Surah Maryam Ayat 38-40; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Maryam Ayat 38-40

Pecihitam.org – Kandungan Surah Maryam Ayat 38-40 ini, Allah menghibur Nabi Muhammad, meminta Nabi untuk tidak bersedih hati karena kaum musyrik tidak mau beriman dan selalu mendustakannya. Karena mereka kelak akan kembali kepada Allah dan akan dibalas kekafiran mereka dengan balasan yang setimpal karena Kamilah Yang Mahakuasa. Kamilah yang mewarisi bumi dan segala isinya pada hari Kiamat nanti.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Maryam Ayat 38-40

Surah Maryam Ayat 38
أَسْمِعْ بِهِمْ وَأَبْصِرْ يَوْمَ يَأْتُونَنَا لَكِنِ الظَّالِمُونَ الْيَوْمَ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ

Terjemahan: Alangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada Kami. Tetapi orang-orang yang zalim pada hari ini (di dunia) berada dalam kesesatan yang nyata.

Tafsir Jalalain: أَسْمِعْ بِهِمْ وَأَبْصِ (Alangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka) kedua lafal ini merupakan Shighat atau ungkapan rasa takjub, maknanya sama dengan lafal Ma Asma’ahum dan Ma Absharahum يَوْمَ يَأْتُونَنَا (pada hari mereka datang kepada Kami) di akhirat kelak.

لَكِنِ الظَّالِمُونَ (Tetapi orang-orang yang zalim) menurut ungkapan meletakkan isim Zhahir pada tempat isim Mudhmar’ الْيَوْمَ (pada hari ini) yakni di dunia فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ (berada dalam kesesatan yang nyata) nyata kesesatannya, disebabkan mereka tuli tidak mau mendengarkan perkara yang hak, dan mereka buta tidak mau melihat yang benar.

Maksudnya, hai orang yang diajak bicara sepatutnya kamu merasa takjub dan heran terhadap pendengaran dan penglihatan mereka di akhirat, sesudah di dunia mereka tuli dan buta.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman mengabarkan tentang orang-orang kafir pada hari Kiamat di mana mereka dalam kondisi (mempunyai) pendengaran yang sangat terang (kuat) dan penglihatan mereka yang sangat tajam sebagaimana firman Allah:

“Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Rabbnya, (mereka berkata): Ya Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, “ dan ayat seterusnya (QS. As-Sajdah: 12).

Yaitu, mereka berkata di saat hal tersebut tidak memberi manfaat sedikit pun kepada mereka. Seandainya ini didapat sebelum ditimpakan adzab, niscaya hal itu akan bermanfaat bagi mereka dan menyelamatkan mereka dari adzab Allah.

Untuk itu Dia berfirman: أَسْمِعْ بِهِمْ وَأَبْصِرْ yaitu alangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka. يَوْمَ يَأْتُونَنَا (“Pada hari mereka datang kepada Kami,”) yaitu hari Kiamat.

لَكِنِ الظَّالِمُونَ الْيَوْمَ (“Akan tetapi orang-orang yang dhalim pada hari ini,”) yaitu di dunia. فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ (“Berada dalam kesesatan yang nyata, “) yaitu mereka tidak mendengar, tidak melihat dan tidak memikirkan. Di saat mereka dituntut hidayah, mereka tidak mau mengambil hidayah. Dan mereka mau taat di saat hal itu tidak lagi bermanfaat bagi mereka.ِ)

Baca Juga:  Surah Ar-Ra'd Ayat 1; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Kemenag: Pada hari kiamat nanti orang-orang kafir itu karena memikirkan nasib mereka yang malang telinganya menjadi sangat peka dan peng-lihatannya sangat tajam apa saja yang terjadi segera menjadi perhatian mereka.

Maka Allah lalu berfirman, “Alangkah pekanya telinga mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka di kala mereka menghadap Kami. Padahal mereka di dunia seakan-akan tuli tidak dapat mendengarkan petunjuk yang di bawa Nabi, dan seakan-akan buta tidak dapat melihat kebenaran dan mukjizat yang diberikan kepada para rasul. Mereka tidak melihat atau merasakan kekuasaan Allah yang tampak dengan nyata di alam semesta.”

Seandainya mereka semasa di dunia mempergunakan pendengaran dan penglihatan seperti keadaan mereka di akhirat itu tentulah mereka tidak akan tetap dalam kekafiran, mereka akan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Tetapi tidak ada gunanya lagi telinga yang peka dan mata yang tajam pada waktu itu, karena nasib mereka sudah ditentukan dan pastilah mereka masuk neraka.

Mereka pada waktu itu merasa sangat menyesal dan berangan-angan agar mereka dapat dikembalikan ke dunia untuk memperbaiki kesalahan dan kedurhakaan mereka, tetapi apa hendak dikata nasi telah menjadi bubur. Angan-angan kosong itu tidak akan terkabul karena mereka akan dibelenggu, dirantai, dan dimasukkan ke neraka sebagaimana tersebut dalam firman Allah:

(Allah berfirman), “Tangkaplah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya.” Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya dialah orang yang tidak beriman kepada Allah Yang Mahabesar. (al-haqqah/69: 30-33)

Demikianlah nasib mereka di akhirat nanti karena mereka adalah orang-orang yang benar-benar telah sesat dari jalan yang lurus.

Surah Maryam Ayat 39
وَأَنذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ إِذْ قُضِيَ الْأَمْرُ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ وَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ

Terjemahan: Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman.

