشَدُّ خَلۡقًا أَم مَّنۡ خَلَقۡنَآ إِنَّا خَلَقۡنَٰهُم مِّن طِينٍ لَّازِبٍۭ

Terjemahan: Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): “Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?” Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.

Tafsir Jalalain: فَٱسۡتَفۡتِهِمۡ (Maka tanyakanlah kepada mereka) kepada orang-orang kafir Mekah, kalimat Ayat ini mengandung makna Taqrir atau Taubikh, yakni mengandung nada menetapkan atau celaan, أَهُمۡ أَشَدُّ خَلۡقًا أَم مَّنۡ خَلَقۡنَآ (“Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah yang telah Kami ciptakan itu?”) yakni para malaikat, langit, bumi dan semua apa yang ada di antara keduanya. Didatangkannya lafal Man mengandung pengertian memprioritaskan makhluk yang berakal.

إِنَّا خَلَقۡنَٰهُم (Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka) asal mereka, yaitu Nabi Adam مِّن طِينٍ لَّازِبٍۭ (dan tanah liat) tanah yang melekat di tangan bilamana dipegang. Maksudnya, kejadian mereka adalah dari sesuatu yang lemah, karena itu janganlah mereka bersikap takabur dan sombong, yakni mengingkari Nabi saw. dan Alquran, yang hal ini dengan mudah dapat mengakibatkan mereka terjerumus ke dalam jurang kebinasaan.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman: “Tanyakanlah kepada orang-orang yang mengingkari hari kebangkitan itu, ‘Manakah yang lebih kokoh kejadiannya, mereka atau langit, bumi dan seisi keduanya berupa para malaikat, syaitan-syaitan dan makhluk-makhluk yang besar?’ sesungguhnya mereka mengakui bahwa makhluk-makhluk itu lebih kokoh kejadiannya daripada mereka.

Jika masalahnya demikian, lalu mengapa mereka mengingkari hari kebangkitan? Padahal mereka menyaksikan sesuatu yang lebih besar daripada apa yang merika ingkari.” Kemudian Allah menjelaskan bahwa mereka diciptakan darisesuatu yang lemah.

Dia berfirman: إِنَّا خَلَقۡنَٰهُم مِّن طِينٍ لَّازِبٍۭ (“Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.”) Mujahid, Sa’id bin Jubair dan adh-Dhahhak mengatakan: “Sesuatu yang bagus menempel (antara) satu dengan yang lainnya.” Ibnu ‘Abbas dan ‘Ikrimah berkata: “Yaitu tempelan yang baik.”

Tafsir Kemenag: Allah memerintahkan Nabi Muhammad menanyakan kepada orang-orang yang mengingkari adanya kebangkitan dari kubur tentang mana yang lebih sukar antara menjadikan manusia termasuk orang-orang yang ingkar tadi dengan menjadikan malaikat, langit, bumi, dan segala isinya, yang wujudnya lebih besar dan lebih beraneka ragam.

Allah memerintahkan rasul-Nya supaya mengajukan pertanyaan kepada mereka, dimaksudkan sebagai celaan terhadap sikap keras kepala mereka. Sebenarnya, mereka sendiri mengakui bahwa penciptaan langit, bumi, dan segala isinya yang besar itu lebih sukar dari menciptakan manusia. Maka bagaimana mereka dapat mengingkari kebangkitan itu, padahal mereka menyaksikan suatu yang lebih sukar dari apa yang mereka ingkari itu.

Firman Allah: Dan bukankah (Allah) yang menciptakan langit dan bumi, mampu menciptakan kembali yang serupa itu (jasad mereka yang sudah hancur itu)? Benar, dan Dia Maha Pencipta, Maha Mengetahui. (Yasin/36: 81)

Dalam Ayat lain Allah berfirman: Sungguh, penciptaan langit dan bumi itu lebih besar daripada penciptaan manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (al-Mu’min/40: 57) Untuk menjelaskan perbandingan ini Allah memberikan tambahan penjelasan dengan menyebutkan kejadian nenek moyang mereka, yaitu Adam dari tanah liat.

Proses kejadian Adam itu menunjukkan kepada mereka tentang kesederhanaan penciptaannya jika dibandingkan dengan penciptaan alam semesta yang mahabesar ini. Bilamana Allah kuasa menciptakan alam ini, tentulah lebih kuasa lagi menghidupkan kembali anak cucu Adam pada hari Kiamat.

Rasulullah kemudian diperingatkan Allah agar jangan terlalu mengharapkan berimannya mereka yang keras kepala. Tidak ada manfaat bagi mereka segala keterangan dan peringatan itu karena mereka tidak tertarik. Bahkan orang-orang kafir itu memperolok-olokkan Rasul, sehingga Rasulullah sendiri merasa heran.

Sesungguhnya hati mereka telah tertutup, dan jiwa mereka tidak dapat menjangkau keyakinan yang seperti itu. Mereka tidak mampu lagi melihat keterangan-keterangan dan tanda-tanda yang dapat menunjukkan kebangkitan dari kubur. Bahkan kesombongan dan pembangkangan mereka telah sampai ke puncaknya. Mereka memperolok-olokkan apa yang telah diucapkan oleh Nabi Muhammad saw, dan meremehkan kesungguhan beliau supaya mereka meyakini hari kebangkitan itu.

Tafsir Quraish Shihab: Maka tanyakanlah, hai Muhammad, orang-orang yang mengingkari kebangkitan dan menafikan terjadinya, apakah mereka yang lebih sulit kejadiannya ataukah ciptaan Kami yang berupa langit, bumi, planet-planet dan sebagainya.

Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah yang menempel satu dengan lainnya. Lalu mengapa mereka menafikan kemungkinan mereka dibangkitkan kembali?

Surah As-Saffat Ayat 12
بَلۡ عَجِبۡتَ وَيَسۡخَرُونَ

Terjemahan: Bahkan kamu menjadi heran (terhadap keingkaran mereka) dan mereka menghinakan kamu.

Tafsir Jalalain: بَلۡ (Bahkan) lafal Bal di sini menunjukkan arti Intiqal, yakni perpindahan dari suatu topik pembicaraan kepada pembicaraan yang lain, yaitu pembahasan mengenai keadaan Nabi Muhammad dan orang-orang kafir Mekah عَجِبۡتَ (kamu heran) pembicaraan Ayat ini ditujukan kepada Nabi saw. yakni kamu heran akan keingkaran mereka terhadapmu وَ (dan) mereka يَسۡخَرُونَ (menghinakan kamu) karena keherananmu itu.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: بَلۡ عَجِبۡتَ وَيَسۡخَرُونَ (“Bahkan kamu menjadi heran [terhadap keingkaran mereka] dan mereka menghinakanmu.”) maksudnya bahkan kamu menjadi heran hai Muhammad dari sikap pendustaan orang-orang yang mengingkari hari kebangkitan, sedangkan engkau amat yakin dan membenarkan apa yang diberitakan Allah Ta’ala berupa perkara yang menabjubkan, yaitu dikembalikannya jasad-jasad setelah kehancurannya.

Baca Juga:  Surah As-Saffat Ayat 149-160; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Mereka berbeda denganmu dikarenakan kuatnya pendustaan mereka, mereka mengejek apa yang engkau katakan kepada mereka. Qatadah berkata: “Muhammad saw. merasa heran dan Bani Adam yang sesat mengejek (ucapan beliau).”

Tafsir Kemenag: Allah memerintahkan Nabi Muhammad menanyakan kepada orang-orang yang mengingkari adanya kebangkitan dari kubur tentang mana yang lebih sukar antara menjadikan manusia termasuk orang-orang yang ingkar tadi dengan menjadikan malaikat, langit, bumi, dan segala isinya, yang wujudnya lebih besar dan lebih beraneka ragam.

Allah memerintahkan rasul-Nya supaya mengajukan pertanyaan kepada mereka, dimaksudkan sebagai celaan terhadap sikap keras kepala mereka. Sebenarnya, mereka sendiri mengakui bahwa penciptaan langit, bumi, dan segala isinya yang besar itu lebih sukar dari menciptakan manusia. Maka bagaimana mereka dapat mengingkari kebangkitan itu, padahal mereka menyaksikan suatu yang lebih sukar dari apa yang mereka ingkari itu.