Tafsir Jalalain: وَأَنذِرْهُمْ (Dan berilah mereka peringatan) takut-takutilah hai Muhammad, orang-orang kafir Mekah itu يَوْمَ الْحَسْرَةِ (tentang hari penyesalan) yaitu hari kiamat sewaktu orang yang berbuat jahat merasa menyesal sekali karena tidak mau berbuat kebaikan di dunia

Baca Juga:  Surah Maryam Ayat 96-98; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

إِذْ قُضِيَ الْأَمْرُ (yaitu ketika segala perkara telah diputus) bagi mereka di hari kiamat, yaitu mereka harus menerima azab وَهُمْ (Dan mereka) di dunia فِي غَفْلَةٍ (dalam kelalaian) tentang hari penyesalan itu وَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (dan mereka tidak pula beriman) kepada adanya hari penyesalan itu.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman: وَأَنذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ (“Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan,”) yaitu berilah peringatan kepada semua makhluk tentang hari penyesalan. إِذْ قُضِيَ الْأَمْرُ (“Ketika segala perkara telah diputus,”) yaitu telah diputuskan antara penghuni surga dan penghuni neraka. Setiap yang menuju ke tempatnya, telah menjadi kekal di dalamnya.

وَهُمْ (“Dan mereka,”) yaitu pada hari ini, فِي غَفْلَةٍ (“Dalam kelalaian”) dari apa yang diperintahkan kepada mereka tentang hari kerugian dan penyesalan, وَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (“Dan mereka tidak pula beriman”) yaitu tidak membenarkannya.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar dia memberi peringatan kepada manusia khususnya kaum musyrik Mekah tentang hari Kiamat mereka mati dalam keadaan kafir, orang-orang kafir akan menyesali diri mereka karena tidak mau beriman dan selalu berusaha menegakkan yang batil semasa hidup di dunia.

Para mukmin dibawa ke surga dan orang-orang kafir digiring ke neraka. Kepada kedua golongan ini diberitahukan bahwa masing-masing mereka tidak akan keluar selama-lamanya dari tempat yang telah disediakan bagi mereka, dan mereka tidak akan mengalami kematian selama-lamanya.

Diriwayatkan dalam sebuah hadis dari Abu Sa`id, Rasulullah saw bersabda, “Pada waktu itu dibawalah “kematian” berbentuk seekor biri-biri yang bagus rupanya, lalu datang orang yang menyerukan, Hai penghuni surga! Lalu mereka tertegun memperhatikan.

Maka penyeru itu bertanya, “Tahukah kamu apa ini?” Mereka menjawab, Ya, itu adalah “Kematian.” Semua mereka melihatnya. Kemudian penyeru yang lain berseru pula. Hai penghuni neraka! Tahukah kamu apakah ini? Mereka menjawab, ya! Itu adalah “kematian.”

Mereka melihatnya pula. Maka “kematian” yang berbentuk biri-biri itu disembelihkan di antara surga dan neraka, lalu penyeru itu berkata, “Hai penghuni surga kamu kekal di dalam surga dan kamu tidak akan mengalami kematian lagi.

Hai penghuni neraka, kamu kekal di dalam neraka dan tidak akan mengalami kematian lagi.” Kemudian Rasulullah membacakan ayat ini. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)

Baca Juga:  Surah Maryam Ayat 34-37; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Ketika itu sadarlah orang-orang kafir akan keteledoran mereka dan mereka menyesal mengapa mereka di dunia dahulu mengingkari hari ke-bangkitan, mengapa mereka tidak mau memikirkan ajakan dan petunjuk ke jalan yang benar, tetapi sesalan itu tidak berguna lagi.

Surah Maryam Ayat 36
إِنَّا نَحْنُ نَرِثُ الْأَرْضَ وَمَنْ عَلَيْهَا وَإِلَيْنَا يُرْجَعُونَ

Terjemahan: Sesungguhnya Kami mewarisi bumi dan semua orang-orang yang ada di atasnya, dan hanya kepada Kamilah mereka dikembalikan.

Tafsir Jalalain: ِنَّا نَحْنُ (Sesungguhnya Kami) lafal Nahnu berfungsi sebagai Taukid atau kata pengukuh نَرِثُ الْأَرْضَ وَمَنْ عَلَيْهَا (mewarisi bumi dan semua orang-orang yang ada di dalamnya) baik yang berakal maupun yang lainnya, yaitu dengan membinasakan mereka وَإِلَيْنَا يُرْجَعُونَ (dan hanya kepada Kamilah mereka dikembalikan) pada hari kiamat untuk menerima pembalasan.

Tafsir Ibnu katsir: Firman-Nya: إِنَّا نَحْنُ نَرِثُ الْأَرْضَ وَمَنْ عَلَيْهَا وَإِلَيْنَا يُرْجَعُونَ (“Sesungguhnya Kami mewarisi bumi dan semua orang-orang yang ada di atasnya, dan hanya kepada Kamilah mereka dikembalikan,”) Allah mengabarkan bahwa Dia adalah Pencipta, Pemilik dan Pengatur, semua ciptaan-Nya itu akan binasa, sedangkan Dia, Allah yang Mahasuci akan tetap kekal.

Tidak ada seseorang yang berhak mengaku bahwa dirinya pemilik dan pengatur. Akan tetapi, Dia adalah Pewaris seluruh makhluk-Nya, kekal setelah (kehancuran) mereka, dan Mahabijaksana terhadap mereka. Tidak ada satu jiwa pun yang dizhalimi-Nya, tidak satu sayap nyamuk atau sebiji dzarrah pun.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini Allah menghibur Nabi Muhammad, meminta Nabi untuk tidak bersedih hati karena kaum musyrik tidak mau beriman dan selalu mendustakannya. Karena mereka kelak akan kembali kepada Allah dan akan dibalas kekafiran mereka dengan balasan yang setimpal karena Kamilah Yang Mahakuasa. Kamilah yang mewarisi bumi dan segala isinya pada hari Kiamat nanti.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Maryam Ayat 38-40 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Kemenag. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S