Firman Allah: Dan bukankah (Allah) yang menciptakan langit dan bumi, mampu menciptakan kembali yang serupa itu (jasad mereka yang sudah hancur itu)? Benar, dan Dia Maha Pencipta, Maha Mengetahui. (Yasin/36: 81)

Dalam Ayat lain Allah berfirman: Sungguh, penciptaan langit dan bumi itu lebih besar daripada penciptaan manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (al-Mu’min/40: 57)

Untuk menjelaskan perbandingan ini Allah memberikan tambahan penjelasan dengan menyebutkan kejadian nenek moyang mereka, yaitu Adam dari tanah liat. Proses kejadian Adam itu menunjukkan kepada mereka tentang kesederhanaan penciptaannya jika dibandingkan dengan penciptaan alam semesta yang mahabesar ini. Bilamana Allah kuasa menciptakan alam ini, tentulah lebih kuasa lagi menghidupkan kembali anak cucu Adam pada hari Kiamat.

Rasulullah kemudian diperingatkan Allah agar jangan terlalu mengharapkan berimannya mereka yang keras kepala. Tidak ada manfaat bagi mereka segala keterangan dan peringatan itu karena mereka tidak tertarik. Bahkan orang-orang kafir itu memperolok-olokkan Rasul, sehingga Rasulullah sendiri merasa heran.

Sesungguhnya hati mereka telah tertutup, dan jiwa mereka tidak dapat menjangkau keyakinan yang seperti itu. Mereka tidak mampu lagi melihat keterangan-keterangan dan tanda-tanda yang dapat menunjukkan kebangkitan dari kubur. Bahkan kesombongan dan pembangkangan mereka telah sampai ke puncaknya. Mereka memperolok-olokkan apa yang telah diucapkan oleh Nabi Muhammad saw, dan meremehkan kesungguhan beliau supaya mereka meyakini hari kebangkitan itu.

Tafsir Quraish Shihab: Bahkan kamu heran, wahai Muhammad, terhadap keingkaran mereka akan kebangkitan meskipun bukti- bukti kekuasaan Allah telah ada. Mereka menghinamu karena keherananmu dan pernyataanmu tentang kebangkitan itu.

Surah As-Saffat Ayat 13
وَإِذَا ذُكِّرُواْ لَا يَذۡكُرُونَ

Terjemahan: Dan apabila mereka diberi pelajaran mereka tiada mengingatnya.

Tafsir Jalalain: وَإِذَا ذُكِّرُواْ (Dan apabila mereka diberi pelajaran) maksudnya, dinasihati dengan Ayat-Ayat Alquran لَا يَذۡكُرُونَ (mereka tiada mengingatinya) mereka tidak menjadikannya sebagai pelajaran.

Tafsir Ibnu Katsir: وَإِذَا ذُكِّرُواْ لَا يَذۡكُرُونَ (Dan apabila mereka diberi pelajaran mereka tiada mengingatnya.)

Tafsir Kemenag: Allah menegaskan bahwa karena kekerasan hati orang-orang yang ingkar tadi, maka tidak akan ada manfaatnya apabila mereka diberi nasihat. Karena jiwa mereka telah dikotori tingkah laku dan perbuatan mereka sendiri.

Bilamana diperlihatkan kepada mereka dalil-dalil dan mukjizat-mukjizat yang menunjukkan kebenaran Nabi, mereka pun menertawakan dan memperolok-olokkannya serta menuduh Nabi sebagai seorang tukang sihir yang telah memperdaya pikiran mereka dan ingin menjauhkan mereka dari sembahan-sembahan nenek moyang mereka. Mereka juga mengatakan bahwa segala dalil-dalil kenabian yang beliau sampaikan dipandang sebagai permainan sihir.

Mereka mengatakan bahwa semua bukti-bukti kebenaran yang dibawa Nabi itu tidak ada artinya sama sekali. Oleh karena itu, mereka menghindari seruan Nabi dan tetap berpegang kepada agama nenek moyang yang sudah dianut berabad-abad.

(16-17) Allah menunjukkan keingkaran kaum musyrikin terhadap peristiwa-peristiwa pada hari Kiamat. Kejadian-kejadian pada hari Kiamat itu membingungkan akal mereka. Mereka sama sekali tidak dapat mengerti apa yang dikatakan Nabi Muhammad bahwa tulang-belulang yang berserakan dan sudah menjadi tanah dapat dihidupkan kembali.

Lebih mengherankan mereka lagi adalah kebangkitan nenek moyang mereka yang sudah lama terkubur dalam bumi, yang tidak ada bekasnya lagi, sehingga dengan demikian nenek moyang mereka itu tidak dapat hidup kembali. Semua ini ditanyakan mereka kepada Nabi saw.

(18-19) Allah memerintahkan Nabi Muhammad agar menjawab pertanyaan mereka secara tegas bahwa benar mereka dan nenek moyangnya akan dibangkitkan kembali sesudah menjadi tanah. Mereka yang ingkar itu menjadi hina di hadapan Allah Yang Mahatinggi. Sebagaimana Allah berfirman:

Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina. (al-Mu’min/40: 60). Dalam Ayat lain Allah berfirman: ? Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. (an-Naml/27: 87)

Terjadinya hari Kiamat sangatlah mudah bagi Allah. Dengan satu teriakan saja yang ditiupkan dari sangkakala manusia akan bangkit dari kubur dan hidup kembali. Pada waktu itu, mereka akan menyaksikan terlaksananya ancaman Allah.

Tafsir Quraish Shihab: Jika dihadapkan kepada bukti-bukti kekuasaan Allah untuk membangkitkan, mereka tidak menoleh dan tidak memanfaatkan bukti-bukti itu.

Surah As-Saffat Ayat 14
وَإِذَا رَأَوۡاْ ءَايَةً يَسۡتَسۡخِرُونَ

Terjemahan: Dan apabila mereka melihat sesuatu tanda kebesaran Allah, mereka sangat menghinakan.

Tafsir Jalalain: وَإِذَا رَأَوۡاْ ءَايَةً (Dan apabila mereka melihat sesuatu tanda kebesaran Allah) seperti terbelahnya bulan يَسۡتَسۡخِرُونَ (mereka sangat menghinakan) mereka menghina dan mengejeknya.

Tafsir Ibnu Katsir: وَإِذَا رَأَوۡاْ ءَايَةً (“Dan apabila mereka melihat suatu tanda.”) yaitu tanda-tanda yang jelas tentang masalah itu. يَسۡتَسۡخِرُونَ (“Dan mereka menghinakanmu.”) Mujahid dan Qatadah berkata: “Mereka mengejek.”

Baca Juga:  Surah Yunus Ayat 71-73; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Tafsir Kemenag: Allah menegaskan bahwa karena kekerasan hati orang-orang yang ingkar tadi, maka tidak akan ada manfaatnya apabila mereka diberi nasihat. Karena jiwa mereka telah dikotori tingkah laku dan perbuatan mereka sendiri.

Bilamana diperlihatkan kepada mereka dalil-dalil dan mukjizat-mukjizat yang menunjukkan kebenaran Nabi, mereka pun menertawakan dan memperolok-olokkannya serta menuduh Nabi sebagai seorang tukang sihir yang telah memperdaya pikiran mereka dan ingin menjauhkan mereka dari sembahan-sembahan nenek moyang mereka. Mereka juga mengatakan bahwa segala dalil-dalil kenabian yang beliau sampaikan dipandang sebagai permainan sihir.

Mereka mengatakan bahwa semua bukti-bukti kebenaran yang dibawa Nabi itu tidak ada artinya sama sekali. Oleh karena itu, mereka menghindari seruan Nabi dan tetap berpegang kepada agama nenek moyang yang sudah dianut berabad-abad.

(16-17) Allah menunjukkan keingkaran kaum musyrikin terhadap peristiwa-peristiwa pada hari Kiamat. Kejadian-kejadian pada hari Kiamat itu membingungkan akal mereka. Mereka sama sekali tidak dapat mengerti apa yang dikatakan Nabi Muhammad bahwa tulang-belulang yang berserakan dan sudah menjadi tanah dapat dihidupkan kembali.

Lebih mengherankan mereka lagi adalah kebangkitan nenek moyang mereka yang sudah lama terkubur dalam bumi, yang tidak ada bekasnya lagi, sehingga dengan demikian nenek moyang mereka itu tidak dapat hidup kembali. Semua ini ditanyakan mereka kepada Nabi saw.

(18-19) Allah memerintahkan Nabi Muhammad agar menjawab pertanyaan mereka secara tegas bahwa benar mereka dan nenek moyangnya akan dibangkitkan kembali sesudah menjadi tanah. Mereka yang ingkar itu menjadi hina di hadapan Allah Yang Mahatinggi. Sebagaimana Allah berfirman:

Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina. (al-Mu’min/40: 60). Dalam Ayat lain Allah berfirman: ? Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. (an-Naml/27: 87)

Terjadinya hari Kiamat sangatlah mudah bagi Allah. Dengan satu teriakan saja yang ditiupkan dari sangkakala manusia akan bangkit dari kubur dan hidup kembali. Pada waktu itu, mereka akan menyaksikan terlaksananya ancaman Allah.

Tafsir Quraish Shihab: Apabila mereka melihat bukti kekuasaan Allah, mereka saling mengajak satu sama lain untuk semakin mengejeknya.

Surah As-Saffat Ayat 15
وَقَالُوٓاْ إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا سِحۡرٌ مُّبِينٌ

Terjemahan: Dan mereka berkata “Ini tiada lain hanyalah sihir yang nyata.

Tafsir Jalalain: وَقَالُوٓاْ (Dan mereka berkata) sehubungan dengan adanya tanda kebesaran Allah itu, إِنۡ (“Tiada lain) tidak lain هَٰذَآ إِلَّا سِحۡرٌ مُّبِينٌ (ini hanyalah sihir yang nyata”) jelas sihirnya. Kemudian mereka berkata seraya mengingkari adanya hari berbangkit:.

Tafsir Ibnu Katsir: وَقَالُوٓاْ إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا سِحۡرٌ مُّبِينٌ (“Dan mereka berkata: ‘Ini tidak lain adalah sihir yang nyata.’”) yaitu apa yang engkau bawa itu tidak lain adalah sihir yang nyata.

Tafsir Kemenag: Allah menegaskan bahwa karena kekerasan hati orang-orang yang ingkar tadi, maka tidak akan ada manfaatnya apabila mereka diberi nasihat. Karena jiwa mereka telah dikotori tingkah laku dan perbuatan mereka sendiri.

Bilamana diperlihatkan kepada mereka dalil-dalil dan mukjizat-mukjizat yang menunjukkan kebenaran Nabi, mereka pun menertawakan dan memperolok-olokkannya serta menuduh Nabi sebagai seorang tukang sihir yang telah memperdaya pikiran mereka dan ingin menjauhkan mereka dari sembahan-sembahan nenek moyang mereka. Mereka juga mengatakan bahwa segala dalil-dalil kenabian yang beliau sampaikan dipandang sebagai permainan sihir.

Mereka mengatakan bahwa semua bukti-bukti kebenaran yang dibawa Nabi itu tidak ada artinya sama sekali. Oleh karena itu, mereka menghindari seruan Nabi dan tetap berpegang kepada agama nenek moyang yang sudah dianut berabad-abad.

(16-17) Allah menunjukkan keingkaran kaum musyrikin terhadap peristiwa-peristiwa pada hari Kiamat. Kejadian-kejadian pada hari Kiamat itu membingungkan akal mereka. Mereka sama sekali tidak dapat mengerti apa yang dikatakan Nabi Muhammad bahwa tulang-belulang yang berserakan dan sudah menjadi tanah dapat dihidupkan kembali. Lebih mengherankan mereka lagi adalah kebangkitan nenek moyang mereka yang sudah lama terkubur dalam bumi, yang tidak ada bekasnya lagi, sehingga dengan demikian nenek moyang mereka itu tidak dapat hidup kembali. Semua ini ditanyakan mereka kepada Nabi saw.

(18-19) Allah memerintahkan Nabi Muhammad agar menjawab pertanyaan mereka secara tegas bahwa benar mereka dan nenek moyangnya akan dibangkitkan kembali sesudah menjadi tanah. Mereka yang ingkar itu menjadi hina di hadapan Allah Yang Mahatinggi. Sebagaimana Allah berfirman:

Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina. (al-Mu’min/40: 60). Dalam Ayat lain Allah berfirman: ? Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. (an-Naml/27: 87)

Terjadinya hari Kiamat sangatlah mudah bagi Allah. Dengan satu teriakan saja yang ditiupkan dari sangkakala manusia akan bangkit dari kubur dan hidup kembali. Pada waktu itu, mereka akan menyaksikan terlaksananya ancaman Allah.

Tafsir Quraish Shihab: Terhadap Ayat-Ayat yang menunjukkan kekuasaan Allah, mereka mengatakan, “Yang kita lihat ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.

Surah As-Saffat Ayat 16
أَءِذَا مِتۡنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَٰمًا أَءِنَّا لَمَبۡعُوثُونَ

Terjemahan: Apakah apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah serta menjadi tulang belulang, apakah benar-benar kami akan dibangkitkan (kembali)?

Tafsir Jalalain: أَءِذَا مِتۡنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَٰمًا أَءِنَّا لَمَبۡعُوثُونَ (Apakah apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah serta menjadi tulang-belulang, apakah benar-benar kami akan dibangkitkan?) lafal A-idzaa dan A-innaa dapat pula dibaca Tas-hil, sehingga bacaannya menjadi Ayidzaa dan Ayinnaa.

Tafsir Ibnu Katsir: أَءِذَا مِتۡنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَٰمًا أَءِنَّا لَمَبۡعُوثُونَ (“Apakah apabila kami telah mati dan menjadi tanah serta menjadi tulang belulang, apakah benar-benar kami akan dibangkitkan [kembali]?”) yaitu mereka menganggap mustahil hal itu dan mendustakannya.

Tafsir Kemenag: Allah menunjukkan keingkaran kaum musyrikin terhadap peristiwa-peristiwa pada hari Kiamat. Kejadian-kejadian pada hari Kiamat itu membingungkan akal mereka. Mereka sama sekali tidak dapat mengerti apa yang dikatakan Nabi Muhammad bahwa tulang-belulang yang berserakan dan sudah menjadi tanah dapat dihidupkan kembali.

Baca Juga:  Surah Al-Maidah Ayat 70-71; Seri Tadabbur Al Qur'an

Lebih mengherankan mereka lagi adalah kebangkitan nenek moyang mereka yang sudah lama terkubur dalam bumi, yang tidak ada bekasnya lagi, sehingga dengan demikian nenek moyang mereka itu tidak dapat hidup kembali. Semua ini ditanyakan mereka kepada Nabi saw.

Tafsir Quraish Shihab: Apakah, apabila kami telah mati dan menjadi tanah serta tulang belulang, kami akan dikeluarkan dari dalam kubur dalam keadaan hidup?

Surah As-Saffat Ayat 17
أَوَءَابَآؤُنَا ٱلۡأَوَّلُونَ

Terjemahan: Dan apakah bapak-bapak kami yang telah terdahulu (akan dibangkitkan pula)”?

Tafsir Jalalain: أَوَءَابَآؤُنَا ٱلۡأَوَّلُونَ (Dan apakah bapak-bapak kami yang telah dahulu) kalau dibaca Au berarti huruf ‘Athaf, jika dibaca Awa, berarti huruf Istifham, Wawu-nya adalah huruf ‘Athaf, sedangkan Ma’thuf ‘Alaihnya adalah Inna dan Isimnya secara Mahall, atau di’athafkan kepada Dhamir yang terkandung di dalam lafal Lamab’uutsuuna, Hamzah Istifham sebagai pemisahnya. Maksudnya, apakah bapak-bapak kami yang telah dahulu akan dibangkitkan pula?.

Tafsir Ibnu Katsir: أَوَءَابَآؤُنَا ٱلۡأَوَّلُونَ (Dan apakah bapak-bapak kami yang telah terdahulu (akan dibangkitkan pula)”?

Tafsir Kemenag: Allah menunjukkan keingkaran kaum musyrikin terhadap peristiwa-peristiwa pada hari Kiamat. Kejadian-kejadian pada hari Kiamat itu membingungkan akal mereka. Mereka sama sekali tidak dapat mengerti apa yang dikatakan Nabi Muhammad bahwa tulang-belulang yang berserakan dan sudah menjadi tanah dapat dihidupkan kembali.

Lebih mengherankan mereka lagi adalah kebangkitan nenek moyang mereka yang sudah lama terkubur dalam bumi, yang tidak ada bekasnya lagi, sehingga dengan demikian nenek moyang mereka itu tidak dapat hidup kembali. Semua ini ditanyakan mereka kepada Nabi saw.

Tafsir Quraish Shihab: Apakah kami akan dihidupkan, dan apakah nenek moyang kami terdahulu yang telah mati dan binasa akan dibangkitkan kembali?”

Surah As-Saffat Ayat 18
قُلۡ نَعَمۡ وَأَنتُمۡ دَٰخِرُونَ

Terjemahan: Katakanlah: “Ya, dan kamu akan terhina”

Tafsir Jalalain: قُلۡ نَعَمۡ (Katakanlah kepada mereka, “Ya) mereka pasti dibangkitkan hidup kembali وَأَنتُمۡ دَٰخِرُونَ (dan kalian akan terhina”) kalian akan menjadi orang-orang yang terhina karenanya.

Tafsir Ibnu Katsir: قُلۡ نَعَمۡ وَأَنتُمۡ دَٰخِرُونَ (“Katakanlah: ‘Ya, dan kamu akan terhina.’”) maksudnya, katakanlah kepada mereka hai Muhammad: “Ya, kalian akan dibangkitkan pada hari kiamat setelah sebelumnya kalian telah menjadi debu dan tulang belulang, sedangkan kalian terhina, yaitu rendah di bawah kekuasaan Yang Mahaagung.” Sebagaimana firman Allah: وَكُلٌّ أَتَوۡهُ دَٰخِرِينَ (“Dan mereka semua datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.”) (an-Naml: 87)

Tafsir Kemenag: Allah memerintahkan Nabi Muhammad agar menjawab pertanyaan mereka secara tegas bahwa benar mereka dan nenek moyangnya akan dibangkitkan kembali sesudah menjadi tanah. Mereka yang ingkar itu menjadi hina di hadapan Allah Yang Mahatinggi. Sebagaimana Allah berfirman:

Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina. (al-Mu’min/40: 60). Dalam Ayat lain Allah berfirman: ? Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. (an-Naml/27: 87)

Terjadinya hari Kiamat sangatlah mudah bagi Allah. Dengan satu teriakan saja yang ditiupkan dari sangkakala manusia akan bangkit dari kubur dan hidup kembali. Pada waktu itu, mereka akan menyaksikan terlaksananya ancaman Allah.

Tafsir Quraish Shihab: Katakanlah, wahai Muhammad, kepada mereka, “Ya, kalian semua akan dibangkitkan dalam keadaan hina dan tunduk.”

Surah As-Saffat Ayat 19
فَإِنَّمَا هِىَ زَجۡرَةٌ وَٰحِدَةٌ فَإِذَا هُمۡ يَنظُرُونَ

Terjemahan: Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka meIihatnya.

Tafsir Jalalain: فَإِنَّمَا هِىَ (Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanyalah dengan) dhamir pada Ayat ini bersifat Mubham, kurang jelas, lalu ditafsirkan oleh Ayat selanjutnya زَجۡرَةٌ وَٰحِدَةٌ (suatu teriakan) atau satu hardikan saja فَإِذَا هُمۡ (maka tiba-tiba mereka) yakni makhluk semuanya, menjadi hidup kembali seraya يَنظُرُونَ (melihat) apa yang dilakukan terhadap diri mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: فَإِنَّمَا هِىَ زَجۡرَةٌ وَٰحِدَةٌ فَإِذَا هُمۡ يَنظُرُونَ (“Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya suatu teriakan saja, maka tiba-tiba mereka melihatnya.”) yaitu hanya dengan satu perintah dari Allah yang menyeru mereka dengan satu seruan agar mereka keluar dari bumi. Maka, tiba-tiba mereka berdiri di hadapan-Nya, memandang peristiwa dahsyat hari kiamat. wallaaHu a’lam.

Tafsir Kemenag: Allah memerintahkan Nabi Muhammad agar menjawab pertanyaan mereka secara tegas bahwa benar mereka dan nenek moyangnya akan dibangkitkan kembali sesudah menjadi tanah. Mereka yang ingkar itu menjadi hina di hadapan Allah Yang Mahatinggi. Sebagaimana Allah berfirman:

Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina. (al-Mu’min/40: 60)

Dalam Ayat lain Allah berfirman: ? Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. (an-Naml/27: 87)

Terjadinya hari Kiamat sangatlah mudah bagi Allah. Dengan satu teriakan saja yang ditiupkan dari sangkakala manusia akan bangkit dari kubur dan hidup kembali. Pada waktu itu, mereka akan menyaksikan terlaksananya ancaman Allah.

Tafsir Quraish Shihab: Kebangkitan itu terjadi dengan satu teriakan saja. Seketika mereka hidup kembali, menunggu apa yang telah dijanjikan kepada mereka.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah As-Saffat Ayat 11-19 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S